Sepekan, Teror Bom Hantui Dua RS di Kota Surabaya

3-teror bomSurabaya, Bhirawa
Selama sepekan ini ternyata  ada  dua Rumah Sakit (RS) di Surabaya yang menerima terror bom. Dua rumah sakit itu adalah yakni RS Mitra Keluarga dan RSAL. Terbaru, Kamis (30/7) kemarin, rumah sakit milik TNI Angkatan Laut (RSAL) dr Ramelan di Jalan A Yani, mendapat teror bom tersebut.
Namun sayangnya berdalih simulasi, petugas keamanan melarang wartawan meliput jalannya penyisiran oleh tim penjinak bom dari Kopaska (Komando Pasukan Katak). Sebelum penyisiran dimulai, pengumuman simulasi teror bom disampaikan melalui pengeras suara agar pasien dan pengunjung RSAL tidak panik.
Terkuaknya teror ini bukanlah sebuah simulasi, terlihat dari kedatangan tim Kopaska. Namun, penangganan teror bom di RSAL sangatlah telat, sebab tim Kopaska baru melakukan penyisiran pagi hingga siang kemarin. Nampak juga sejumlah Polisi berpakaian preman yang sedang berada di lokasi.
Pantauan Bhirawa, puluhan anggota Kopaska lengkap dengan peralatan penjinak bom disebar menyisir semua sudut di area RSAL. Sayang, wartawan dilarang meliput jalannya penyisiran dan hanya bisa mengambil gambar dari luar. Begitu penyisiran usai, wartawan baru diperbolehkan masuk untuk mendapatkan keterangan dari Karumkit AL dr Ramelan Surabaya Laksamana Pertama TNI dr IDG Nalendra.
Teror ini diketahui dari facsimilie ancaman bom yang diterima RSAL, serupa dengan yang diterima RS Mitra Keluarga. Surat elektronik itu dikirim dari nomor 081332327788, tertanggal 29/07/2015, pukul 16.14 WIB dengan pengirim Hondi. Isinya, “INFORMASI: bom akan meledak di beberapa titik kawasan rumah sakit. Semua pasien harap segera diamankan”.
Karumkit AL dr Ramelan  Laksamana Pertama TNI dr IDG Nalendra membenarkan adanya facsimile berisikan teror bom di RSAL. Mengetahui hal tersebut, pihaknya melaporkan ke Pangarmatim, dan langsung memerintahkan untuk melakukan penyisiran semua titik di area RSAL.
“Selain koordinasi dengan pihak kepolisian, kami juga menurunkan Satpaska (satuan pasukan katak) yang memang handal di bidang bahan peledak. Hasilnya tidak ditemukan apa-apa,” katanya, Kamis (30/7).
Nalendra menambahkan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian untuk menelusuri siapa pengirim teror bom tersebut. Ia mengaku tidak menurunkan tim dari TNI untuk membantu kepolisian mencari siapa pengirim facsimile yang meresahkan itu. “Kami serahkan itu kepada rekan kepolisian,” tegasnya.
Sementara itu, terkait kejadian ini Polda Jawa Timur menerjunkan tim intelijen untuk mencari penebar teror bom yang dikirimkan melalaui facsimile ke sejumlah rumah sakit di Surabaya. Anggota juga diturunkan untuk melakukan penjagaan di sejumlah tempat pelayanan publik.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol RP Argo Yuwono mengatakan, pihaknya langsung mengambil langkah begitu menerima informasi teror bom di RS Mitra Keluarga, RSAL dr Ramelan, dan RS Haji Surabaya. Menurutnya, kendati terkesan iseng, teror tersebut sudah masuk ranah pidana. “Isu tersebut meresahkan masyarakat dan membuat takut,” ungkapnya.
Argo menjelaskan, Polda telah menerjunkan tim intelijen untuk menelusuri siapa sebenarnya penebar teror yang membuat resah setidaknya tiga rumah sakit di Surabaya sejak dua hari lalu itu, termasuk mencari tahu motivasi si penebar mengirimkan pesan teror bom melalui surat elektronik. “Tim intelijen kami akan mencari siapa identitas pengirim isu teror bom itu,” katanya.
Adakah kaitannya dengan kelompok-kelompok tertentu ? pria kelahiran Yogyakarta ini mengaku sampai saat ini belum menerima informasi keterkaitan si peneror dengan kelompok-kelompok tertentu. Dia juga tidak bisa menyimpulkan apakah teror tersebut hanya isen semata. “Meski iseng itu tetap masuk pidana. Masih kami selidiki,” tegas Argo.
Selain menelusuri si penebar teror, Argo menuturkan kepolisian juga menurunkan sejumlah anggota Pam Obvit dan Sabhara untuk melakukan penjagaan di sejumlah tempat pelayanan publik di Surabaya, termasuk rumah sakit yang menerima ancaman teror. Itu dilakukan untuk mencegah terjadinya kepanikan masyarakat dampak dari teror tersebut.
“Kami tempatkan anggota kami di tempat pelayanan publik agar masyarakat tidak resah dengan isu teror bom,” tandasnya. [bed]

Tags: