Tekankan Unsur Daur Ulang dan Difabel dalam Media Pembelajaran

Empat Mahasiswa FKIP Universitas Muhammadiyah menunjukkan cara bermain luper (telur perkalian) yang dibuat dari bahan-bahan daur ulang. Media pembelajaran inovatif ini juga menjadi juara I dalam lomba media pembelajaran yang diselenggarakan FKIP UMSurabaya.

Inovatif, Permudah Proses Pembelajaran
Surabaya, Bhirawa
Konsisten sebagai kampus ramah disabilatas, UMSurabaya berupaya membuat berbagai program yang mempermudah penyadang disabilitas untuk memperoleh hak-hak yang sama. Salah satunya melalui media pembelajaran.
Oleh Dewi Herawati dan M Amirul Latif itu diwujudkan dengan membuat Squzzle bagi tuna netra. Yakni sebuah media pembelajaran yang difungsikan untuk memahami bangun datar yang diperuntukkan bagi tuna netra kelas VII SMP. Diungkapkan anggota tim Dewi Herawati, dalam satu media pembelajaran, para siswa penyandang tuna netra akan difokuskan pada beberapa materi yang terkait bangun datar. Seperti, memahami konsep segi empat, mengenal bangun datar dan meraba bangun datar dan menghitung luas bangun datar.
“Syarat media pembelajaran untuk tuna netra ada dua, yaitu bisa diraba dan kedua memuat huruf brailler di setiap sudut ini alasan kita untuk membuat puzzle squzzle ini,” ungkap dia.
Dewi juga menjelaskan, ada empat jenis bangun datar yang termuat dalam media pembelajaran. yaitu, segitiga, trapesium, jajar genjang dan persegi panjang.
“Kita buat bentuk utama ini dari segitiga sehingga bisa dibentuk untuk bangun datar yang lainnya,” imbuh dia.
Untuk cara bermain, M Amirul Latif menambahkan jika siswa bisa mengenal jenis bangun datar dengan meraba. Setelah mengetahui jenis bangun datar, siswa akan memasukkan potongan bangun datar ke dalam puzzle.
“Kalau mereka sudah tahu bentuk bangun datar, siswa akan menghitung luas bangun yang ditanyankan dengan menggunakan dua opsi pilihan,” jelas mahasiswa Pendidikan Matematika semester 7 ini.
Yang pertama, lanjut Amirul, siswa bisa langsung memasukkan lubang-lubang yang dibuat dalam bangun datar sebagai bentuk brailer ke dalam rumus matematika bangun datar yang dimaksud. Sementara pilihan kedua, siswa bisa langsung menghitung jumlah lubang yang dimiliki masing-masing bangun datar.
“Misal ini, pada bangun jajar genjang ada 12 titik padab alasnya ini berarti 12 cm. begitupun tingginya ada 8 titik yang berarti 8 cm bisa langsung dimasukkan dalam rrumusnya,” jelas dia.
Menurut Amirul, salah satu dibuatnya media pembelajaran bangun datar karena pihaknya menemukan permasalahan jika siswa tuna netra kesulitan dalam menyelesaikan materi tersebut. “Dari hasil penelitian kami, bagi tuna netra bangun datar ini masih abstrak. Mereka punya media pembelajaran tapi harganya memang cukup mahal. Tidak cukup untuk mencakupi semua siswa,”
Maka dari itu, pihakya membuat media pembelajaran berbahan kayu bekas yang laik digunakan yang menghabiskan biaya 150 hingga 200 ribu dalam sekali pembuatan media pembelajaran.
“Karena ini menggunakan barang bekas jadi tidak terlalu besar biayanya,” pungkas dia.
Sementara itu, media pembelajaran inovatif juga diwujudkan untuk mempermudah siswa dalam penyelesaian operasi hitung, perkalian dan penjumlahan. Media yang dinamakan Luper (Terlu Perkalian) ini didesain menyerupai peternakan ayam yang terlihat seperti table perkalian.
Inovasi pembelajaran tersebut, dibuat oleh Salsabila Faidah, Andista Mayangsurya, Andrieany Setyawati dan Zul Hanifah Suwarno.
“Media ini tebuat dari limbah plastic, botol bekas dan pipa. Ayamnya terbuat dari botol bekas yang dicat kuning. Kemudian pada bagian tutup botol; dijadikan kepala ayam yang dihias dengan berbagai ekspresi ayam,” jelas Andista Mayangsurya.
Kemudian, tambah dia, ayam akan disusun memenuhi kandang berbentuk persegi. Dalam kandang tersebut juga ditandai angka dari 1 hingga 10 layaknya perkalian tabel.
“Setiap ayam di bawahnya terdapat telur. Ketika salah satu ayam ditekan maka telur akan jatuh yang memuat angka perkalian dan penjumlahan,” imbuhnya.
Di mana, sambung dia, pada kedua sisi telur di tandai dengan dua warna yang berbeda. Warna biru untuk hasil penjumlahan dan warna merah untuk hasil perkalian.
Rencananya media pembelajaran tersebut akan disosialisasikan dua bulan lagi ke sekolah terdekat untuk siswa kelas 3 dan 4.

Upaya Mendorong Calon Guru Inovatif dan Kreatif
Inovasi media pembelajaran terus dilakukan UMSurabaya untuk mempermudah siswa dalam memahami materi. Tidak hanya bagi siswa regular, media pembelajaran yang dibuatpun bisa digunakan bagi penyandang anak berkebutuhan khusus (ABK). Terutama dalam pemnahasan matematika.
Diungkapkan Sekretaris Program Studi (Prodi) Pendidikan Matematika UMSurabaya, Ahmad Hidayat, inovasi media pembelajaran yang dibuat siswa sudah berlangsung sejak tiga tahun yang lalu. Studi kasus yang digunakan setiap tahunnya pun berbeda-beda.
“Studi kasus tahun ini kita gunakan barang-barang daur dan penyandang difabel,”ungkap dia.
Dari dua studi kasus ini, lanjut dia, calon guru harus kreatif untuk memvisualisasikan teori matematika dalam bentuk media pembelajaran, yang mudah dipahami para siswa. Terlebih, dunia pendidikan saat ini, terutama seorang guru dituntut untuk memiliki sisi kreatif dan inovatif untuk mengembangkan model pembelajaran yang diajarkan.
“Dengan media pembelajaran ini mereka (siswa) bisa paham dengan materi yang disampaikan,”tuturnya
Di samping itu, sambungnya, bahan-abahan media pembelajaran menggunakan barang bekas. Seperti pemanfaatan botol plastic bekas, triplek bekas, kayu bekas dan sebagainya.
“Pemanfaatn daur ulang ini juga berpengaruh untuk mengurangi sampah plastic dan barang-barang tak terpakai,” kata dia.
Dosen Pendidikan Matematika ini juga mengatakan, ke depan, pihaknya akan menerapkan media pembelajaran di beberapa sekolah. misalnya, untuk media pembelajaran sebagi siswa regular akan diserahkan di sekolah daerah pesisir, sebagai bentuk pengabdian masyarakat.
“Kita abdikan media pembelajaran ini disekolah pesisir pantai. Terutama untuk anak-anak tidak mampu. Mereka harus tahu, bahwasanya sekalipun mereka terbatas ekonominya merkea juga punya hak untuk memperoleh pendidikan,” jelas dia.
Selain itu, tambah dia, untuk media pembelajaran bagi difabel juga akan di serahkan ke sekolah luar biasa, khususnya bagi anak dengan tuna netra.
“Sebagai kampus yang memang ramah difabel, program-program maupun karya kami hampir seluruhnya terintegrasi untuk teman-teman difabel. Peduli difabel juga bagian dari mendukung program univertas,” papar dia. [ina]

Tags: