Temuan Saluran Air Kuno di Sendang Sumberbeji Jombang

Kondisi struktur bata merah di Sendang Sumberbeji, Kesamben, Ngoro, Jombang saat dilakukan pengecekan secara tekhnis oleh arkeolog BPCB Trowulan, Mojokerto, Selasa (02/07). [[Arif Yulianto]

Masih Terdapat Arus Air yang Mengalir dari Arah Barat ke Timur
Jombang, Bhirawa
Struktur bata merah berbentuk kanal kuno atau saluran air yang ditemukan di dasar Sendang di Dusun Sumberbeji, Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, mulai nampak memanjang. Bangunan berupa struktur bata merah kuno membentuk saluran air ini semula berukuran panjang 10 meter pada awal ditemukan oleh warga setempat saat membersihkan sendang.
Setelah dilakukan pemeriksaan, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, Mojokerto menemukan bangunan tambahan di sisi timur penemuan awal. Bangunan itu merupakan sambungan saluran air dari temuan sebelumnya. Kini bangunan saluran air yang tersusun dari bata merah kuno itu bertambah panjang menjadi 14 meter.
“Hasil pengukuran kami saat ini, pertama kami meninjau dan membersihkan struktur-struktur bata yang tertutup lumpur, yang terlihat saat ini panjang dari struktur ini 14 meter,” jelas Arkeolog BPCB Trowulan, Mojokerto, Wicaksono Dwi Nugroho, Rabu (3/7).
Wicaksono memastikan, temuan tersebut merupakan saluran air dengan model tertutup dengan panjang struktur 14 meter membentang barat ke timur dan total lebar struktur bangunan 1,5 meter.
Bangunan saluran air yang memiliki struktur bata merah kuno kiri dan kanan ini, memiliki kedalaman 205 sentimeter, dengan bata merah kuno yang tersusun 35 lapis. Celah lubang antara dua sisi memiliki lebar 55 sentimer. “Hasil kegiatan ini kita memastikan struktur bata di Sumberbeji ini berfungsi sebagai saluran air,” tambah Wicaksono.
Struktur bata merah membentuk saluran air ini, diduga BPCB dibuat pada era Kerajaan Majapahit. Hal tersebut terlihat dari material bata merah yang memiliki dimensi panjang 38 sentimer, lebar 23 sentimer, dan tebal 6 sentimeter yamg mirip dengan material bata merah kuno yang ditemukan di Desa Sugihwaras Waras, Kecamatan Ngoro, dan Dusun Kedaton, Desa Bulurejo, Kecamatan Diwek beberapa waktu lalu. Penemuan material di dua desa itu diperkirakan sebagai permukiman era Majapahit.
“Kalau dari dimensi bata, memang mengerucut pada analoginya menyerupai peninggalan dari masa Majapahit,” terang Wicaksono.
Pihak BPCB Trowulan, Mojokerto mengaku telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang dan Pemerintah Desa setempat untuk segera melakukan ekskavasi atau penggalian untuk menampakkan wujud dari temuan tersebut. Upaya ekskavasi dinilai lebih mudah karena lahan dari lokasi penemuan merupakan aset dari pemerintah Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Jombang.
“Karena ini berada di tanah desa, juga saya sampaikan nanti ke pimpinan untuk mendapat prioritas dilakukan ekskavasi,” tambahnya.
Wicaksono Dwi juga mengatakan, bangunan saluran air ini berfungsi untuk menyalurkan air bersih ke kompleks permukiman warga di zaman dahulu. Hal tersebut terlihat pada struktur bangunan saluran air yang tertutupi bata merah di bagian atasnya, dan lokasinya berada di bawah tanah.
“Sepertinya ini sebagai pendukung saluran air untuk mendukung permukiman yang lebih besar,” tambahnya lagi.
Meskipun bangunan saluran air kuno ini ditemukan di dasar sendang, namun bukanlah sebuah sumber mata air. Dijelaskan Wicaksono, di dalam bangunan tersebut masih terdapat arus air yang mengalir dari arah barat menuju ke timur. Dimungkinkan masih ada bangunan lain yang menghubungkan saluran air kuno itu di sisi barat dan timur sendang Sumberbeji.
“Bukan sumber air. Karena dari hasil kegiatan hari ini, kita ketahui bahwa struktur bata yang membentang dari barat ke timur ini masih ada arus air dari arahbarat. Logikanya, ada kemungkinan bangunan lain di sebelah barat dan timur dari bangunan ini,” bebernya.
Bangunan saluran air kuno di Dusun Sumberbeji, Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro ini berbatasan langsung dengan penemuan benda-benda kuno di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngoro. Di sebelah utara penemuan benda kuno di Sugihwaras ini juga beberapa waktu lalu ditemukan struktur bata merah kuno yang membentuk dinding berlokasi di Dusun Kedaton, Desa Bulurejo, Kecamatan Diwek, Jombang.
Temuan di Sugihwaras dan Bulurejo ini diduga sebagai permukiman warga di era Majapahit. Lokasi kedua desa berada di sebelah utara penemuan saluran air di Dusun Sumberbeji dengan jarak sekitar empat kilometer. Karena itu, Arkeolog BPCB Trowulan, Mojokerto mencurigai saluran air kuno di Sendang Sumberbeji digunakan untuk menyalurkan air ke kompleks permukiman warga di era Majapahit itu.
“Dugaan kami di area ini, di Bulurejo, Sugihwaras, dan Sumberbeji, Desa Kesamben ini, sebenarnya digunakan sebagai kompleks permukiman yang besar,” pungkas Wicaksono. [Arif Yulianto]

Tags: