Terisolir, Warga Jombang Ingin Punya Jembatan

Untuk beraktifitas, warga harus selalu melewati beberapa sungai karena belum adanya jembatan penyeberangan. [ramadlan]

Jombang, Bhirawa
Dusun Nampu Desa Klithih kecamatan Plandaan, Jombang merupakan dusun yang cukup terpencil. Desa yang masuk kawasan pinggiran hutan yang beara di Utara Brantas Jombang ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Nganjuk. Akses menuju dan dari  Dusun Nampu sangat sulit karena belum adanya jembatan penyeberangan yang memadai bagi 200 Jiwa ini.
Kepala Desa Klithih, Siti Ro’aini mengatakan, pihaknya sudah lama mengusulkan harapan warganya agar mempunyai jembatan penyeberangan. Namun sampai hari ini, keinginan tersebut masih belum terwujud. Jembatan yang diinginkan adalah jembatan yang menghubungkan Nampu- Sumber Wringin ( Nganjuk).
“Sejak saya awal menjabat, saya sudah mengusulkan. Bahkan kepala desa sebelum saya pun sudah pernah mengusulkan juga, ada akses lain menuju ke sana, tapi harus lewat hutan. Lahannya milik Perhutani” papar Kades Siti kepada Bhirawa.
Sangat sulit akses menuju dusun yang di huni 44 Kepala Keluarga (KK) dengan penduduk sekitar 200 jiwa tersebut bias dirasakan, ketika Koran ini mencoba untuk menyambangi. Siapapun yang akan menuju Dusun Nampu harus melewati jalan setapak yang licin sejauh empat kilometer., apalagi jika musim penghujan.
Untuk menuju Nampu, harus melewati dan menyusuri sungai, sebanyak empat kali menyeberang baru sampai dikawasan tempat tinggal warga dusun dari titik awal penyeberangan di Dusun Tondo Wesi, Desa Pule, Kecamatan Jatikalen, Kabupaten Nganjuk.
Toha (50) Salah seorang warga bahkan menuturkan pada tahun 2014 ada seorang warga Nampu yang akan melahirkan harus di tandu melewati sungai. “Ya terpaksa harus di tandu lewat sungai, karena belum ada jembatan,”tuturnya yang ikut memberikan pertolongan kepada warga Nampu tersebut.
Kades Siti berharap Pemkab Jombang membantu warganya untuk pembuatan jembatan, agar akses pendidikan, kesehatan, serta perekonomian warganya dapat lancar. Minimal agar kendaraan roda empat dapat keluar masuk Dusun Nampu dengan adanya jembatan.” Kasihan anak- anak sekolah. ” Anak SD dari Nganjuk yang bersekolah di Nampu. Begitu juga anak SMP warga Nampu yang bersekolah di Nganjuk, kalau pas musim hujan, air sungai naik kan warga sulit harus belanja ke mana,”ujarnya berharap.
Wakil Ketua DPRD Jombang Minardi SH  membenarkan kondisi warga Dusun Nampu Desa Pojokklitik yang terisolir, apalagi jika musim penghujan. Terlebih bagi anak – anak sekolah yang harus menyeberangi sungai. ” Kita bersama temen temen DPRD sudah pernah sidak ke lokasi. Kalau tidak salah tiga kali kami ke sana, terakhir sekitar awal tahun 2016. Sekarang masih di kaji kalau harus di bangun infrastruktur jalan memutar dan tidak lewat sungai berapa biayanya,”kata Minardi.
Namun demikian, dikatakan Politisi Demokrat ini menambahkan, keinginan warga Dusun Nampu untuk memiliki jembatan masih belum bisa dipastikan. ” Untuk kepastian apakah tahun ini ada pembangunan baik jalan maupun jembatan di wilayah tersebut, kita belum tahu,”tandas Minardi.
Meski demikian, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan dinas terkait. Dan terkait persoalan jembatan di dusun Nampu Desa Klithih, perlu koordinasi antar kabupaten, mengingat sebagian akses menuju dusun tersebut masuk wilayah Kabupaten Nganjuk dan Balai Besar Di Surabaya. “Nanti kalau Nganjuk bangun apa, dan kita ( Jombang ) nambahi di mana nya, jadi perlu juga koordinasi antar kabupaten,”tandasnya. [rur]

Tags: