Terminal Petikemas Teluk Lamong Mulai Beroperasi

Direktur Utama Pelindo III Djarwo Surjanto (dua dari kanan) didampingi  Direktur Keuangan dan SDM PT Terminal Teluk Lamong Harijana, Direktur Operasional dan Teknik PT Terminal Teluk Lamong Agung Kresno Sarwono, Direktur PT Maskapai Pelayaran Pulau Laut Hamdan Yasin dan Kabid Laka Otoritas Pelabuhan Tanjung Perak Denny Robertus saat menyaksikan pembongkaran pertama kontainer  di Terminal Teluk Lamong, Rabu (12/11).

Direktur Utama Pelindo III Djarwo Surjanto (dua dari kanan) didampingi Direktur Keuangan dan SDM PT Terminal Teluk Lamong Harijana, Direktur Operasional dan Teknik PT Terminal Teluk Lamong Agung Kresno Sarwono, Direktur PT Maskapai Pelayaran Pulau Laut Hamdan Yasin dan Kabid Laka Otoritas Pelabuhan Tanjung Perak Denny Robertus saat menyaksikan pembongkaran pertama kontainer di Terminal Teluk Lamong, Rabu (12/11).

Surabaya, Bhirawa
Terminal petikemas Teluk Lamong resmi beroperasi secara komersial mulai saat ini dengan melakukan kegiatan perdananya membongkar muat kontainer dari Kapal Intan Daya empat milik maskapai pelayaran PT Pulau Laut.
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III (Persero), Djarwo Surjanto menjelaskan, terminal petikemas itu dibangun oleh perusahaannya dengan investasi senilai Rp2 triliun. Untuk mengoperasikannya pihaknya membutuhkan waktu satu pekan dari pengajuan. “Khususnya izin untuk melakukan operasional bongkar muat sudah keluar,” kata Djarwo, di Surabaya, Rabu (12/11).
Ia menyatakan, proses pembangunan terminal petikemas dengan konsep ramah lingkungan itu diawali sejak pertengahan 2010. Dengan begitu, seluruh aktivitas di terminal tersebut seperti kegiatan bongkar muatnya menggunakan listrik. “Bahkan truk pengangkut, semua harus berbahan bakar gas. Karena, kami ingin menciptakan terminal bongkar muat dunia yang ramah lingkungan,” katanya.
Sementara itu, Direktur Operasi dan Teknik Terminal Teluk Lamong Surabaya, Agung Kresno Sarwono, meyakini, pada masa mendatang Terminal Teluk Lamong (TTL) akan terus berbenah dengan melakukan evaluasi rutin dari proses bongkar muat. Pada kegiatan komersial perdananya ini, TTL melakukan bongkar muat satu unit kapal dengan panjang 98 meter berkapasitas 290 TEUs. “Dari 290 kontainer kapasitas Kapal Intan Daya 4 itu, 156 boks petikemas sudah kami bongkar dan muat sebanyak 134 boks,” katanya.
Hingga akhir tahun 2014, sebut dia, ditargetkan ada enam kapal yang menggunakan jasa bongkar muat Terminal Teluk Lamong. Bahkan, kapal milik Freeport juga siap melakukan bongkar muat di Terminal Teluk Lamong.
“Untuk tarif, kami mengenakan tarif handling charge per boks Rp601 ribu. Dengan biaya penumpukan di lapangan penumpukan kami kenakan biaya per hari Rp25 ribu tapi untuk lima hari pertama kami hitung satu,” katanya.
Ia melanjutkan, hari ini Terminal Teluk Lamong juga melakukan proses bongkar muat dengan menggunakan mesin-mesin canggih yang diimpor khusus dari Finlandia. Alat-alat berat tersebut di antaranya Automatic Stacking Crane (ASC), Ship To Shore Cran (STSC), dan Automatic Terminal Trailer (ATT). [ma,ant]

Tags: