Terima Gubernur Lemhanas, Paparkan Potensi Wisata Jatim

Wagub Jatim Drs H Saifullah Yusuf saat menerima kunjungan kerja Gubernur Lemhannas RI dan 58 peserta SSDN Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LIV di Gedung Negara Grahadi Surabaya.

Wagub Jatim Drs H Saifullah Yusuf saat menerima kunjungan kerja Gubernur Lemhannas RI dan 58 peserta SSDN Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LIV di Gedung Negara Grahadi Surabaya.

Pemprov, Bhirawa
Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf menerima kunjungan kerja Gubernur Lemhannas RI dan 58 peserta Studi Strategis Dalam Negeri (SSDN) Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LIV di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (17/7).
Pada kesempatan itu, Wagub yang lebih lekat disapa Gus Ipul itu memaparkan kebijakan dan  perkembangan pembangunan Jatim, utamanya bidang pariwisata sesuai dengan fokus perhatian para peserta SSDN PPRA  LIV.
Dipaparkan Gus Ipul, pemprov Jatim terletak diantara Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Bali, sehingga untuk perkembangan pariwisata mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Hal tersebut dapat dilihat dari  pendapatan yang diperoleh bidang pariwisata pada tahun 2015 mencapai  Rp92,85 triliun, yang berarti mengalami kenaikan sebesar 5,48 persen dari tahun 2014. Kontribusi terhadap PDRB Provinsi Jatim sebesar 26,38 persen.
Penyumbang terbesar berasal dari wisatawan nusantara mencapai 51.344.135 orang, kebanyakan mereka melakukan wisata relegi dan tertinggi berasal dari Jakarta.  Menurut Gus Ipul, di Jatim terdapat makam 5 wali dari 9 wali yang ada di Indonesia dan terakhir yang juga banyak dikunjungi wisatawan adalah makam Gus Dur di Jombang.
Sedang untuk wisatawan manca negara yang berkunjung ke Jatim mencapai 612.412 orang (nasional sebanyak 10.406.759 orang atau 5,88 persen). “Wisman lebih menyukai wisata alam terutama untuk menikmati keindahan alam Gunung Ijen dan Gunung Bromo,” jelasnya lebih lanjut. Terbanyak mereka berasal dari Malaysia, Singapura, China, Taiwan dan Jepang.
Menurut Gus Ipul Daerah Tujuan Wisata (DTW) di Jatim sulit untuk berkembang. Hal tersebut disebabkan beberapa hal, antara lain sarana-prasarana (infrastruktur dan transportasi) yang masih sulit. “Banyak DTW Alam yang indah tapi belum dilengkapi dengan sarana prasarana yang memadai,” paparnya.
Penghambat lainnya adalah permasalahan pemasaran,kurangnya promosi dari daerah. Selain itu koordinasi juga sebagai penghambat karena DTW Alam mayoritas terletak di lahan perhutani ataupun pihak lain. Sumber Daya Manusia (SDM), hal tersebut disebabkan sekolah pariwisata keluarannya masih rendah.
Untuk permasalah SDM, Provinsi Jatim mengambil kebijakan dengan memperkuat dan memperbanyak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dengan perbandingan 60 persen  untuk SMK dan 40 persen untuk SMU. Bahkan dikemudian hari akan ditingkatkan menjadi 65 persen dibanding 35 persen. Bahkan lulusan disertifikasi kerjasama dengan Amerika Serikat dan Negara Jerman.
Sedangkan program prioritas antara lain memperbaiki jalan (nasional, provinsi, daerah), penyelesaian jalan TOL, fasilitas jalan KA double track, pengembangan pelabuhan, pengembangan fasilitas  penerbangan.
“Strategi yang dilaksanakan adalah melakukan kerjasama dengan semua elemen baik yang berada di dalam maupun luar negeri untuk mempromosikan dan mengembangkan pariwisata Jatim, misalkan melalui  pameran-pameran,” katanya.
Sementara itu Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjoyo mengatakan bahwa dalam rangka penyiapan kader pimpinan tingkat nasional, maka lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI maka pada tahun anggaran 2016 menyelenggarakan Program Pendidikan Reguler (AAPRA) LIV.
Yang menjadi fokus perhatian adalah bidang pariwisata. Untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan pariwisata di Jatim, para peserta akan mengadakan kunjungan langsung ke daera-daerah tujuan wisata. “Kami datang untuk mendengarkan kesulitan dan menampung kesulitan-kesulitan terhadap pelaksanaan kebijakan pemerintah pusat,”ungkapnya.
Data yang diperoleh dari daerah akan didiskusi dan disimpulkan yang kemudia diserahkan kepada Presiden sebgai landasan pembuatan kebijakan. “Sangat diharapkan Lemhannas RI akan melahirkan negarawan yang berwawasan dan berpikiran holistik dan integratif,” paparnya. [iib]

Tags: