Tembus Rp60 Ribu, Harga Cabai Rawit di Probolinggo Kian Pedas

Pedagang cabai di Pasar Baru Kota Probolinggo kian resah.

Probolinggo, Bhirawa
Pasca Hari Raya Idulfitri 1439 Hijriah, harga cabai rawit berada di kisaran Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu per kilogram. Namun, sejak lima hari lalu harga cabai rawit melambung tinggi. Saat ini harga cabai rawit di pasaran baik kota maupun kabupaten Probolinggo mencapai Rp 60 ribu per kilogram.
Naiknya harga cabai ini karena di beberapa daerah penghasil cabai di Jawa Timur, gagal panen. Di Pasar Baru Kota Probolinggo harga cabai rawit antara Rp 55 ribu hingga Rp 60 ribu per kilogram. Demikian pula dipasar tradisionl Dringu, Kraksaan, Maron dan Leces.
Menurut sejumlah pedagang, harga cabai mulai merangkak naik sejak usai Idul Fitri. Sebelum harganya naik menjadi Rp 55 ribu per kilogram, harga cabai rawit mulanya hanya Rp 30 ribu hingga Rp 40 ribu per kilogram. “Paling mahal sejak lima hari terakhir, harganya mencapai Rp 60 ribu,” ujar Hj. Mahmudah pengepul sekaligus penjual cabai di Pasar Baru.
Mahmudah mengaku, kurang tahu persis penyebab naiknya harga cabai. Menurutnya, harga capai mulai dari tengkulak sudah berkisar Rp 50 hingga Rp 55 ribu per kilogram. Sehingga, rata-rata harga di pasaran berkisar Rp 60 ribu per kilogram. “Cabai ini dari Surabaya. Katanya sekarang jarang, makanya harganya naik,” katanya.
Naiknya harga cabai ini dibenarkan oleh supplier cabai asal Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo, H. Sumaryo. Menurutnya, harga cabai naik karena di beberapa daerah gagal panen. Seperti Lamongan, Paiton, Situbondo, dan Besuki. “Biasanya daerah itu bisa mengirimkan cabai 4-5 pikap atau sekitar 2 ton. Namun, saat ini hanya hitungan kuintalan saja,” jepasnya..
Sejauh ini hanya di wilayah Madura yang hasil pertanian cabai masih bagus. Namun, harganya tidak seperti harga normal. Karena permintaan tinggi, membuat harga cabai melambung. “Saya ambilnya juga dari Madura. Soalnya daerah lainya gagal panen,” jelasnya.
Selain cabai rawit, cabai besar juga mulai meroket. Cabai besar yang semula hanya Rp 15 ribu per kilogram, kini menjadi Rp 25 ribu per kilogram. Demikin pula dengan harga Tomat yang semula Rp. 6.000 saat ini menjadi Rp. 8000 perkilo, sedangkan untuk harga kentang justruturun dari Rp. 11.000 menjadi Rp. 10.000 perkilo. Kondisi cuaca yang tidak menentu berimbas pada harga komoditas pertanian di Kota dan kabupaten Probolinggo. Salah satunya harga cabai rawit. harganya naik 50 persen dibanding pekan lalu.
Meski harga cabai rawit naik cukup tinggi, belum berpengaruh pada permintaan konsumen. Permintaan konsumen masih sama dengan sepekan sebelumnya. “Mungkin karena konsumen yang beli di sini rata-rata pembeli rumah tangga. Yang beli juga hanya seperempat kilogram atau maksimal setengah kilogram,” ujar Toyib suplayer cabe di pasar Dringu.
“Kami tidak hanya memasok cabai rawit di wilayah Probolinggo. Namun, juga mengirimnya sampai ke luar kota, seperti Kota Surabaya. Dalam sekali kirim biasanya 6-8 karung dengan berat masing-masing 20 kilogram. Kirimnya ke Pasar Porong untuk dikirim ke Surabaya. Sekarang harga cabai di Surabaya sampai Rp 45 ribu per kilogram,” paparnya.
Berdasarkan data dari Danas Perdagangan harga, Beras super Rp 12,000. /Kg, Beras mbramo Rp 11,500.-, Beras 64 Rp 10,500.- /Kg, Beras curah Rp 8,500.-/Kg. Gula pasir local Rp 11,000.-/Kg, Gula pasir bermerk Rp 14,000.-/Kg, Minyak Curah Rp 11,000.-/L, Telur ayam broiler Rp 25,000.- /Kg naik Rp 26,000.-/Kg. Daging sapi local Rp 100,000.-/Kg, daging ayam kampong Rp 70,000.- /Kg, daging ayam broiler Rp 32,000.-/Kg naik Rp 35,000.-/Kg. Bawang merah Rp 18,000.-/Kg, Bawang putih Rp 21,000.- /Kg, Bawang prei Rp 8,000.- /Kg, Wortel Rp 6,000.-/Kg, Kubis Rp 4,000.-/Kg, Jeruk nipis Rp 6,000.-/Kg turun menjadi Rp 12,000.-/Kg. [wap]

Tags: