Tekan Kenakalan Remaja Pemkab Sinergikan Pendidikan Formal dan Non Formal

Bupati Bondowoso saat memberi bantuan dan menyampaikan gagasannya untuk mensinergikan pendidikan Formal non Formal demi menjaga akhlak anak. (Samsul Tahar/bhirawa)

Bupati Bondowoso saat memberi bantuan dan menyampaikan gagasannya untuk mensinergikan pendidikan Formal non Formal demi menjaga akhlak anak. (Samsul Tahar/bhirawa)

Bondowoso, Bhirawa
Pemkab Bondowoso akan mensinergikan antara sistem pendidikan disekolah (formal) dengan sistem pendidikan yang ada di musolla (non formal). Hal tersebut diungkapkan oleh Bupati Bondowoso, H Amin Said Husni, dalam acara Safari Ramadan di Masjid Istiqomah Desa Karanganyar Kecamatan Tegalampel Kabupaten Bondowoso, Sabtu (11/6) malam.
Sinergitas tersebut menurut bupati sangat penting. Hal ini dikarenakan banyaknya paham radikal yang masuk melalui dunia pendidikan. Jika hal ini dibiarkan, kata bupati, akan menjadi bumerang. Dari hal itulah, Pemkab Bondowoso berharap kepada guru-guru ngaji agar bisa mendidik generasi penerus bangsa.
“Saat ini Pemkab Bondowoso berusaha menghidupkan lembaga-lembaga pendidikan seperti pondok pesantren dan guru ngaji. Saya secara pribadi ingin menitipkan anak-anak kita agar diajari dasar-dasar agama yang benar, supaya mendapat pondasi yang kokoh dalam membentengi masuknya paham radikal,” papar bupati.
Dalam waktu dekat Pemkab Bondowoso berencana akan membuat regulasi yang mengatur agar anak-anak yang mengenyam pendidikan formal (SD/SMP/SMA) agar juga mengaji di musolla-musolla. Bupati menjelaskan, formatnya hampir sama dengan kewajiban anak didik yang meminta tandatangan kepada imam sholat tarawih pada bulan Ramadan.
“Nanti, anak juga harus minta tandatangan kepada guru ngajinya setiap hari. Jadi anak-anak nantinya tidak keluyuran, tidak nonton TV. Anak-anak lebih terkontrol sehingga antara guru ngaji dan guru disekolah ada sinergi,” ujar bupati.
Selain itu, rencana regulasi tersebut merupakan salah satu bagian dari program pendidikan 24 jam yang dicanangkan oleh Pemkab Bondowoso. Jadi pendidikan tidak hanya dilakukan di sekolah, tetapi juga di rumah. “Di rumah itu gurunya orangtua, kalau di sekolah gurunya itu guru disekolah yang bersangkutan. Sedangkan di masyarakat gurunya itu guru ngajinya tadi atau ustadz nya,” tutur bupati.
Dari rencana itulah bupati berharap anak-anak bisa terbina dengan baik. Bupati juga meminta peran serta orangtua dalam mensukseskan program yang sedang digodok Pemkab Bondowoso tersebut. “Saya titip kepada orangtua untuk juga menjaga putra-putrinya. Putra-putri bapak/ibu sekalian jangan hanya diberi makan secara fisik. Tetapi makanan batin juga penting,” pungkasnya. [har]

Tags: