Tekan Urbanisasi Usai Lebaran, Pemkot Surabaya Siapkan Pola

imagesSurabaya, Bhirawa
Fenomena mudik Lebaran kerap disertai arus urbanisasi penduduk dari desa ke kota terutama masyarakat yang datang ke Surabaya. Pemerintah terus melakukan langkah-langkah antisipasi untuk mencegah atau mengurangi arus urbanisasi.
Bahkan hampir setiap tahun selalu terjadi penambahan penduduk yang cukup tinggi. Biasanya arus urbanisasi besar-besaran terjadi ketika momen Lebaran telah usai. Banyak warga pendatang yang menganggap dirinya sukses di perantauan mengajak sanak-saudaranya untuk bersama-sama mengais rizki di kota besar.
Kasatpol PP Kota Surabaya, Irvan Widyanto mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya masih mempersiapkan langkah antisipatif agar urbanisasi bisa terkontrol. Dan beberapa himbauan termasuk yustisi juga dipersiapkan pola-polanya.
” Ini masih kita diskusikan untuk pola penanganannya. Saya masih minta petunjuk sama Sekda terkait sistematisnya,” katanya ketika dikonfirmasi Bhirawa, Selasa (15/7).
Ia menambahkan, karena dilihat dari tahun-tahun kemarin urbanisasi di kota metropolitan ini cukup tinggi. Maka dari itu juga melibatkan SKPD-SKPD terkait, seperti Dispendukcapil, Dinsos, Bapemas, serta dari pihak Kecamatan-Kecamatan.
” Kita masih mencari formulasinya agar penanganan ini bisa berjalan dengan baik. Salah satunya yustisi ke berbagai titik yang dinilai banyak kost-kostannya, selain itu Homestay juga akan kita perhatikan,” paparnya.
Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Surabaya Suharto Wardoyo juga mengatakan, seperti pada tahun-tahun sebelumnya, momen Hari Raya Idul Fitri sudah menjadi tradisi bagi kaum urban untuk datang ke Kota besar seperti Surabaya.
Menurut dia, total jumlah pemegang Kartu Ijin Penduduk Sementara (Kipem) sampai 10 Juli 2014 mencapai 21.818 jiwa di seluruh Surabaya. Sehingga jumlah penduduk tiap tahun terus meningkat tajam angka pertumbuhan penduduk.
Ia mengatakan sebagian besar para pendatang menetap di Surabaya dengan berbagai tujuan antara lain karena pekerjaan baru, kepentingan sekolah hingga pertimbangan agar anak-anaknya mendapat jatah bersekolah di Surabaya.
” Datangnya kaum urban ini, selain pekerjaan, pendidikan, ada juga yang menyekolahkan anaknya di Surabaya. selain itu mutasi di dunia kerjanya,” terang Anang sapaan akrab Suharto Wardoyo ketika dikonfirmasi.
Sementara, Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Kependudukan (Disnakertransduk) Jatim, Dr H Edi Purwinarto mengatakan, pengontrolan memang masih dilakukan masing-masing kabupaten/kota. “Cara efektif yaitu melalui lini terbawah yaitu  RT/RW. Jika diserahkan pemerintah daerah maka masih dikatakan belum efektif,” katanya.
Saat ini, lanjutnya, Jatim masih mempercayai data yang dilansir BPS , yaitu jumlah penduduk sebanyak 38 juta jiwa. Hal ini menilik adanya kabar salah satu partai mengungkapkan jumlah penduduk di Jatim kini mencapai 40 juta lebih jiwa.[geh.rac)

Keterangan Foto : Kasatpol PP Kota Surabaya, Irvan Widyanto

Tags: