Terganjal Cuaca, Penanaman Tembakau Tertunda

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov Jatim, Bhirawa
Musim tanam tembakau pada 2015 ini diprediksi mengalami penundaan terakibat musim hujan yang belum berakhir di sebagian besar wilayah Jawa Timur. Biasanya tanam tembakau dimulai pada bulan Mei-Juni. Namun, pada tahun ini diperkirakan dimulai pada awal Juni-Juli.
Kepala Dinas Perkebunan Jatim, Ir Samsul Arifien MMA mengharapkan, tembakau Jatim masih dalam posisi kualitas yang bagus. “Sebab banyak harapan dari gudang tembakau untuk bisa menampung produksi tembakau dengan kualitas yang bagus,” katanya, Senin (11/5).
Untuk lahan tembakau, lanjutnya, luasan lahan tembakau di Jatim masih bertahan. Jika di luar Jatim biasanya lahan tembakau sudah mengalami degradasi. “Semoga di Jatim tidak ada degradasi lahan. Untuk produksi tembakau masih 100 ribu ton,” katanya.
Dikatakannya, ada permasalahan di daerah dikarenakan tidak adanya kesepakatan harga mengingat ada beberapa komoditas tembakau mengalami penurunan harga. Misalkan saja tembakau Na Oost untuk degblad (bahan pembalut, red) itu harganya seharusnya Rp 80 ribu ternyata turun menjadi Rp 60 ribu, sedangkan oomblad (pembungkus, red) dan filler (sisi, red) 40 ribu turun 25 ribu.
“Karena  memang kalau namanya gudang tembakau, maka yang selalu dilihat kualitas tembakau. Memang tahun lalu, kualitas tembakau agak terlalu bagus terganggu karena cuaca. Semoga tahun ini membaik. Namun secara umum, tembakau di Jatim tidak terlalu bagus dikarenakan cuaca, namun semua laku dan harga baik. Sebab stok kurang banyak,” katanya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Asosiasi Masyarakat Tembakau Indonesia, Budidoyo mengaku kalau produksi tembakau tahun ini terancam bakal alami penurunan. Tak optimalnya produksi karena faktor cuaca hujan yang masih terus berlangsung di hampir seluruh daerah. Intensitas curah hujan diperkirakan bakal terus terjadi hingga Juni bakal mempengaruhi produksi tembakau karena penanaman dan panen hanya bisa maksimal dilakukan saat musim kemarau.
“Selama ini ada dua jenis tembakau yang memiliki periode tanam berbeda. Tembakau untuk jenis cerutu ditanam pada musim kemarau menghadapi musim penghujan, sedangkan tembakau untuk jenis rokok ditanam pada musim hujan menuju musim kemarau,” katanya.
Menurutnya, produksi tembakau sempat mengalami hambatan karena curah hujan tergolong tinggi. Curah hujan tinggi pada awal masa tanam, kata dia, menyebabkan produksi tembakau cenderung stagnan dari tahun sebelumnya sebesar 186.000 ton.”Ketika musim panen dan ternyata basah itu malapetaka buat kita. Kalau untuk pertumbuhan memasuki panen itu harus kering,” katanya.
Meski demikian, masa tanam tembakau musim penghujan tidak boleh terlalu basah. Adapun, panen tembakau selama 3-4 bulan itu paling baik dilakukan pada musim kemarau.
Ia berharap musim penghujan tahun ini dan kemarau bisa merata sehingga ada kepastian tanam dan panen untuk tembakau. Dengan begitu, lanjutnya, produktivitas tembakau bisa meningkat sehingga mendorong produksi. [rac]

Tags: