Terminal Teluk Lamong Tambah Alat Bongkar Otomatis

Terminal Teluk siap menambah 20 unit alat bongkar muat otomatis/Automotive Terminal Trailer (ATT)

Terminal Teluk siap menambah 20 unit alat bongkar muat otomatis/Automotive Terminal Trailer (ATT)

Surabaya, Bhirawa
Terminal Teluk Lamong, Surabaya, yang merupakan anak perusahaan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero), siap menambah 20 unit alat bongkar muat otomatis/Automotive Terminal Trailer (ATT) guna mendukung pemerintah menekan biaya logistik nasional.
“Kalau saat ini, kami sudah mempunyai 50 unit ATT,” kata Direktur PT Terminal Teluk Lamong, Prasetyadi, ditemui pada Uji Coba dan Serah Terima Docking System di Terminal Teluk Lamong, Surabaya, Selasa (20/1).
Mengenai investasi, ungkap dia, dengan menggunakan alat tersebut maka bisa menghemat dana perusahaan. Untuk satu unit ATT mencapai 230 ribu dolar Amerika Serikat dan Docking System-nya bisa senilai 100 ribu dolar AS. “Kalau dibandingkan dengan alat bongkar muat sebelumnya bisa mengeluarkan dana 3 juta dolar AS per unit. Dengan ini kami bisa saving lebih besar,” ujarnya.
Ia menjelaskan, perseroan juga menguji coba Docking System dengan menggunakan kabel sensor yang ditanam di bawah tanah sepanjang 600 meter. Melalui fasilitas sensor itu maka pengendara ATT pada jarak tertentu tidak perlu menggerakkan kemudinya.
“Penerapan Docking System kami yang bekerja sama dengan perusahaan teknik handling dan logistik asal Prancis, Gaussin Manugistique merupakan pertama di dunia,” katanya.
Di sisi lain, Direktur Utama PT Pelindo III (Persero), Djarwo Surjanto, menyatakan, upaya menghadirkan 50 unit ATT Lift Diesel sekaligus Docking System tersebut adalah tindak lanjut kerja sama Pelindo III dengan Gaussin melalui Joint Venture tersendiri. “Saat ini peralatan itu telah beroperasi di Terminal Teluk Lamong, Surabaya. Bahkan sudah ada 50 sopir ATT yang siap menjalankan alat itu,” katanya.
Ia optimistis, jalinan kerja sama di antara dua pemain besar kepelabuhanan itu dapat mengantisipasi kebutuhan otomatisasi kerja operasional logistik dan infrastruktur yang diperlukan untuk mendorong perekonomian. Joint venture otomatisasi pelabuhan di antara keduanya juga untuk perakitan, komersialisasi, pemasaran, distribusi alat di TTL yang salah satunya berupa ATT dan docking system. “Kerja sama tersebut membuat Terminal Teluk Lamong menjadi awal dari pelabuhan bersistem otomatis di Indonesia,” katanya.
Kemampuan otomatisasi itu, tambah dia, sesuai untuk diterapkan pada teknologi di pelabuhan, gudang logistik, dan bandar udara. Langkah itu sangat potensial seiring komitmen pemerintah Indonesia untuk mendorong pengembangan sektor logistik di Tanah Air.
“Kami yakin melalui pengotomasan alat yang dilakukan di TTL maka waktu bongkar muat tiap satu boks cukup membutuhkan dua menit. Dengan begitu, dalam satu jam mampu bongkar-muat 30 boks,” katanya.
Pada kesempatan itu, Chief Operating Officer Gaussin Manugistique, Stephane Hecky, mengemukakan, bangga mendapat kepercayaan dari salah satu badan usaha milik negara (BUMN), Pelindo III. Pihaknya berharap melalui kerja sama itu bisa membuat sistem bongkar muat di TTL menjadi otomatis.
“Saat ini memang baru ada satu blok di mana beroperasi enam line untuk ATT dan ke depan, tiap jalur di sini akan dioperasikan fasilitas sama. Untuk otomasi alatnya, kami melengkapinya dengan sistem manajemen transportasi berupa software sehingga dapat menambah kecepatan dan keakuratan dalam proses operasional,” katanya. [ma,ant]

Tags: