Para pelajar MTS dan SMA/MAN yang terjaring petugas Pol PP. Diberi hukuman shalat dan ngaji. [kariyadi/bhirawa]
Kota Mojokerto, Bhirawa
Puluhan siswadi Kota Mojokerto mendapat hukumam yang mendidik dari Polisi Pamong Praja (Pol PP) Kota Mojokerto. Karena terjaring razia saat jam sekolah, mereka yang masih berpakaian seragam diberikan hukuman nerupa shalat tobat, mengaji dan upacara bendera dilapangan.
Para pelajar tersebut terkena razia dalam patroli rutin aparat pemgawal Perda Kota Mojokerto ini.
“Mereka kita beri sanksi pembinaan dengan kewajiban menjalankan shalat tobat dua rakaat, mengaji 7 kali Yasin dan upacara bendera. Mereka harus hormat bendera karena Senin ini mereka kan nggak ikut upacara disekolahnya karena membolos,” ujar Hatta Amrullah, Kabid Ketentreman dan Ketertiban (Tramtib) Satpol PP Kota Mojokerto, Senin (17/9).
Hatta berharap langkah pembinaan tersebut membuat para pelajar jera dan tidak mengulangi perbuatannya.
“Tujuannya supaya mereka jera.
Dan mereka yang terjaring razia ini tadi tidak diperkenankan pulang kecuali dijemput oleh orang tua wali murid dan pihak sekolah. Sehingga mereka akan berpikir ulang ketika mau membolos,” imbuh pejabat Alumnus STPDN ini.
Menurut Hatta, para pelajar tersebut diamankan dari sejumlah area publik.
“Mereka mbolos di sebuah warkop Surodinawan, lapangan Surodinawan dan Alun-alun. Indikasinya, mereka telah melanggar Perwali nomor 9 tahun 2009 tentang kota Mojokerto berlingkungan pendidikan dan wajib belajar 12 tahun,” urainya.
Dari razia tersebut petugas mendapati sebuah senjata tajam (sajam) milik salah satu siswa, sebuah obeng serta jimat yang disimpan dalam tas. “Sajam dan obeng serta jimat yang dibungkus kain mori putih itu kita amankan sebagai barang bukti. Alat kontrasepsi sementara nihil,” pungkasnya.
Petugas sebenarnya membidik sebanyak 20 pelajar. Namun selebihnya berhasil meloloskan diri dari kepungan petugas. Dan saking gupuhnya tiga diantaranya yang diketahui merupakan siswi meningggalkan begitu saja tasnya yang kini turut diamankan petugas. [kar]
