Teliti Fenomena Lakalantas di Surabaya, Dosen ITS Raih Gelar Doktor

6-why-atasSurabaya, Bhirawa
Penetapan daerah/zonasi larangan bagi sepeda motor mungkin perlu dipertimbangkan untuk diterapkan di Kota Surabaya. Penetapan zonasi ini bisa menjadi salah satu langkah untuk mengurangi angka kecelakaan lalu lintas (Lakalantas) di Kota Surabaya yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Demikian salah satu rekomendasi dari Disertasi dosen Transportasi pada Program Diploma Teknik Sipil, FTSP – ITS Surabaya  Dr Machsus Fawzy saat mempertahankan disertasinya di hadapan para dosen penguji, di kampus Universitas Brawijaya, Malang akhir pekan kemarin.
“Selain dengan zonasi larangan bagi sepeda motor, bisa juga dilakukan  pembatasan kecepatan sepeda motor dan pembuatan jalur khusus sepeda motor dengan separator yang permanen,” tutur Machsus kepada Bhirawa, Minggu (5/10) kemarin.
Menurut dosen kelahiran Bangkalan, Madura ini, strategi penerapan zona larangan sepeda motor ini tentunya perlu dilakukan secara bertahap, misalnya hanya pada ruas jalan arteri di perkotaan dan beberapa ruas jalan kolektor di pusat kota. Ruas jalan yang paling mungkin dipilih bagi penerapan zona larangan sepeda motor adalah ruas jalan pada koridor utara-selatan di Surabaya. Apalagi ruas jalan pada koridor ini juga sudah diproyeksikan untuk rute angkutan massal di kota pahlawan ini, diantaranya: Jl. Tanjung Perak, Jl. Rajawali, Jl. Jembatan Merah, Jl. Veteran, Jl. Pahlawan, Jl. Kramat Gantung, Jl. Gemblongan, Jl. Tunjungan, Jl. Gubernur Suryo, Jl. PB. Sudirman, Jl. Urip Sumoharjo, Jl. Raya Darmo, Jl. Wonokromo, Jl. Achmad Yani, Jl. Basuki Rahmat, Jl. Embong Malang, Jl. Blauran, Jl. Bubutan, dan Jl. Indrapura.
Dalam jangka panjang, pengendalian volume lalu lintas dapat dilakukan dengan perbaikan layanan sistem angkutan massal di perkotaan. Artinya, penerapan zona larangan sepeda motor akan efektif bila layanan angkutan massal sudah beroperasi, sehingga pengendara motor bisa berpindah dari angkutan pribadi (sepeda motor) ke angkutan umum massal. Untuk itu, rencana pengoperasian angkutan massal berbasis rel atau monorel di Kota Surabaya pada koridor timur-barat dan utara selatan perlu segera direalisasikan. Bukan itu saja, untuk mengurangi potensi kecelakaan sepeda motor, mantan aktifis mahasiswa di era 98 ini juga menawarkan konsep normalisasi aksesibilitas pada ruas jalan. Konsep ini menurut Machsus  bertujuan untuk mereduksi potensi kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan akibat banyaknya bukaan atau titik aksesibilitas, terutama pada ruas arteri. Secara umum.  Berdasarkan temuan dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah bukaan atau titik aksesibilitas, maka potensi kecelakaan juga semakin meningkat. Jelasnya, setiap penambahan satu titik jalur akses baru maka potensi kecelakaan akan meningkat sebesar 1.79% hingga 2.12% pertahun atau sekitar 2% pertahun. Jumlah konflik pergerakan lalu lintas tentu juga berkurang, seiring dengan diterapkannya kebijakan pembatasan aksesibilitas pada ruas jalan.
Lebih lanjut menurut Machsus, strategi implementasi kebijakan ini dapat diterapkan pada tahap perencanaan jalan baru, atau pada program peningkatan jalan. Misalnya, pada setiap perencanaan jalan baru khususnya pada ruas jalan dengan klasifikasi fungsi arteri primer, maka harus direncanakan lengkap dengan jalur lambatnya (frontage road).
Dalam disertasi yang berjudul Pengembangan Model Prediksi Kecelakaan Sepeda Motor pada Ruas Jalan dan Persimpangan di Perkotaan masih banyak rekomendasi lain yang bisa dilakukan pemerintah Kota Surabaya untuk menekan angka kecelakan lalu lintas utamanya bagai pengendara sepeda motor. Kepada Bhirawa, Macsus juga menyatakan kesiapannya untuk menjelaskaan konsep yang dimilikinya kepada pemerintah daerah termasuk juga kepada Pemkot Kota Surabaya. Dalam ujian disertasi dengan promotor Prof. Ir. Harnen Sulistio, MSc., PhD, ini Machsus berhasil mendapatkan predikat cumlaude.  [why]

Keterangan Foto : Dosen Transportasi pada Program Diploma Teknik Sipil, FTSP – ITS Surabaya  Dr Machsus Fawzy, ST, MT saat mempertahankan disertasinya di hadapan para dosen penguji, di Kampus Universitas Brawijaya, Malang akhir pekan kemarin.

Tags: