Tenaga Kesehatan Perlu Mendapat Relaksasi

Siswi Jurusan Asisten Keperawatan SMK Sepuluh Nopember sedang menjalankan praktek di sekolahnya. [achmad suprayogi]

Pemprov Jatim, Bhirawa
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menegaskan perlunya relaksasi bagi tenaga kesehatan di Jatim. Khususnya bagi rumah sakit rujukan seperti di RSUD dr Soetomo.
“RSUD dr Soetomo kuncinya adalah di relaksasi agar pasien yang berat tidak bercampur dengan yang sedang maupun ringan,” tutur Terawan saat mengikuti Rakor Penanganan Covid-19 di Gedung Negara Grahadi, Rabu (23/6).
Sementara untuk pasien sedang dan ringan harus dipindahkan ke rumah sakit Lain. Sehingga kondisi Soetomo bisa lebih rileks dan harapan untuk menurunkan Case Fatality Rate (CFR) bisa terjadi. “Isu yang paling santer adalah tenaga kesehatan yang terpapar. Kami memang melihat selama ini adalah akumulasi data yang selama ini terjadi,” tutur Terawan.
Dengan relaksasi tenaga kesehatan, Terawan berharap konsentrasi tidak terbagi dengan yang ringan dan sedang. Sementara OTG bisa dirawat secara mandiri melalui adanya kampung tangguh. “Kami berkoordinasi dengan RS swasta untuk melakukan relaksasi. Kami kumpulkan RS swasta dan mereka sepakat untuk membantu supaya tidak terjadi penumpukan pasien sedang dan ringan di RS rujukan,” tutur Terawan.
Sementara itu, pemerintah pusat memberi perhatian khusus terhadap tingginya angka penularan Covid-19 di Jatim. Hal ini lantaran perkembangan kasus di Jatim hampir melampaui DKI Jakarta bahkan angka kematiannya sudah melebihi.
Terkait hal tersebut, Ketua Gugus Tugas Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo menegaskan perlunya kajian terkait penyebab utama penularan kasus Covid-19. “Kalau memang sebagian klaster baru adalah klaster jenazah. Harus ada langkah untuk memutus rantai penuluran berikutnya,” tutur Doni Monardo.
Doni menegaskan, agar jangan terulang kembali peristiwa pengambilan jenazah oleh keluarga yang kemudian bisamenimbulkan kasus baru. “Sangat berbahaya jika ada keluarga yang komorbit kemudian mengambil jenazah dibawa pulang. Peristiwa pengambilan jenazah tidak boleh terjadi kembali,” tegas Doni.
Lebih lanjut Doni menjelaskan, upaya yang harus juga dilakukan ialah tes secara masif. Sejauh ini, langkah testing oleh Pemprov Jatim bersama kabupaten/kota patut diapresiasi. Karena telah melampaui lebih dari 2 ribu per hari. Maka wajar jika angka penambahan kasus positif bisa mencapai 100 – 200 per hari.
Dalam kesempatan itu, Doni juga mengimbau agar upaya isolasi mandiri tingkat RT/ RW dilakukan lebih agresif. “Kita perlu juga galakkan kampanye atau sosialisasi pencegahan sebagaj bagian dari ibadah. Agar kita bisa mengurangi sikap berani menghadapi penyakit. Sikap berani ini kurang bagus,” tuturnya. [tam]

Tags: