Tekan Laka Lantas, Polrestabes Surabaya Kampanyekan Program Smart Riding

Peluncuran-program-Smart-Riding-2017-Polrestabes-Surabaya-oleh-Kapolrestabes-Surabaya-Kombes-Pol-Mohammad-Iqbal.-[abednego/bhirawa]

(Rubah Mindset Kecelakaan Bukanlah Karena Takdir)
Polrestabes Surabaya, Bhirawa
Masyarakat umum sering menyebut kecelakaan lalu lintas (laka lanta) disebabkan karena takdir dan musibah dari Tuhan. Melalui program Smart Riding 2017, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Mohammad Iqbal ingin merubah mindset atau pola pikir masyarakat dan member edukasi tentang tata tertib maupun aturan berlalu lintas dengan baik dan benar.
Bertempat di Taman Bungkul Surabaya, Minggu (12/2), launching program Smart Riding 2017 Polrestabes Surabaya ini bekerjasama dengan Pemerintah kota (Pemkot) Surabaya dan dihadiri unsur Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya, Ditlantas Polda Jatim, Satpol PP Kota Surabaya dan ratusan penggunjung Car Free Day (CFD).
“Kita tidak bisa mengatakan kecelakaan lalu lintas sebagai takdir. Mari kita simpan di dalam mindset bahwa kecelakaan itu bukan takdir, melainkan karena kelalaian. Dengan program Smart Riding 2017, tujuannya Cuma satu, yakni menekan angka kecelakaan di Kota Surabaya,” kata Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Mohammad Iqbal usai launching program Smart Riding, Minggu (12/2).
Selain itu, lanjut Iqbal, program yang menitikberatkan pada Surabaya patuh berlalu lintas ini, adalah penguatan edukasi terkait aturan-aturan lalu lintas. Iqbal mengakui jika angka laka lantas di Surabaya tahun 2016 bisa ditekan dan turun dibandingkan 2015. Tapi hal itu tidak terlalu signifikan, dan tahun 2017 bisa ditekan seminimal mungkin angka laka lantas di Surabaya.
“Kalau di Surabaya angka kecelakaan tidak menentu. Tapi setiap sebulannya paling banyak 15 korban meninggal dunia. Bayangkan kalau dikalikan satu tahun, sebanyak 185 orang meninggal dunia secara sia-sia karena kecelakaan. Kita tidak ingin seperti itu,” ungkapnya.
Sayangnya, sambung Iqbal, angka kecelakaan secara nasional masih tinggi. Asumsinya setiap harinya ada 5 korban meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas. Itu berarti setidaknya ada 150 orang meninggal setiap bulannya, dan ada 1.800 orang meninggal setiap tahunnya. Melihat jumlah itu, berapa dahsyat efek domino kecelakaan yang ditimbulkan.
“Itu adalah asumsi. Angka sebenarnya kecelakaan lalu lintas tahun 2016 mendekati 3.000 korban meninggal dunia,” jelas Iqbal.
Lulusan Akpol 1991 ini berharap, program Smart Riding dapat diaplikasikan secara baik di lapangan. Pihaknya tak ingin program ini seperti ibarat lampu petromaks, yang awalnya bersinar terang kemudian meredup apabila minyak gasnya (tidak diaplikasikan, red) habis. Kongkretnya, lanjut Iqbal, dirinya akan memberikan reward (penghargaan) kepada pengendara yang tertib lalu lintas dan dipilih secara tiba-tiba.
Sebaliknya, kalau ditemukan pengendara yang tidak mematuhi maupun tertib lalu lintas, Iqbal memerintahkan jajarannya untuk melakukan punishment (hukuman) kepada si pengendara tersebut.
“Konkretnya kita akan datang ke sekolah-sekolah, ke kampong-kampung untuk melaksanakan sosialisasi dan mengajak masyarakat untuk tertib lalu lintas. Akan ada award dan reward bagi yang mematuhi lalu lintas. Kalau yang melanggar, tentu kita beri punishment,” pungkasnya. [bed]

Tags: