Tempat Asyik untuk Membaca, Mengarang Hingga Mendongeng

Mendongeng menjasi dalah satu aktifitas yang biasa dilakukan siswa SDN Airlangga I Surabaya di perpustakaan sekolahnya.

Cara SDN Airlangga Hidupkan Perpustakaan Sekolah
Surabaya, Bhirawa
Anak-anak itu masih duduk di bangku sekolah dasar. Namun, antusiasnya dengan buku sudah cukup untuk menggambarkan bahwa mereka adalah anak-anak yang rajin. Begitu pintu perpustakaan mulai dibuka dan jam istirahat bordering. Perpustakaan pun menjadi tempat menyenangkan bagi siswa untuk mengisi waktu.
Begitulah sehari-harinya perpustakaan di SDN Airlangga I Surabaya itu hidup dengan semangat anak didik di sana. Mereka nyaman duduk berlama-lama di lantai bermatras warna-warni. Saat itu, ada 32 siswa kelas 5C yang mengisi ruang perpustakaan. Mereka didampingi seorang guru dan Kepala Perpustakaan. Di minggu pertama tiap bulan, siswa tersebut dijadwalkan meresume sebuah buku.
Kepala Perpustakaan SDN Airlangga I Dyah Kusumasari juga ada di sana. Dyah selanjutnya memberi tantangan kepada siswa. Tantangannya ialah meminta siswa mendongeng di depan. Semestinya, jadwal mendongeng dilakukan minggu kedua. Kali ini ditukar dengan meresume. “Hari ini kita tukar. Siap semua untuk mendongeng?,” tanya perempuan berhijab ini.
Sebagian siswa menjawab siap, sebagian lain mengaku tidak siap. Namun, tantangan tetap diberikan. Semula tidak ada yang mau ketika Dyah meminta siswanya mengunjuk tangan kemudian maju mendongeng di depan. Bahkan, kebanyakan siswa itu saling tunjuk dan sebut nama temannya. “Ayo mengacung yang sanggup. Jangan saling tunjuk,” seru Dyah.
Tak beberapa lama kemudian Muhammad Noval Akbar mengangkat tangan. Noval pun mulai mendongeng dengan mengusung cerita Tiga Babi Kecil. Tanpa sebuah buku di tangan, dia mencoba memulai ceritanya. Sesekali dia menggerakan tangan dengan mimik wajah berubah-ubah.
Noval mengaku hampir setiap hari mendatangi perpustakaan sekolah. Beberapa buku dongeng dibacanya sambil diingat-ingat. Aktivitas ini terus berlanjut ketika berada di rumah. Bahkan, Noval menegaskan telah hafal beberapa buku dongeng selain Tiga Babi Kecil, yakni Cindelaras, Malin Kundang, Batu Menangis, Si Kebo, serta Danau Lipan. “Saya tertarik cerita-cerita masa lalu, baik dongeng maupun sejarah,” ujarnya.
Cerita lain dikisahkan Mahardhika Arya Satya Briet. Dia mendongeng tentang Si Pitung. Hikmah yang mampu diambil dari kisah ini adalah harus berani mengorbankan nyawa demi Negara dan bangsa. “Saya sejak TK memang sudah bisa baca dan suka membaca di rumah dan perpustakaan,” katanya.
Kepala Perpustakaan SDN Airlangga I Dyah Kusumasari menjelaskan, mendongeng menjadi salah satu kegiatan yang menonjol di sekolahnya. Sebelumnya, aktivitas literasi hanya sekadar meminjam dan membaca buku. Berkat mendongeng, beberapa siswa pernah menjadi juara di berbagai kompetisi tingkat Kota Surabaya. “Tahun 2014 pernah juara pertama tingkat kota dan mewakili Surabaya ke tingkat Jatim,” katanya.
Dyah yang merupakan alumni Universitas Jember (Unej) ini melanjutkan, dalam sebulan ada lima kegiatan di perpustakaan yang harus diikuti siswa mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Minggu pertama ialah meresume, minggu kedua mendongeng, minggu ketiga menceritakan kembali, minggu keempat mengarang, dan terakhir menulis puisi. Namun, kegiatan ini bisa ditukar sewaktu-waktu bergantung guru pendamping. Tiap kegiatan berdurasi waktu 35 menit.

Tags: