Terinspirasi Korban Bullying, Jadikan Molekul Trisomy Motif Batik

Dian Iqbal Fanani saat ‘Nyorek atau Memola Batik’ bermotif Molekul Trisomy ditemani oleh Chessa Uly Thalia di telasar International Village Ubaya, Selasa (20/3).

Peringati Hari Down Syndrom
Surabaya, Bhirawa
Perlakuan bullying yang sering didapatkan oleh penderita down syndrome, membangkitkan sikap empati dari lima mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya). Mereka adalah Dian Iqbal Fanani, Chessa Uly Thalia, Imelda Sukamto, Fernando Tjahjono, dan Yesica Athisky Gunawan.
Bentuk empati tersebut mereka tuangkan dalam seni ‘Nyorek atau Memola’ motif batik yang mereka namakan ‘Edu Batik’. Seperti yang diakui mahasiswa Industri Kreatif Dian Iqbal Fanani, bahwa batik yang mereka buat berbeda dengan batik yang sudah ada. Jika secara umum, motif batik diangkat dari cerita rakyat atau potensi daerah lokal, maka Ia dan tim membuat motif batik dengan mengangkat konsep biology.
“Sudah sangat banyak motif batik yang mengangkat cerita rakyat dan potensi lokal. Oleh sebab itu, kami mengangkat masalah yang saat ini masih terjadi di lingkungan” ungkap mahasiswa semester 9 ini.
Down Syndrome, tambahnya dipilih karena mereka masih sering mendapat perlakuan buruk dilingkungan pertemanan. Tidak hanya bullying secara verbal namun juga non verbal (fisik).
Pada motif batik yang ia buat, Iqbal menambahkan bahwa ia bersama timnya membuat motif Molekul Trisomy. Molekul Trisomy merupakan kelainan kromosom pada tipe 21. Di mana, kromosom 21 ini pada umumnya berjumlah 2 buah kromosom, berbeda dengan penderita down syndrome yang memiliki 3 buah kromosom. Pada batik buatannya, Iqbal dan tim memasukkan tiga unsur pesan dalam ‘Memola’ batik. Antara lain, DNA (yang dibentuk seperti oarang rusa), motif protein dan motif Kromosom (Molekul Trisomy).
Dalam proses pembutan batik, Chessa menambahkan ada dua jenis teknik yang sering digunakan yaitu Silasi dan Deformasi. Namun, pihaknnya memilih menggunakan teknik Stilasi, di mana teknik ini merupakan proses penggayaan bentuk atau penggambaran dari bentuk alami menjadi bentuk ornamental (hiasan) yang dilakukan dengan cara pengurangan atau penyederhanaan objek.
Sementara itu, Kaprodi Magister Bioteknologi Ubaya, Sulistyo Emantoko mengungkapkan jika pemberian rantai DNA pada Molekul Trisomy, yang menguntai antara lingkaran molekul yang memberikan symbol penerimaan individu kepada penderita down syndrome untuk bekerja sama di tengah masyarakat.
“Kami ingin merangkul masyarakat secara lebih menyeluruh untuk memahamkan kepada mereka dalam bersikap secara nurani dalam memperlakukan Down Syndrome” ujarnya. [ina]

Tags: