Terkena HIV/AIDS Bukan Berarti Berakhir

13-why-atas2Surabaya, Bhirawa
Kalau sakit diobati, kalau sehat jangan sampai sakit. Demikian pesan yang relevan untuk disampaikan kepada mereka yang kini sedang menderita penyakit, termasuk juga penyakit yang dianggap mematikan yakni HIV/AIDS.
“Banyak orang beranggapan bahwa ketika divonis dokter menderita HIV/AIDS seolah kehidupan telah berakhir dan tak ada masa depan lagi. Anggapan itu jelas salah sama sekali,” kata Kepala Unit Perawatan Intermediat Penderita Infeksi) UPPI unit HIV/AIDS Rumah Sakit Dr Soetomo Surabaya Dr Erwin Astha Triono, Sp, PD saat menjadi pembicara pada acara sosialisasi pencegahan HIV/AIDS yang digelar Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Provinsi Jatim, Kamis (12/2) kemarin.
Menurut Erwin, penyakit apapun sesungguhnya bisa menyebabkan kematian kalau tidak ditangani secara baik termasuk HIV/AIDS.
“Jadi para penderita HIV/AIDS itu meninggal bukan karena penyakitnya tidak bisa diobati tetapi karena penderitanya yang enggan berobat secara disiplin,” kata Erwin dihadapan peserta sosialisasi yang berasal dari berbagai organisasi kemasyarakatan wanita se Jatim.
Lebih lanjut menurut Erwin, pihaknya mengajak semua pihak untuk mensosialisasikan bahwa penyakit HIV/AIDS bisa disembuhkan dan obatnya gratis.
“Jadi jangan khawatir pemerintah sekarang sudah punya obat untuk menyembuhkan dan obat itu gratis,” katanya lagi.
Dalam kesempatan tersebut Erwin juga menegaskan bahwa penularan HIV/AIDS hanya bisa terjadi lewat hubungan seks dan darah. Oleh karena itu, jangan sampai ketika di lingkungan sekitar kita ada yang sakit lantas dikucilkan dan dijauhi karena takut tertular HIV/AIDS.
“Sikap masyarakat yang semacam itu bisa jadi yang akan mempercepat kematian penderita karena stres dan malas untuk berobat,” pesan Erwin lagi.
Sebelumnya, Kabid Keluarga Berencana BPPKB Jatim Dra Umi Yuniati MSi saat membuka acara sosialisasi mengingatkan betapa pentingnya organisasi perempuan dalam ikut serta mencegah HIV/AIDS.
“Saya berharap para aktivis perempuan ini secara aktif ikut menyampakan informasi terkait HIV/AIDS kepada orang disekitrrnya,” kata Umi.
Menurut Umi, data menunjukkan bahwa ternyata penderita HIV/AIDS lebih banyak didominasi oleh ibu rumah tangga.
“Kondisi itu menunjukkan bahwa ancaman HIV/AIDS bisa mengancam siapa saja termasuk ibu rumah tangga,” kata Umi lagi. Bahkan lanjut Umi, jumlah ibu rumah tangga yang menderita HIV/AIDS lebih besar jumlahnya dibanding dari kalangan Pekerja Seks Komersial (PSK).
“Itu artinya, meskipun ibu-ibu duduk manis di rumah, tetapi suami ‘jajan’ di luar maka peluang ibu yang baik tersebut tertular HIV/AIDS sangat besar,” kata Umi lagi. [why]

Keterangan Foto : Kepala Unit Perawatan Intermediat Penderita Infeksi) UPPI unit HIV/AIDS Rumah Sakit Dr Soetomo Surabaya Dr Erwin Astha Triono, Sp, PD saat menjadi pembicara pada acara sosialisasi pencegahan HIV/AIDS, Kamis (12/2) kemarin.

Tags: