Terkendala Pergeseran Musim, Bulog Hanya Serap 478 Ton Beras

10-beras-bulogSurabaya, Bhirawa
Perum Bulog Divisi Regional Jawa Timur mencatat kinerja pengadaan beras terkendala pergeseran musim tanam, sehingga antara Januari-Mei 2014 hanya menyerap 478.894 ton beras, padahal idealnya580 ribu ton.
“Angka tersebut setara dengan 44 persen dari total target pengadaan beras yang mencapai 1,1 juta ton selama 2014,” kata Kepala Bulog Divre Jatim Rusdianto di Surabaya, Selasa (3/6).
Berdasarkan hitungannya hingga Mei lalu Bulog Jatim idealnya telah merealisasi penyerapan beras di Jatim mencapai 580.000 ton beras. Namun, ada sejumlah faktor yang mengakibatkan keterlambatan pengadaan beras itu.
“Selain pergeseran musim tanam, gangguan produksi di beberapa sentra padi di luar Jatim dan melonjaknya harga beras di tahun ini juga menjadi kendala,” ujarnya.
Untuk pergeseran musim tanam, jelas dia, pada periode tersebut terlihat di sejumlah sentra beras Jatim di antaranya Bojonegoro, Jember, dan Nganjuk. Situasi itu adalah dampak dari banjir yang terjadi pada akhir tahun lalu. “Akibatnya, panen raya musim hujan pada awal tahun ini realisasinya masih belum 100 persen. Bahkan, hingga akhir Mei pencapaian panen hanya 83 persen,” katanya.
Oleh sebab itu, optimistis dia, Bulog Jatim bisa mengejar keterlambatan pengadaan beras tersebut. Apalagi, sampai sekarang masih ada beberapa daerah yang sedang panen. “Kalau Juli mendatang, petani sudah mulai panen raya gaduh. Namun, secara hitungan produksi tanam gaduh hanya sekitar 40 persen dari total produksi sedangkan 60 persennya pada masa tanam saat musim penghujan lalu,” katanya.
Terkait gangguan produksi, tambah dia, khususnya yang terjadi di sentra beras di Jateng dan Jabar berdampak pada terserapnya produksi beras Jatim ke daerah tersebut. “Faktor lain yang menjadi penghambat pengadaan beras yakni peningkatan harga beras,” katanya.
Rata-rata harga gabah kering giling (GKG) pada tahun ini, sebut dia, mencapai Rp3.565 perkilogram. Besaran tersebut delapan persen melebihi Harga Pokok Pembelian (HPP) yang di posisi Rp3.300 per kilogram. Untuk tahun lalu, rata-rata harga gabah masih Rp3.500 perkilogram atau sekitar lima persen di atas HPP. “Selain itu, harga beras juga mengalami kenaikan,” katanya.
Kini, lanjut dia, rata-rata harga beras medium mencapai Rp6.800 perkilogram sedangkan tahun lalu masih sebesar Rp6.750 perkilogram. Padahal HPP beras yang ditetapkan masih tetap sama atau mencapai Rp6.600 perkilogram. [ma.ant]

Tags: