Terapkan ‘Smart’ Kurikulum Jaga Kelestarian Alam

Para siswa sedang membuat kerta daur ulang dan menunjukan briket yang sudah jadi.

SMP Pembangunan Jaya 2 Sidoarjo
Sidoarjo, Bhirawa
Menjaga kelestarian alam adalah tugas bersama, karena manusia hidup di dan dari alam, sehingga sudah seharusnyalah menjaga kelestarian alam. Hal inilah yang dilakukan SMP Pembangunan Jaya 2 Sidoarjo dalam rangka ikut serta menjaga kelestarian alam.
Sekolah yang berlokasi di Kawasan Vancouver J1/01 Puri Surya Jaya Gedangan, Sidoarjo ini berkomitmen dengan mengintegrasikan pelestarian alam melalui program unggulan sekolah. Yaitu penerapkan Smart Curriculum, yang memiliki berbagai kelebihan di dalamnya.
“Yakni Sains Workshop, Sustainable Eco Development (SED), Liberal Arts dan Entrepreneur.” Itulah penuturan salah satu guru pembina SMP Pembangunan Jaya 2 Sidoarjo, M. Alfan Ali, S.Pd saat ditemui kemarin (11/2).
Ia katakan, pihaknya sangat concern tentang pelestarian alam yaitu SED, dalam penerapannya, semua program unggulan terintegrasi dalam mata pelajaran yang ada di sekolah. Seperti halnya dalam salah satu mata pelajaran, peserta didik diminta untuk membuat suatu produk yang bisa ramah lingkungan dan juga bernilai ekonomis. “Di antaranya pembuatan obat nyamuk, briket, kertas daur ulang ‘Karena bisa dijual, sehingga bisa terdapat dua program unggulan yang terintegrasi yaitu SED dan Entrepreneur,” tuturnya.
Lanjutnya, kami buat obat nyamuk elektrik ramah lingkungan, karena sekarang ini sedang musim penghujan, banyak sekali genangan air yang ada di sekitar kita, tentu memicu banyaknya nyamuk yang berkembang biak. Dampaknya banyak warga yang terjangkit penyakit demam berdarah. Pencegahannya selain dengan pembuatan biopori dan 3M kita juga bisa mengatasinya dengan obat nyamuk yang tentunya ramah lingkungan.
Ia katakan, ramah lingkungan karena bahan dasar yang digunakan dari bahan alami, seperti ilalang, kulit jeruk, daun serai dan bahan alami lainnya. Sehingga tidak mengandung bahan kimia berbahaya. Termasuk dalam pembuatan briket, bahan bakar alternatif rumah tangga. Penggunaan briket dari sampah rumah tangga ini. Selain bisa menghemat bahan bakar minyak, briket ini juga bisa menjaga kelestarian lingkungan sekitar.
Alfan Ali mengungkapkan, karena bahan dasarnya dari sampah yang tidak terpakai dan seringkali dibuang di jalan ataupun di sungai yang bisa membuat lingkungan semakin rusak, akibat menumpuknya sampah tersebut, bahkan banjir. “Makanya kami membuat briket dari sampah tersebut. Sehingga sampah bisa dimanfaatkan dengan baik sebagai salah satu bahan bakar alternatif yaitu briket, yang tentunya bisa menyimpan panas dalam waktu yang cukup lama untuk memasak,” ungkapnya.
Menurut salah satu siswa yang terlibat dalam pembuatan briket, Stanley Jonathan Wahjudi menjelaskan cara memakaikanya cukup mudah, hanya dengan memasukkan potongan obat nyamuk elektrik yang berbentuk lembaran ke dalam alat uap obat nyamuk, seperti yang banyak dijual di pasaran. “Bahan alami yang terkandung dalam obat nyamuk tersebut akan menguap dan bisa mengusir nyamuk di sekitar area yang diinginkan,” jelasnya.

Dewi Masyithoh, M.Pd

Berkreasi dan Bereksplorasi
Selain membuat produk-produk kreatif dengan bahan dasar alam yang tidak terpakai, sekolah ini juga masih terus mengembangkan dan memfasilitasi siswa-siswi untuk terus berkreasi dan bereksplorasi dengan bahan alam.
Kepala SMP Pembangunan Jaya 2 Sidoarjo Dewi Masyithoh, MPd menuturkan lebih jauh tentang kreasi siswanya, yang telah berhasil membuat beberapa produk ramah lingkungan, obat nyamuk elektrik ramah lingkungan, briket sebagai bahan bakar alternatif dari sampah rumah tangga, kertas daur ulang ramah lingkungan.
“Selain produk jadi, juga terdapat beberapa pembelajaran yang memicu peserta didik, agar lebih memiliki sikap ramah lingkungan antara lain yaitu pembuatan keranjang takakura, komposter, biopori dan masih banyak lagi,” tutur Bu Dewi sapaan akrabnya.
Jadi, tujuan dari pembelajaran ini adalah selain anak dapat menghasilkan produk, lebih jauh lagi siswa SMP Pembangunan Jaya 2 juga diharapkan menguasai ketrampilan hidup (life skill), yang kelak akan sangat dibutuhkan saat mereka terjun ke masyarakat.
“Lulusan dari SMP Pembangunan Jaya 2 diharapkan juga bisa menjadi agen perubahan lingkungan yang baik, sehingga kelestarian lingkungan bisa tetap terjaga. Intinya para siswa harus bisa berkreasi dan berekplorasi,” pungkas Bu Dewi. [ach]

Tags: