Temukan Bahan Bakar Alternatif dari Mangrove

Tim mahasiswa dari Teknik Kimia ITS saat memaparkan temuannya tentang bahan bakar alternatif dari mangrove.

Tim mahasiswa dari Teknik Kimia ITS saat memaparkan temuannya tentang bahan bakar alternatif dari mangrove.

Kota Surabaya, Bhirawa
Prestasi kembali diukir ITS. Tim mahasiswa Jurusan Teknik Kimia PTN di Surabaya Timur ini berhasil menciptakan bahan bakar alternatif dari buah bakau (mangrove) yang disebut Nyxil Biodiesel.
Mahasiswa ITS berhasil menemukan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. Bahan baku bahan bakar untuk perahu nelayan itu adalah buah bakau. Temuan Sukron Nursalim, mahasiswa Jurusan Teknik Kimia ITS dan timnya ini patut diacungi jempol.
Tim yang menemukan bahan bakar dari buah bakau menamakan temuannya dengan sebutan Nyxil Biodiesel. Dari temuan buah bakau yang dikonversi menjadi biodiesel, tim ini meraih juara dua dalam Marine Innovation Technology Competition (MITC) 2014 beberapa waktu lalu.
Menurut Sukron, syarat tanaman untuk bisa menjadi bahan biodiesel adalah bukan tanaman pokok pangan, tidak menggunakan lahan tanaman pangan dan ramah lingkungan. “Daging buah bakau memiliki kandungan minyak sebesar 40 persen. Minyak ini kaya akan asam lemak berantai sedang (C8 – C14, red), khususnya asam laurat dan asam meristat. Sehingga, minyak ini dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel,” terang Sukron di kampus ITS akhir pekan lalu.
Untuk membuatnya, buah bakau harus dimatangkan. Proses pematangan ini membutuhkan waktu hingga tiga bulan. Lalu, buah bakau tersebut diekstrak dan dipisah dari pelarutnya, hasilnya diesterifikasi in-situ dan didistilasi sehingga menjadi biodiesel. “Ide ini berawal saat saya melakukan penelitian mengenai bakau bersama salah satu seniornya. Saat itu mereka menemukan, buah bakau memiliki beberapa kandungan yang sama seperti kandungan bahan bakar. Dari situlah saya memulai penelitian ini dan kami ajukan dalam MITC,” akunya.
Bahan bakar buah bakau ini memiliki nilai ekonomis yang rendah dan bahan bakunya mudah didapatkan. Kedua aspek itulah yang menjadi daya jual Nyxil Biodiesel berhasil menjuarai MITC.
Meski baru tahap penelitian laboratorium, Sukron dan timnya optimistis untuk bisa mengembangkan ide tersebut hingga benar-benar terealisasi. Untuk itulah, mereka berencana mengikutkan hasil penelitian ini ke Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Sukron merasa bangga jika temuannya ini benar-benar diterapkan dalam kehidupan masyarakat pesisir. Pasalnya, mereka ingin meminimalisasi ketergantungan masyarakat pesisir terhadap bahan bakar fosil. “Dengan begitu, nantinya kita juga bisa menghemat cadangan minyak bumi dunia yang kian menipis. Ini adalah solusi kami dalam menghadapi krisis energi saat ini,” katanya. [tam]

Tags: