Tenaga Medis Puskesmas Kanigaran Gotong Royong Buat APD

Tenaga medis Puskesmas Kanigaran saat gotong-royong membuat APD. [wiwit agus pribadi]

Probolinggo, Bhirawa
Wabah virus korona hingga saat ini merebak Indonesia termasuk di Kota Probolinggo membuat ketersediaan alat pelindung diri (APD) untuk tenaga medis sulit didapat. Beberapa dokter dan tenaga medis di Puskesmas Kanigaran pun berinisiatif membuat APD untuk membantu melindungi tenaga medis saat menjalankan tugas memeriksa pasien yang datang ke puskesmas. Dengan dana patungan dan dari warga sekitarnya.
Setiap siang hari sekitar pukul 12.00, suasana di Puskesmas Kanigaran tampak lengang. Pagar depan puskesmas serta pagar samping menuju tempat parkir tertutup. Kondisi puskesmas tampak sepi karena saat itu sudah selesai kegiatan pelayanan, kata dokter Puskesmas Kanigaran, dr Ajeng Putih Sekar, Senin (20/4).
Aula Puskesmas di lantai 2 situasi berbeda terjadi di aula di lantai 2. Ruangan yang luas itu ditempati sekitar 10-12 pegawai puskesmas yang sibuk dengan tugas masing-masing. Ada yang sedang memotong bahan mika di atas meja panjang, ada yang sedang memotong busa. Ada juga yang sedang merangkai pembuatan alat berupa face shield atau pelindung wajah.
Dengan hati-hati, bagian-bagian bahan yang terpisah itu dirangkai menggunakan alat dan bahan yang sederhana. Bahan-bahan itu mudah didapatkan di Kota Probolinggo karena itulah dibuat sendiri. “Sebenarnya kami sudah mendapatkan bantuan APD seperti face shield dari Dinas Kesehatan. Namun, kami jaga-jaga agar tidak sampai kekurangan dengan membuat APD sendiri,” ujar dr Anis Eka, salah satu dokter dari Puskesmas Kanigaran.
Sempat ada pertimbangan untuk membeli face shield, namun akhirnya dipilih untuk membuat sendiri. Bahan serta alatnya pun mudah didapatkan di Kota Probolinggo. “Bahannya sederhana saja, seperti mika plastik tebal, busa, rangka bando, lakban hitam bolak balik, dan lem Castol. Yang jarang ini rangka bando. Kalau yang lain mudah didapat,” katanya. Untuk membuat face shield ini, tim medis Puskesmas Kanigaran berinisiatif menggerakkan tenaga medis yang ada sebagai relawan. Baik itu dokter, perawat, serta tenaga medis lain ikut membantu.
“Untuk desain face shield ini kami mengacu pada face shield yang dibuat IDI. Termasuk contoh desain face shield. Kami menggunakan rangka bando dan busa untuk memperjelas bentuknya, juga untuk kenyamanan bagi yang menggunakan,” tuturnya.
Dokter Anis menunjukkan, busa ditempel menggunakan lem Castol pada rangka bando. Kemudian rangka bando ini ditempel menggunakan lakban hitam dengan lem bolak balik dan ditempelkan pada bagian mika. Pada bagian belakang menggunakan tali elastik. “Bagian mika ini harus cukup panjang untuk menutupi bagian wajah. Sehingga melindungi dokter atau perawat dari droplet ketika harus merawat pasien,” jelasnya.
Dengan terbatasnya kacamata goggle dan langkanya masker medis, maka penggunaan face shield diharapkan mampu membantu melindungi tenaga medis. “Kami juga akan membuat APD jenis skort, bukan hazmat ya. Kalau hazmat itu APD level tiga, kalau ini level dua. Tapi tidak kami buat sendiri melainkan menjahitkan,” lanjutnya.
Puskesmas Kanigaran, menurut dr. Anis, juga membuatkan masker dua lapis untuk warga yang datang ke puskesmas dan tidak memakai masker. “Kami beli bahannya dan dijahitkan ke penjahit menjadi masker. Baik masker dua lapis dan masker yang ada kantong tisunya. Masker ini kami bagikan secara gratis kepada warga yang berobat ke puskesmas, tapi tidak menggunakan masker,” kilahnya.
Dana pembuatan APD ini, merupakan hasil donasi dari masyarakat yang peduli dengan keamanan petugas medis. “Kebetulan teman-teman dr. Ajeng dari SMP 5 itu menggalang donasi untuk pembuatan APD. Ini anggarannya dari sana,” tandasnya.
Saat ini prioritas APD yang dibuat untuk tenaga medis di lingkungan Puskesmas Kanigaran. Jika donasi dari masyarakat bertambah, maka akan dibuatkan APD untuk tenaga medis yang ada di klinik-klinik dokter di Kanigaran. Pembuatan APD ini dilakukan di Puskesmas Kanigaran setelah jam pelayanan puskesmas selesai. Kemarin siang pembuatan APD face shield dilakukan sampai pukul 13.00, paparnya. “Kami inginnya mengerjakan sampai selesai, tapi lem Castol-nya habis. Mungkin dilanjut besok,” lanjutnya.
dr Lusi Tri Wahyuni, kepala Puskesmas Kanigaran Kota Probolinggo menjelaskan, pembuatan APD ini merupakan inisiatif dari tenaga medis di Puskesmas Kanigaran. APD seperti face shield menurutnya, sebenarnya ada. Namun dengan situasi wabah, kebutuhan APD juga meningkat untuk melindungi tenaga medis dari tertular wabah.
“Tidak hanya dokter dan perawat yang membutuhkan face shield, tapi petugas lain yang bersinggungan dengan masyarakat juga perlu. Bekerja di puskesmas ini kan tugas pelayanan, pasti bersinggungan dengan warga secara langsung,” tambahnya. [wap]

Tags: