Temuan Benda Kuno Bulurejo Jombang Diprediksi Pemukiman Era Majapahit

Arkeolog dari BPCB Trowulan, Mojokerto saat melakukan pengecekan temuan batu bata kuno yang ditemukan warga saat melakukan penggalian pasir di Dusun Kedaton, Desa Bulurejo, Kecamatan Diwek, Jombang, Kamis siang (20/06). [Arif Yulianto/ Bhirawa]

Jombang, Bhirawa
Temuan sejumlah benda kuno seperti tumpukan batu bata kuno hingga gerabah kuno di Dusun Kedaton, Desa Bulurejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang oleh penambang pasir di area galian yang sempat ditulis oleh media ini sebelumnya, diprediksi merupakan pemukiman era kerajaan Majapahit. Hal itu terungkap setelah Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, Mojokerto turun ke lokasi bersama Bidang Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang, pada Kamis siang (20/06). Arkeolog BPCB Trowulan, Wicaksono Dwi Nugroho langsung mengecek ke lokasi penemuan.
Setibanya di lokasi, Wicaksono bersama tim langsung melakukan pengecekan pada tumpukan batu bata merah yang menyerupai tembok tersebut. Dari hasil pengecekan sementara, Wicaksono mengatakan, batu bata tersebut tidak seperti batu bata pada umumnya. Batu bata tersebut berukur cukup besar dengan ketebalan 5-6 sentimeter, lebar 21 sentimeter, dan panjang 31 sentimeter. Tumpukan batu bata yang membentang arah barat ke timur dengan panjang 100 meter ini, ditemukan di kedalaman 160 sentimer.
“Ketika kita ke lapangan kita temukan struktur batu bata 11 lapis, punya ketebalan 67 sentimeter,” terang Wicaksono kepada wartawan di lokasi.
Tidak jauh dari lokasi penemuan tumpukan batu bata yang membentuk struktur menyerupai dinding itu, juga sempat di temukan tumpukan batu bata serupa pada 2016 lalu. Jarak dari lokasi penemuan tumpukan batu bata di Dusun Kedaton, Desa Bulurejo, dengan penemuan 2016 lalu, berjarak hanya 100 meter. Tepatnya berlokasi di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngoro, Jombang.
Menurut hasil pengamatan sementara Arkeolog BPCB Trowulan, kedua temuan tersebut diduga kuat sebagai kompleks pemukiman warga di era kerajaan Majapahit. Selain bentuk batu bata yang diartikan mirip dengan temuan-temuan yang ada di Trowulan, Mojokerto, dugaan terkait kompleks pemukiman Majapahit itu juga diperkuat dengan adanya temuan benda-benda keramik yang diduga sebagai tembikar yang dibuat jaman Majapahit.
“Ciri-cirinya merupakan bekas pemukiman, karena ada sisa-sisa tembikar,” tandasnya.
Untuk saat ini, pihak BPCB Trowulan akan meneliti kembali hasil dari pengecekan di lokasi penemuan tumpukan batu bata untuk memastikan bentuk asli dari temuan tersebut.
“Di temuan baru ini akan kami ploting dengan temuan yang di Sugihwaras, dan kita akan tarik batas-batas sebarannya. Kami akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Jombang untuk upaya-upaya pelestarian,” bebernya.
Sekadar diketahui, tumpukan batu bata kuno itu pertama kali ditemukan di area persawahan di Dusun Kedaton, Desa Bulurejo, oleh Suwandi (49) warga setempat. Lokasi penemuan itu merupakan tempat galian pasir yang dulunya merupakan lahan persawahan.
Suwandi menuturkan, tumpukan batu bata merah itu ditemukannya saat menggali pasir bersama teman kerjanya tiga bulan yang lalu atau tepatnya pada bulan Maret 2019.
“Waktu itu menggali pasir. Barangnya itu di bawah pasir. Bentuknya seperti tembok gitu,” tutur Suwandi.(rif)

Tags: