Telur Guncang Dapur

Tiada musibah penyakit ayam, tetapi harga telur (dan ayam potong) semakin merangkak naik tidak terkontrol. Belum diketahui penyebabnya, karena distribusi pakan tetap stabil. Juga tiada wabah ayam mati, tiada bencana alam yang menenggelamkan ayam petelur. Tetapi tiba-tiba harga telur ayam naik sampai 25%, menjadi Rp 32 ribu per-kilogram. Konon telur ayam sedang “naik daun” diborong untuk konsumsi di asrama haji jelang pemberangkatan musim haji tahun 2023.

Kenaikan harga telur tidak menguntungkan pedagang, karena biasanya konsumen mengurangi jumlah pembelian. Warung makan yang biasanya membeli 2 kilogram, saat ini hanya membeli separuhnya. Warung makan harus pintar meramu menu telur, dengan menambahkan tepung terigu. Kenaikan bisa meningkatkan nilai tawar telur, dianggap sebagai “keadilan” harga baru ke-ekonomi-an telur.

Walau harga pakan cukup stabil, sesuai Permendag Nomor 7 Tahun 2020. Harga acuannya sekitar Rp 4 ribu per-kilogram. Tetapi pakan konsentrat rata-rata naik 20%, menjadi Rp 485 ribu per-sak (50 kilogram). Menyebabkan peternak kelimpungan. Pakan ayam terdiri dari konsentrat, jagung, dan dedak. Biaya pakan meliputi 70% total ongkos produksi ternak ayam. Maka Kementerian Perdagangan me-wacana-kan penambahan subsidi pakan (jagung).

Gagasan hampir sama telah dilakukan presiden Jokowi pada September (20221) lalu, merespons “demo damai” peternak kabupaten Blitar, Jawa Timur. Bahkan presiden Jokowi secara khusus mengirim jagung sebanyak 2 truk (berisi 20 ton) jagung kepada salahsatu peternak yang demo. Presiden juga menggelontor jagung subsidi sebanyak seribu ton, dengan harga Rp 4.500 per-kilogram. Peternak mulai bisa bernafas lega.

Biasanya peternak ayam mengolah pakan dengan komposisi yang terdiri dari konsentrat 35%, jagung 50%, dan dedak padi sebanyak 15%. Konsentrat standar memiliki kandungan nutrisi protein kasar minimal 32%, kadar air maksimal 12%. Juga harus mengandung serat kasar maksimal 12%, abu maksimal 7%, lemak min 6%, energi minimal 2.800 kcal per-kg, kalsium minimal 3,6-4,7%, dan fosfor minimal 1-1,7%. Harga konsentrat saat ini melejit sampai Rp 990 ribu per-kuintal, naik 32% sudah berlaku sejak beberapa bulan lalu.

Badan Pangan Nasional (Bapanas) meminta para peternak layer dan pedagang telur berdagang (menjual dan membeli) telur ayam sesuai HAP. Dalam Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 5 Tahun 2022, telah ditetapkan HAP (Harga Acuan Penjualan / Pembelian. Yakni sebesar Rp 27 ribu per-kilogram di tingkat konsumen. HAP bertujuan menjaga harga keseimbangan baru yang sama-sama menguntungkan bagi produsen dan konsumen. Sekaligus mengurangi fluktuasi dan disparitas harga.

HAP ditetapkan berdasar kesepakatan bersama seluruh stakeholder perunggasan. Serta telah meng-kalkulasi berbagai variable, sampai biaya harga pokok produksi telur. Sebenarnya harga telur biasa ber-fluktuasi, antara Rp 24 ribu hingga Rp 28 ribu per-kilogram. Bahkan harga telur ayam pernah jeblok di bawah Rp 20 ribu pada pertengahan tahun 2021.

Sehingga harga telur wajib dikendalikan. Termasuk memeriksa sindikasi perusahaan peternakan besar, yang biasa menjadi induk ke-mitra-an peternak. Pemerintah juga telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 66 Tahun 2021 Tentang Badan Pangan Nasional. Pada pasal 4 ayat (1), jenis pangan yang “diwaspadai,” antara lain beras, jagung, bawang, telur unggas, dan daging unggas.

Dibutuhkan campur tangan pemerintah melindungi perekonomian rumah tangga, sesuai mandat UU Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Pangan. Pada pasal 13, dinyatakan, “Pemerintah berkewajiban mengelola stabilitas pasokan dan harga Pangan Pokok, ….” Sedikit kenaikan, bisa dipahami sebagai efek kesulitan pasokan. Namun tidak boleh me-liar.

——— 000 ———

Rate this article!
Telur Guncang Dapur,5 / 5 ( 1votes )
Tags: