Teknologi Kementan Selamatkan 7,3 Juta Ton Gabah Kering

Dirjen PSP Kementan RI, Pending Didi Permana bersama Bupati Pasuruan, HM Irsyad Yusuf disela-sela panen raya jagung hibrida di Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan, Selasa (9/5). [Hilmi Husain]

Pasuruan, Bhirawa
Kementerian Pertanian (Kementan) berhasil menyelamatkan 7,3 juta ton gabah kering panen, selama masa tanam sepanjang 2016 hingga April lalu. Penyelamatan itu berkat teknologi pemanenan Kementan.
“Setiap tahunnya, hasil panen petani di Indonesia terbuang sebesar 10,43 persen atau setara 7,3 juta ton gabah kering panen. Angka itu membuat biaya produksi petani di Indonesia menjadi tinggi. Makanya, dengan teknologi pemanenan yang diterapkan Kementan RI, angka itu bisa diselamatkan dan tinggal 0,98 persen saja,” ujar Pending Didi Permana, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kemantan disela-sela panen raya jagung hibrida di Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan, Selasa (9/5).
Selama ini, lanjut Pending, petani Indonesia kurang memperhatikan penanganan panen. Hal itu berimbas pada hasil yang terbuang sangat besar. Padahal dengan penerapan teknologi panen yang bagus dan ditunjang peralatan yang memadai, membuat Indonesia terbebas dari import beras.
“Memang, peralatan memang penting dan selama 2 tahun terakhir, pemerintah telah memberikan bantuan peralatan pertanian, sekitar 180.000 unit. Disisi lainnya, harus dibarengi edukasi kepada petani untuk bisa menguasai dan menerapkan teknologi dengan baik. Hal inilah tak lain menuju modernisasi pertanian,” kata Pending Didi Permana.
Saat ini, berbicara terkait jagung, import sebesar 3,6 juta ton/tahun itu telah berhasil ditekan oleh pemerintah dengan penuruan sebanyak 66-70 persen, melalui penerapan teknologi pertanian. Untuk akhir 2016 lalu, angka import jagung tinggal 900.000 ton.
“Hasilnya sangat baik dengan menggunakan teknologi pertanian ini. Lebih-lebih hasil panen jagung hibrida mengalami hampir dua kali lipat. Sebelumnya hanya menghasilkan 6 hingga 7 ton/hektar, saat ini jadi 14 hingga 15 ton/hektar atau setara 8,8 ton/hektar untuk pipilan,” tandas Pending Didi Permana.
Bupati Pasuruan, HM Irsyad Yusuf mengungkapkan luasan lahan pertanian di Kabupaten Pasuruan mencapai 42.000 hektar dengan total produktifitas sebesar 277.192 ton/tahun.
Demi meraih hasil yang maksimal, Pemkab Pasuruan terus mengembangkan teknologi pertanian. Baik melalui penataan jaringan irigasi yang lebih bagus, bantuan peralatan, hingga pemberian benih jagung hibrida.
Termasuk pula, penanaman jagung dengan benih jagung hibrida menggunakan alat tanam yang bisa membuat pertumbuhan jagung lebih rancak dengan hasil yang lebih bagus.
“Potensi lahan di Kabupaten Pasuruan masih sangat besar untuk meningkatkan produksi jagung. Untuk itu, kami sebarkan bantuan benih jagung hibrida untuk lahan seluas 6.500 hektare yang sebagian besar di tempatkan di wilayah timur Pasuruan,” jelas HM Irsyad Yusuf. [hil]

Tags: