Terkikis Jaman. Pemandian Wendit Kabupaten Malang Tinggal Kenangan

Pemandian Wendit di Desa Mangliawan, Kec Pakis, Kab Malang, yang kini pengunjungnya turun. [cahyono/Bhirawa]

Kab Malang, Bhirawa
Wisata legenda Pemandian Wendit di Desa Mangliawan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang kini hanya kenangan. Sebab, Pemandian Wendit sebelumnya mengalami masa kejayaan dan menjadi favorit bagi masyarakat Malang Raya, dan bahkan tidak sedikit wisatawan asing pun juga sering datang di tempat Pemandian Wendit tersebut, namun kini tempat wisata itu sepi pengunjung.

Hal itu disebabkan, banyak pilihan tempat wisata baru di wilayah Malang Raya ini, sehingga wisata legenda Pemandian Wendit terkikis dengan jaman. Meski pengunjungnya turun, kata Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto, Selasa (23/3), kepada wartawan, tapi Pemandian Wendit masih tetap menjadi tempat upacara adat masyarakat Tengger dari lereng Gunung Bromo, atau masyarakat Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, sebelum mereka menggelar Hari Raya Kasodo.

“Karena ada salah satu sumber air yang berada di kawasan Wisata Wendit dipercaya sebagai air suci bagi masyarakat Tengger. Sehingga setiap tahun masyarakat tersebut selalu menggelar acara ritual,” jelasnya.

Selain itu, Didik melanjutkan, dulu masyarakat Malang Raya jika Hari Raya Idul Fitri, kalau tidak ke Pemandian Wendit beranggapan belum sempurna rasanya. Dan saya dulu sampai berjalan kaki ke jika ke Pemandian Wendit. Karena saat Lebaran, pengelola selama dua bulan penuh menggelar acara  orkes atau dangdutan, serta pasar malam. Namun, saat ini kondisinya justru terbalik, selain sepi, kondisi air Kali Wendit yang dulunya dijadikan jalur perahu wisata sekarang sangat memprihatinkan, dan terjadi sedimentasi, sehingga Kali Wendit nyaris tinggal cerita. 

“Untuk itu, agar Pemandian Wendit bisa kembali dikunjungi banyak wisatawan, maka dirinya sangat berterima kasih kepada masyarakat Desa Mangliawan yang mana telah melakukan gerakan bersih-bersih Kali Wendit,” ujarnya.

Oleh karena itu, kata Didik, dirinya berharap agar masyarakat bersama- sama  mengembalikan kejayaan Kali Wendit dengan potensi seperti dulu. Sehingga hal itu harus menjadi tekad bersama, karena Pemandian Wendit mempunyai nilai sejarah dan histori yang panjang, sehingga tidak hanya menjadi cerita. Dan dirinya juga meminta kepada pengelola Pemandian Wendit agar membuat terobosan-terobosan baru dan inovatif dalam mengembangkan wisata Pemandian Wendit. Serta juga harus menjaga budaya, karena umat Hindu saat merayakan Hari Raya Kasodo, selalu mengawalinya dari Pemandian Wendit dengan melakukan ritual.

Dia menegaskan, dirinya juga sudah meminta kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Malang untuk berkolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (KLH) dan Perumda Tirta Kanjuruhan, sehingga harus disingkronkan dengan program yang ada. Dan kemudian Pemerintah Desa Mangliawan juga harus berani memberikan penyertaan modal kepada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)untuk mengelolanya. “Kami optimis Kali Wendit dan Pemandian Wendit akan kembali menjadi wisata primadona masyarakat Malang Raya dan kembali kaya, sehingga tidak hanya menjadi cerita bagian dari sejarah,” tandas dia. [cyn]

Tags: