Tembus Tiga Besar, Layar Jatim lolos 10 kelas

Layar JatimSurabaya, Bhirawa
Hasil Kejurnas Pra Kualifkasi Pekan Olahraga Nasional (Pra PON) di Pantai Balongan Indah Jabar 2-8, Jatim berhasil meloloskan 10 kelas untuk berlomba di PON Jabar 2016. Namun pelatih harus segera melakukan evaluasi karena posisi Jatim masih dibawah DKI Jakarta dan Jabar.
Dari segi perolehan medali, raihan Jatim memang jauh dari target yang ditetapkan KONI Jatim, yakni 3 medali emas. Banyak faktor yang mempengaruhi kegagalan tim layar Jatim dalam merealisasikan target.
Untuk perolehan medali, Jatim mengoleksi 2 medali perak dan 2 medali perunggu. Satu medali perak disumbangkan oleh Irwan Effedi dari kelas hobbie, dan satu lagi didapat Filial Dhiya dari kelas 420 putri. Sementara medali perunggu didapat Fikrul Renaldi dari kelas 420 putra, dan wakil Jatim lainnya dari kelas Hobbie Cat.
Di sektor putra, Layar Jatim mendapatan tiket di 6 kelas. Yakni, kelas 470, Fireball, Hobbie Cat 16, 420, Laser Radial dan Laser 47. Selanjutnya di sektor putri, 4 tiket PON XIX 2016 berhasil didapat. Yakni, kelas 420, Optimist, Laser Radial dan Laser 47.
“Kalau urutannya (klasemen akhir perolehan medali pra PON layar 2015), saya belum tahu. Tapi posisinya (Jatim) di bawah DKI dan Jawa Barat,” kata pelatih layar Jatim Uwais Alqarni dalam pesan singkat, Minggu (11/10).
Mengenai perlatan, para atlet Jatim harus bertanding dengan peralatan lama, sementara atlet dari kontingen daerah lain sudah menggunakan peralatan terbaru. “Peralatan (Jatim) kurang update,” sebut Uwais.
Peralatan lama diperburuk dengan kondisi cuaca di Pantai Balongan yang tergolong ekstrem. Bahkan, tim layar Jatim nyaris saja gagal mendapatkan tiket kelas 470 putra, gara-garanya perahu yang digunakan jebol diterjang ombak.
Zakaria Rizki, atlet Jatim yang menggunakan perahu tersebut harus puas finish di urutan keempat. Beruntung, penentuan tiket PON XIX 2016 Jawa Barat berdasarkan urutan enam besar.
“Kelas 470 putra perahunya patah. Nyaris saja tidak lolos, hanya keberuntungan. Waktu maraton, ada gelombang (setinggi) 4 meter. Perahu jebol,” papar Uwais.
KONI Jatim sempat menjanjikan untuk memberikan peralatan baru kepada kontingen layar, yang rencananya sebelum pra PON. Namun hingga kini, janji tersebut terealisasi. “Kelas 470 dan 420 belum terima sampai sekarang. Perahu ini sangat kami butuhkan. Karena lawan sudah pakai yang baru,” tandasnya.
Satu lagi yang dikeluhkan kontingen layar Jatim adalah kebijakan panitia penyelenggara. Pada hari kedua, race officer memutuskan untuk membatalkan sisa pertandingan dengan alasan cuaca.
Padahal ketika itu, munurut Dian Puspitorini, pelatih layar Jatim lainnya, angin angin antara 22-25 knot dan itu sangat menguntungkan kontingen Jatim. “Menurut petunjuk pertandingan, memang minimal 4 race dan maksimal 12 race. Diantara itu, race officer bisa menghentikan pertandingan dengan alasan tertentu. Tapi ini tidak fair bagi yang masih bertanding,” ucap pelatih yang akrab disapa Ririn itu.
Belum lagi dengan arena pertandingan yang semrawut. Dalam lintasan maraton, ada lintasan lagi untuk trial. Ini sempat merugikan kontingen Jatim, khususnya di kelas 420 putri yang diwakili oleh Widya Dwi Rizki Ananda dan Filial Dhiya. “Mereka finish di lintasa untuk trial. Race pertama nomor satu. Tapi race keempat diprotes,” urainya.
Terkait dengan hal ini, kontingen Jatim berencana mengajukan protes agar kondisi serupa tak terjadi di PON. “Kami akan usulkan race officer ambil dari luar. Juri sudah ambil dari luar. Kepala jurinya dari Singapura,” pungkas Ririn. [wwn]

Tags: