Tembakau Kabupaten Probolinggo Tembus Rp35 Ribu Perkilogram

Sejumlah pekerja memilah tembakau Paiton.

(Petani Optimistis Harga Tembakau Terus Naik) 

Probolinggo, Bhirawa
Cuacayang sangat mendukung terhadap hasil tembakau di Probolinggo apa terik matahari di musim kemarau saat ini, membuat kualitas hasil panen tembakau petani Probolinggo, membaik. Harganya pun menguntungkan petani, hingga menembus Rp. 35 ribu perkilonya. Bahkan petani menyakini harga akan terus naik hingga diatas Rp. 40. Ribu perkilonya.
Seperti dirasakan petani tembakau di Kecamatan Krejengan, salah satu sentra pertanian tembakau di Kabupaten Probolinggo. Saat ini, hasil panen tembakau rajangan milik petani dihargai antara Rp 34 ribu hingga Rp 35 ribu per kilogram untuk kualitas bagus. Sementara kualitas di bawahnya, dihargai antara Rp 30 ribu hingga Rp 33 ribu per kilogram.
“Harga tembakau akan naik untuk panen selanjutnya, jika cuaca terus normal. Karena, cuaca penentu kualitas tembakau. Kalau tembakau kualitasnya bagus, maka harga akan cukup mahal,” ungkap Makruf, petani tembakau Kecamatan Krejengan, Senin 20/8.
Budidaya tanaman tembakau disebutnya tidak lepas dari cuaca. Baik saat mulai menanam (Mei-Juni) hingga saat musim panen. Menurutnya saat musim tanam, kualitas daun tanaman bakal rusak, jika sering kena hujan, Imbasnya, ketika saat panen, kualitas tembakau juga jelek. “Apalagi jika saat menjemur hasil rajangan kena hujan atau mendung, maka tembakaunya jelek dan dihargai murah bahkan tidak laku,” tuturnya.
Di desanya, menurut Makruf, ada balasan hektar lahan ditanami tembakau. Selain sudah membudidayakan daun emas itu sejak puluhan tahun, petani yakin tahun ini harganya bagus. “Dengan harapan kedepannya lebih baik dan harga tembakau lebih tinggi sebagaimana harga rokok saat ini,” katanya.
HM. Mudzakkir, ketua APTI Kabupaten Probolinggo , menegaskan hingga saat ini, petani tembakau di Kabupaten Probolinggo sedang panen raya. “Belum kita ketahui jumlah total produksinya, karena masih musim panen. Selain masih panen, ada juga yang masih belum panen,” katanya.
Sejumlah petani tembakau di Kabupaten Probolinggo, tahun ini semringah. Sebab, dibanding tahun lalu harga tembakau mulai petik panen kedua sudah mencapai Rp 35 ribu per kilogram. Harga ini, diyakini akan terus meningkat, paparnya.
Tahun 2016, karena faktor cuaca membuat harga tembakau empat kali panen cuma dihargai Rp 35 ribu per kilogram. Saat ini harga termbakau masih terbilang murah. Sebab, harga saat ini masih tidak sesuai dengan kebutuhan sehari-hari yang makin mahal. “Tahun kemarin hasil seluruh panen tembakau mentok mencapai Rp 36 ribu per kilogram. Tapi, tahun ini masih memasuki petik panen kedua, harga tembakau hampir mencapai masa seluruh panen tembakau tahun kemarin,” ungkapnya.
Kepala DKPP Probolinggo, Ahmad Hasyim Ashari, mengungkapkan tahun ini, sesuai data yang ada di DKPP areal tanam tembakau Voor Oogst (VO) musim tanam (MT) seluas 10.774 hektar. Dengan asumsi produktivitas 1,2 ton/Ha, maka produksi tembakau mencapai sebesar 12.929 ton.
Semakin kecil produksi tembakau, maka harga akan semakin bagus. Namun jika yang terjadi sebaliknya, maka harga tembakau akan anjlok. Apalagi petani tergantung pada pabrikan untuk penjualannya. Saya yakin harga tembakau tahun ini bagus, lebih bagus dari tahun lalu. katanya.
Pada musim tanam lalu, harga tembakau mencapai Rp 42 ribu per kilogram untuk top grade atau tembakau kualitas tinggi. Harga tersebut merupakan tertinggi pertama sejak tahun 2011. Harga tinggi itu disebabkan realisasi tanam tenbakau pada 2017 tidak mencapai target. Waktu itu direncanakan seluas 10.774 hektare, hanya tercapai seluas 7.883 hektare yang tersebar di beberapa kecamatan.
Tujuh kecamatan, menjadi sentra pertanian tembakau. yakni Kecamatan Paiton, Pakuniran, Besuk, Kotaanyar, Gading, Kraksaan dan Krejengan. Namun ada beberapa desa di Kecamatan Maron, Gending dan Pajarakan yang mulai berminat, tambahnya.(Wap)

Tags: