Terbentur Jadwal Belajar, Imunisasi MR Tak Maksimal

dr Ngesti Utomo

Kota Blitar, Bhirawa
Pelaksanaan  Imunisasi Measles Rubella atau dikenal dengan Imunisasi MR yang dilaksanakan di sekolah-sekolah Kota Blitar tidak bisa berjalan dengan maksimal.
Sebelumnya agar pelaksanaan Imuninasi MR untuk anak usia 9 bulan hingga 15 tahun ini berjalan lancar sebelumnya Wali Kota Blitar, Samanhudi Anwar juga telah menginstruksikan kepada Dinas Pendidikan dan Kesehatan untuk melakukan imunisasi ke Sekolah yang ada di Kota Blitar untuk saling membantu, namun hal itu ternyata sulit dilakukan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Blitar, dr Ngesti Utomo menjelaskan kendala yang dihadapi Dinas Kesehatan ketika melakukan imunisasi di sekolah yakni padatnya jadwal belajar siswa sehingga ditakutkan dapat mengganggu proses pembelajaran bagi para murid.
“Kami tidak bisa melakukan pemanggilan siswa dengan mudah kalau nantinya akan mengganggu belajar siswa, sehingga kami siapkan personil kami sesuai dengan kesiapan siswa di masing-masing sekolah,” kata dr. Ngesti Utomo.
Lanjut dr Ngesti, pihaknya mengaku ada lebih dari 43 ribu anak akan mendapatkan imunisasi MR dalam waktu dua bulan ini di Kota Blitar, sehingga kebijakan imunisasi dengan mendatangi sekolah akan dilakukan di bulan kedua yang akan dikoordinasikan dengan Dinas Pendidikan dan lembaga sekolah.
“Demi tetap memperlancar jalannya profram imunisasi MR akibat minimnya tenaga medis, kami akan berkoordinasi dengan lembaga lain ditingkat bawah seperti Posyandu, PKK dan Dasa Wisma sehingga bisa memberikan bagi pelajar yang belum mengikuti Imunisasi MR,” ujarnya.
Wakil Ketua DPRD Kota Blitar, Totok Sugiarto sangat mendukung pelaksanaan Imunisasi MR di Kota Blitar yang nantinya bisa berjalan dengan maksimal dengan jumlah sasaran yang cukup banyak di Kota Blitar lebih dari 43 ribu sasaran. Namun demikian pihaknya juga berharap semua lembaga sekolah utamanya tingkat SD/MI dan SMP/MTs atau sederat untuk ikut membantu Dinas Kesehatan melakukan Imunisasi MR di sekolah.
“Ini demi kepentingan bersama, tentunya lembaga pendidikan setingkat tingkat SD/MI dan SMP/MTs atau sederat bisa memberikan waktu serta kesempatan Dinas Kesehatan melakukan imunisasi MR. Selain itu Dinas Kesehatan juga harus proaktif kepada lembaga pendidikan tersebut,” kata Totok Sugiarto. [htn]

Tags: