Terkenang Saat Nyantri

Nur Ahmad Syaifudin

Nur Ahmad Syaifudin
Berbicara Hari Santri Nasional (HSN), Wakil Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifudin, mengaku teringat waktu sekitar tahun 60-an, saat dirinya pernah nyantri di surau yang ada di kampung halamannya, di Desa Janti, Kecamatan Waru.
Kala itu, menurut pria yang pernah jadi ketua pencak silat Pagar Nusa di Sidoarjo itu, hari-harinya dihabiskan di surau untuk belajar ngaji dan agama. Habis sekolah ke surau belajar ngaji bahkan tidur juga di surau. “Jadi kalau pulang, hanya saat waktunya makan saja,” kata ayah tiga orang putra itu, tersenyum, mengenang masa-masa kecilnya saat menjadi seorang santri.
Kehidupan santri saat itu, menurutnya sungguh sangat sederhana. Dirinya bercanda, santri zamannya tidak mengenal apa itu gadget. Beda dengan santri zaman now atau zaman sekarang. Yang mana diakui banyak perubahan pola hidup.
Memang diakui orang nomor dua di Pemkab Sidoarjo ini, tantangan santri dulu dan santri zaman now berbeda. Namun meski demikian mengalami perubahan hidup, menurut hematnya, seorang santri harus tetap sama, yakni tetap pada kesederhaan dan dekat dengan ajaran agama.
“Ini yang tidak boleh berubah dari jiwa seorang santri. Meski menghadapi perubahan zaman, tetap harus hidup sederhana dan dekat dengan ajaran agama,” petuahnya, usai mengikuti upacara Hari Santri Nasional, di Alun-alun Kota Sidoarjo. [kus]

Rate this article!
Terkenang Saat Nyantri,5 / 5 ( 1votes )
Tags: