Terancam Diusir Pemkot, Pedagang Hi Tech Mall Gelar Aksi Protes

Sejumlah pedagang Hi Tech Mall saat menggelar aksi unjuk rasa, Selasa (20/2). [trie diana/bhirawa]

Pemkot Surabaya, Bhirawa
Ratusan pedagang Hi Tech Mall menggelar aksi unjuk rasa di depan mal yang dulu dikenal sebagai Surabaya Mall itu, Selasa (20/2).
Mereka menolak pindah menyusul habisnya kontrak kerjasama Build Operate Transfer (BOT) antara PT Sasana Boga sebagai pihak manajemen operasional dan Pemkot Surabaya pada 2019.
Koordinator pedagang Hi Tech Mall Dedi Nasution membantah kalau ada eksodus besar-besaran menyusul akan habisnya masa kontrak kerjasama BOT, yang membuat Hi Tech Mall akan ditutup.
”Aksi ini menunjukkan kalau pedagang di Hi Tech Mall masih eksis,” tegas Dedi.
Dijelaskannya jumlah pedagang di Hi Tech Mall sebelumnya sebanyak 1200-an tapi sekarang menyusut menjadi sekitar 600-an.
”Jumlah kami berkurang karena ada isu mal akan ditutup dan adanya intimidasi,” tambah Dedi.
Tapi Dedi enggan menjelaskan siapa pihak yang melakukan intimidasi itu. Yang jelas para pedagang menuntut supaya PT Sasana Boga mengizinkan mereka untuk tetap berdagang, sampai kerjasama BOT selesai. Selain itu Pemkot Surabaya juga diminta agar memberikan perlindungan kepada para pedagang sampai proses penyerahan Hi Tech Mall ke Pemkot Surabaya oleh PT Sasana Boga tuntas.
”Kami sudah berjualan selama 30 tahun, kita tidak rela kalau tiba-tiba apa yang sudah kita perjuangkan dihilangkan. Kita hanya menuntut Hi Tech Mall diperbaiki dan pedagang tetap boleh berjualan,” tegas Dedi.
Aksi yang juga ditujukan kepada Pemkot Surabaya itu, didatangi Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Agus Son Haji dan Kepala Bagian Perintahan Pemkot Surabaya Eddy Chrisjanto. Di atas mobil pikap Agus Son Haji di depan ratusan pedagang menegaskan kalau Pemkot Surabaya akan menjadikan Hi Tech Mall sebagai gedung pusat kesenian.
”Tapi para pedagang jangan khawatir karena tetap bisa berjualan dengan dilakukan penataan terlebih dahulu. Ini pesan dari Bu Risma.” tegas Agus Imam Son Haji.
Mendengar janji itu para pedagang menyambut dengan gembira. Dedi juga mengatakan pedagang tidak menolak program Pemkot Surabaya, tapi ingin ada sinergi antara kepentingan pemkot dan kepentingan mereka. [dre]

Tags: