Teringat Masa SMA, Fatma Saifullah Yusuf Baper Lihat Film ‘Dilan 1990’

Dra Hj Fatma Saifullah Yusuf istri Cagub Jatim Drs H Saifullah Yusuf foto bersama penonton usai nobar film ‘Dilan 1990’

Keseruan Nobar Film ‘Dilan 1990’

Kota Surabaya, Bhirawa
Demam film ‘Dilan 1990’ ternyata masih menyerang banyak orang. Tak terkecuali Dra Hj Fatma Saifullah Yusuf. Istri Calon Gubernur (Cagub) Jatim nomor urut 2 H. Saifullah Yusuf (Gus Ipul) ini, mengaku baper (terbawa perasaan) saat nonton film yang telah ditonton jutaan orang ini.
Kehebohan film ‘Dilan 1990’ ternyata juga membuat Fatma untuk tertarik nonton film berlatar belakang era 1990-an ini. Selama ini, Fatma memang selalu menyempatkan diri untuk nonton film karya anak negeri yang fenomenal seperti ‘Kartini’, dan kali ini giliran film ‘Dilan 1990’.
“Alhamdulillah saya sudah berkesempatan nonton film ‘Dilan 1990’ yang sangat fenomenal dan membuat penasaran banyak orang untuk segera menontonnya. Film ini sudah dinikmati sebanyak 6 juta lebih penonton dan Insya Allah bisa tembus 7 juta penonton,” ujar Fatma, saat dimintai komentarnya mengenai film yang diadaptasi dari sebuah novel karya Pidi Baiq, Kamis (8/3).
Menurut dia, film ‘Dilan 1990’ telah sukses membawanya jadi baper pada masa-masa yang paling indah. Yakni saat dibangku SMP pada 1983 dan SMA pada 1986, dimana masa remaja yang tidak akan bisa terulang kembali. “Seru, begitu manis, begitu indah dan akan tetap menjadi kenangan tak terlupakan,” kenangnya.
Ketika nobar, kata Fatma, antusias penonton sangat luar biasa. Mereka banyak yang terbawa emosi saat adegan Dilan dengan Milea. Jika biasanya saat nonton bioskop suasana hening dan senyap, beda saat nonton film ‘Dilan 1990’. Sering diwarnai tawa dan gemuruh penonton saat adegan-adegan yang romantis dan kocak khas anak 1990-an.
“Yang saya heran, penonton banyak yang sudah hafal dialognya. Ternyata, saat saya tanya Dilanisme (sebutan bagi penggemar Dilan, red) ternyata ada yang sudah nonton sebanyak 10 kali. Wow !!!. Tapi memang tidak salah, filmnya memang lucu, keren, dialognya bikin geli ya.. Apalagi saat saya nonton dihadiri sang sutradara, Mas Fajar Bustomi dan mbak Soraya Hylmi jadi tambah seru,” ungkapnya.
Fatma mengatakan, film ini memang layak ditonton oleh para ibu. Karena secara emosional, Ibulah yang lebih dekat dengan anak-anak dan menjadi bagian penting dan hari-hari mereka yang berwarna. Sehingga ibupun layak nonton film ‘Dilan 1990’ untuk lebih memahami anak-anak remaja.
“Saat nonton, kebetulan saya juga nobar bareng para guru. Film ini juga mengajari guru agar juga lebih memahami anak didiknya. Pendekatan lebih pada membangun karakter, dan itu hanya bisa dilakukan para guru bisa dekat dan memahami siswa-siswanya,” katanya.
Fatma berharap film-film Indonesia akan terus berjaya dan menghasilkan karya-karya yang fenomenal. “Selamat untuk kesuksesan film ‘Dilan 1990’. Semoga film Indonesia semakin berjaya dan film yang dibuat oleh putra putri terbaik negeri ini, harus kita dukung agar film Indonesia bisa menjadi raja di negeri sendiri,” pungkasnya.
Sebelum Fatma, keseruan film ‘Dilan 1990’ juga dirasakan Calon Gubernur (Cagub) Jatim, Drs H Saifullah Yusuf. Gus Ipul menyaksikan film ‘Dilan 1990’ dengan mengajak beberapa jurnalis di XXI Grand City Mall, Jalan Walikota Mustajab, Surabaya. “Ini cerita di era 90-an dan diputar di era milenial, menarik, ternyata masa lalu masih relevan lah dengan masa sekarang,” kata Gus Ipul.
Menurut Gus Ipul, film ‘Dilan 1990’ menggambarkan adanya suatu hal yang perlu dipertahankan di masa lalu sembari menerima nilai-nilai yang lebih baik di masa sekarang. “Kalau saya kan era 80-90 an, cuma seberapa jauh film ini diminati sama anak-anak zaman sekarang, ini yang menarik dan zaman now,” ucap Gus Ipul.
Di balik kesuksesan film tersebut, menurut Gus Ipul karya anak bangsa perlu diapresiasi. Apalagi seperti film ‘Dilan 1990’ yang menjadi pembicaraan dimana-mana. “Inilah pertemuan antara masa lalu dan masa kini,” kata Gus Ipul.
Ada beberapa pesan sosial yang bisa diambil dari film ini, seperti bagaiman siswa menghormati guru, dan sebalinya. “Ada beberapa pesan sosial yang bagus. Tak hanya bagaimana siswa menghormati guru, tapi juga seorang anak taat dan hormat kepada orang tua,” ungkapnya.
Sementara itu usai menyaksikan ‘Dilan 1990’, seperti biasa, Gus Ipul juga langsung diserbu para pengunjung XXI untuk berfoto bersama. Dengan sabar, Gus Ipul pun melayani permintaan pengunjung yang minta foto tak hanya sekali, tapi beberapa kali dengan alasan gambar kurang fokus. [Zainal Ibad]

Tags: