Terbebani Pajak Pedagang Daging Sapi Merugi

Sapi yang didatangkan dari Madura masih anakan, ini akibat langkanya sapi di Probolinggo.

Sapi yang didatangkan dari Madura masih anakan, ini akibat langkanya sapi di Probolinggo.

Probolinggo, Bhirawa
Sejak di edarkan wacana pemberlakuan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terhadap pedagang  daging sapi. Sejumlah pedagang daging sapi di Kabupaten Probolinggo, mengaku rugi hingga jutaan rupiah. Akibatnya sebagian besar pedagang harus menanggung resiko minimnya stok jualannya.
Ketua asosiasi pedagang daging sapi (Apdasi) Kota Kraksaan, Probolinggo, H.Mar Tujuh, Senin (1/2)  mengatakan  selama beberapa hari ini, pedagang daging sapi mengeluhkan hal itu, karena PPN di bebankan kepada mereka. Dalam peraturan Menteri Keuangan no 267 tentang regulasi hewan ternak itu, justru membuat pedagangang daging sapi sangat resah.
“Dengan dibebankannya PPN kepada kami, membuat harga daging naik. Bahkan, yang lebih urgen terhadap pedagang daging sapi adalah, saat ini berdampak terhadap harga sapi lokal, karena harga sapi melonjak, maka daging sapi saat ini langka di pasaran,”ujar Mar Tujuh.
Ia menjelaskan, dirinya tidak menaikan harga penjualan daging sapi, meski harga sapi lokal saat ini semakin meroket. Namun, penjualan daging masih dalam kisaran Rp 100 ribu/kg. Meski setiap harinya mengalami kerugian sebesar Rp 1 juta.
“Saat ini kami masih bisa bertahan demi menyelamatkan konsumen, agar mereka tidak beralih ke daging lainnya. Tapi jika ini masih terus berlarut, maka kemungkinan besar Apdasi akan mogok berjualan,”tandasnya.
Mar Tujuh, menambahkan sejauh ini pihaknya dan anggotanya yang lain, sudah merugi sekitar 40 persen, lantaran pasokan daging sangat berkurang. Sedangkan yang menjadi andalan Adasi adalah hanya daging sapi lokal,”kenaikan sapi lokal saat mencapai Rp 1sampai 2 juta per ekor. Kami berharap daging sapi import segera masuk ke Probolinggo,”paparnya.
Demikian pula dengan Ketua Asosiasi Pedagang Daging Sapi (Apdasi) kabupaten, Probolinggo, H Rifa’i mengatakan selama beberapa hari ini, pedagang daging sapi mengeluhkan hal itu, karena PPN dibebankan kepada mereka. Dalam peraturan Menteri Keuangan No: 267 tentang regulasi hewan ternak, justru membuat pedagangan daging sapi sangat resah.
Lebih lanjut H. Rifa’i mengatakan pasokan sapi Madura ke Kabupaten Probolinggo, sejak bulan Agustus hingga Desember 2015 lalu, sangat minim. Namun, pada bulan Januari 2016 ini, mengalami peningkatan sekitar 10 persen. Meski terjadi peningkatan pengiriman, namun stok sapi potong di Probolinggo masih terbilang minim, sehingga keberadaan stok daging sapi langka.
Secara terpisah Agus Solichin penanggung jawab balai besar Karantina Pertanian Surabaya, wilayah kerja Desa Kalibuntu Probolinggo. Mengungkapkan, di mungkinkan kelangkaan daging sapi di Probolinggo terjadi karena, pengiriman sapi yang dari Madura, itu masih anakan, yang jelas masih nunggu waktu beberapa bulan untuk dilakukan pemotongan.
Selain itu, harga sapi potong antara di Madura dan Probolinggo, itu tidak stabil, harga sapi di Madura di pasaran naik, sedangkan di Probolinggo sendiri harganya terbilang minim, kalau dibandingkan dengan harga daging sapi potong saat ini yang cukup mahal, tidak seimbang dengan harga sapi anakan dari Madura. Mungkin penyebab kelangkaan daging sapi di Probolinggo, dari faktor tersebut.
“Kami hanya memantau lalu lintas pengirimannya saja, sapi dari Madura ke Probolinggo. Hanya saja mungkin kelangkaan daging dikarenakan permintaan di Probolinggo sangat tinggi, sedangkan pemotongan sapi sendiri lamban akibat masih menunggu waktu, karena sapi yang dari Madura masih anakan,”ungkap Agus.
Sementara itu lanjut Agus, pengiriman sapi Madura, ke Probolinggo, dilakukan 3 kali dalam seminggu, dan selama bulan Januari 2016 ini, dalam satu kali pengiriman dari Madura, itu dibawah seribu ekor, yang disebar ke sejumlah pasar di Kabupaten Probolinggo.
Dikatakan Abu Hasan, seorang pedagang sapi asal Probolinggo, salah satu kelangkaan daging sapi di Kabupaten Probolinggo penyebab utamanya bisa dari minimnya harga sapi di Probolinggo, serta tidak layaknya pemotongan sapi. Oleh pedagang sapi, sapi anakan dari Madura itu masih di pelihara sampai layak untuk dipotong, selain itu menunggu stabilnya harga dipasaran.
“Harga sapi Madura di Probolinggo murah, tidak seimbang dengan harga daging saat ini, kalau kondisi seperti ini dipaksakan, maka resikonya kepada pedagang sapi yang mengambil dari Madura ini,”tambah Hasan. [wap]

Tags: