Telemedis Hanya Dibutuhkan di Wilayah Terpencil

Kepala Seksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga Dinkes Provinsi Jatim Muhammad Arif Zaidi (kanan), Dewan Akreditasi PERSI Jatim & Diektur Siloam Hospitals Surabaya Maria Magdalena Padmidewi Widjanarko, Senior VP & General Manager Philips Health System ASEAN & Pacific Diederik Zeven pada Forum Diskusi Philips Indonesia, Jumat (16/11). [trie diana/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Untuk menjawab kebutuhan layanan kesehatan secara cepat khususnya di daerah-daerah terpencil, teknologi Telemedis sangat dibutuhkan. Selain biaya jauh lebih murah, juga bisa mengatasi adanya keterbatasan SDM.
Kepala Seksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga Dinas Kesehatan Provinsi Jatim Arif Zaidi menjelaskan telemedis sebenarnya hanya dibutuhkan untuk daerah-daerah yang sangat terpencil, di mana mulai dari sarana komunikasi, transportasi maupun SDM nya yang terbatas.
“Untuk di Jatim kawasan daerah terpencil tergolong tidak ada, mungkin masih belum tapi dalam artian bukan tidak membutuhkan. Akan tetapi ada beberapa daerah yang perlu Telemedis seperti Kabupaten Sumenep yang memiliki beberapa kepulauan yang jangkauannya agak berjauhan sehingga Telemedis bisa dipergunakan,” ujarnya dalam Forum Diskusi Philips Indonesia, Jumat (16/11).
Sedangkan secara umum Telemedis bisa dibutuhkan seperti di Indonesia Bagian Timur, Papua yang antar kabupatennya saja kalau naik pesawat butuh dana sekian juta. “Dengan dukungan pemerintah pusat, kami akan kembangkan Telemedis untuk mempercepat layanan kesehatan,” pungkasnya.
Untuk itu Philips telah menerapkan beberapa solusi Telemedis di Indonesia dengan menghadirkan Lumify, yakni solusi ultrasound dengan perangkat pintar berbasis aplikasi sejak Desember 2017.
Senior VP & General Manager Philips Health System ASEAN & Pacific Diederik Zeven mengungkapkan pendekatan layanan kesehatan digital ultrasound ini menghubungkan perangkat pintar kompatibel yang tersedia luas di pasaran, aplikasi mobile, teknologi transduser ultrasound mutakhir, layanan TI dan dukungan terpadu untuk membantu penyedia layanan kesehatan meningkatkan layanan perawatan pasien sekaligus menekan biaya.
“Telemedis mampu menjangkau banyak pasien dan mampu menekan biaya kesehatan terutama di wilayah terpencil,” ujarnya.
Diederik menambahkan dengan mengimplementasikan Mobile Obstetrics Monitoring (MOM) solution, layanan kesehatan terukur berbasis digital yang dirancang untuk mengidentifikasi kehamilan berisiko demi membantu menekan angka kematian ibu, sejalan dengan tujuanSustainable Development Goals (SDGs).
Dalam MOM, bidan di daerah terpencil dapat memasukkan data-data pemeriksaan ibu hamil termasuk citra pemeriksaan ultrasonografi, ke aplikasi berbasis Android yang kemudian akan masuk ke server. Kemudian, dokter spesialis kebidanan yang bekerjasama dalam program ini dapat mengakses data-data tersebut untuk memberikan arahan dan diagnosa ketika ditemukan adanya potensi risiko sehingga bisa mencegah komplikasi.
“Sejauh ini, implementasi MOM telah diterapkan di beberapa daerah terpencil di Sumatera Barat, Jayapura dan Sulawesi Utara,” terangnya.
Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat untuk layanan kesehatan melalui teknologi dan inovasi dibutuhkan kerjasama semua pihak, baik pemerintah maupun swasta. [riq]

Tags: