Tenaga Medis Positif Covid 19, Dua Fasilitas Kesehatan Di Nganjuk Lockdown

Tenaga medis terpapar covid 19, UGD RSUD Nganjuk ditutup dan tidak melayani pasien darurat.(ristika/bhirawa)

Nganjuk, Bhirawa
Fasilitas kesehatan yang memiliki standar khusus ditengah pandemi covid 19, kini justru menjadi klaster baru penyebaran virus asal Wuhan China tersebut. Terbukti, fasilitas instalasi gawat darurat (IGD) RSUD Nganjuk dan salah satu klinik kesehatan di Kecamatan Nganjuk terpaksa lockdown atau ditutup total.

Penutupan IGD RSUD Nganjuk dilakukan setelah ada dokter muda di RSUD Nganjuk, terinfeksi Covid-19. Hal ini dilakukan sebagai langkah penanggulangan penyebaran Covid-19 dan untuk keperluan sterilisasi dan tracing virus Corona. “Karena salah satu dokter IGD RSUD Nganjuk dinyatakan positif virus Corona, terpaksa ruang IGD ditutup sementara,” kata Wakil Ketua Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Nganjuk, Marhaen Djumadi yang juga Wakil Bupati Nganjuk.

Marhaen mengatakan, penutupan IGD, harus dilakukan sebagai langkah sterilasi, sebab yang terpapar adalah internal ruangan tersebut, yakni salah satu dokter di IGD yang terkonfirmasi positif. Penutupan IGD itu sendiri sebagai menjadi bahan evaluasi dari tim Gugus Tugas Covid-19. Sehingga dalam dua hingga tiga hari dan setelah itu dimungkinkan IGD bisa dibuka kembali untuk melayani masyarakat.

Masih menurut Marhaen Djumadi, pihaknya berharap masyarakat Kabupaten Nganjuk dapat memahami dan mengerti akan langkah yang diambil tim Gugus Tugas Covid-19 yang melakukan penutupan sementara IGD RSUD Nganjuk sebagai bentuk, keperluan tracing dan pencegahan penularan virus corona. Sebab bagaimanapun virus ini belum diketahui asal muasalnya dan perlu dideteksi penyebaranya, karena itu perlu adanya penanganan cepat, akurat dan serius. “Sekali lagi kami mohon untuk mengerti akan langkah ini. Apalagi penutupan tersebut, menjaga kesehatan agar penularan virus corona tidak menyebar” kata Marhaen Djumadi.

Sementara itu salah satu klinik kesehatan di Kecamatan Pace juga ditutup sementara setelah salah satu dokter klinik tersebut juga terkonfirmasi covid 19. Rapid test massal ini dilakukan selama tiga hari dan diikuti 1.047 orang yang merupakan pasien klinik.

Dari hasil rapid test di hari pertama ini, sebanyak 20 orang menunjukkan hasil reaktif, empat di antaranya anak-anak. Mereka yang dari hasil rapid tes reaktif diharuskan melakukan isolasi mandiri, serta menjalani tes swab.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Nganjuk dr Hendriyanto mengatakan, pasien klinik yang dilakukan rapid test langsung dilakukan tracing berdasarkan daftar register pasien selama 14 hari terakhir.

Dikatakan Hendriyanto, rapid test dilakukan oleh Dinkes Provinsi Jatim, karena Dinkes Pemkab Nganjuk tidak memiliki stok alat rapid test yang cukup. Selain ribuan pasien klinik, gugus tugas sudah melakukan rapid test terhadap 30 tenaga kesehatan pada klinin di Pace tersebut. Hasilnya, dua orang diantaranya dinyatakan reaktif dan telah menjalani masa kaarantinadi Gedung di Pu Sindok. (ris)

Tags: