Balitbang Jatim Teliti Tahu SAL Hingga Zero Waste

3-racPemprov Jatim, Bhirawa
Penelitian pemanfaatan Sari Air Laut (SAL) untuk pembuatan tahu nir limbah yang telah dilaksanakan Bidang Sumberdaya Alam dan Teknologi Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Provinsi Jawa Timur pada 2012 hingga tahun ini membuktikan proses pembuatan bisa mencapai Zero Waste.
Salah satu peneliti asal Balitbang Jatim, Dr Nelson mengatakan, SAL dapat digunakan sebagai koagulan (bahan penggumpal) dalam pembuatan tahu sebagai pengganti asam cuka (whey). Proses pembuatan tahu nir limbah menghasilkan 2 (dua) macam limbah yaitu limbah cair yang berasal dari air sisa perasan tahu dan limbah padat, berupa ampas tahu hasil penggilingan kedelai.
Selanjutnya, air sisa perasan tahu nir limbah telah diteliti oleh Bidang Sumberdaya Alam dan Teknologi Balitbang Jatim pada 2013 dan hasilnya menemukan bahwa air sisa perasan tahu nir limbah dapat dijadikan minuman sehat beraroma jahe, coklat dan asam jawa serta jelly beraneka rasa.
Dikatakannya, selama ini sebagian pengrajin tahu nir limbah memanfaatkan limbah padat (ampas) tahu nir limbah sebagai pakan ternak dan sebagian yang lain membuangnya begitu saja padahal dalam ampas tahu tersebut mengandung gizi yang cukup tinggi. Di dalam 100 gram ampas tahu mengandung energi 393 kalori, protein 17,4 gram, lemak 5,9 gram, karbohidrat 67,5 gram, kalsium 19 mg, fosfor 29 gram dan  zat besi 4 mg.
Tahun ini, ia mengupayakan ampas tahu nir limbah agar bernilai ekonomis dan menjadikan tahu nir limbah sebagai salah satu produk pangan dengan konsep nir limbah (zero waste), maka pada 2014 dilakukan penelitian terhadap pemanfaatan ampas tahu nir limbah sebagai tepung kedelai sebagai pengganti tepung terigu.
Bahkan, penelitian itu sesuai dengan hasil uji laboratorium yang telah dilakukan di Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri Balai Riset dan Standarisasi Industri (BARISTAND) Surabaya, kandungan gizi di dalam ampas sisa pembuatan tahu nir limbah masih cukup tinggi sehingga berpotensi dimanfaatkan menjadi tepung kedelai sebagai bahan pengganti tepung terigu.
Hal ini merupakan peluang bagi tepung kedelai dari ampas sisa pembuatan tahu nir limbah untuk dapat dimanfaatkan sebagai substitusi tepung terigu. Namun, tim peneliti merekomendasikan adanya penelitian lanjutan untuk memperbaiki kualitas tepung kedelai (tingkat kehalusan dan hygienitas tepung), menghilangkan after taste pahit sehingga akan meningkatkan tingkat kesukaan konsumen.
Sementara, Kepala Bidang SDA dan Teknologi, Dra Asri Harijati MEd PhD mengatakan, pihaknya mendukung kegiatan yang dilakukan para peneliti Balitbang. Untuk hasil penelitian yang dilakukan Dr Nelson, ia pun juga memberikan masukkan agar lebih ditingkatkan untuk rasa dan kualitasnya hingga menjadi produk makanan yang menarik bagi masyarakat.
”Harapannya hasil penelitian ini lebih bermanfaat bagi masyarakat. Masyarakat juga bisa mendirikan usaha mulai dari proses pembuatan hingga akhir pembuatan yang sama-sama bernilai ekonomis,” katanya. [rac]

Keterangan Foto : Kabid SDA dan Teknologi, Dra Asri Harijati MEd PhD dan pembahas, Daniel Rosyid berfoto bersama dengan para peneliti dan sebagian undangan Seminar Hasil Penelitian Balitbang Jatim.

Tags: