Terpapar Covid-19, Kantor DPRD Kota Probolinggo Dilockdown

Akibat ada anggota terpapar Covid-19 kantor DPRD kota Probolinggo dilockdown. [wiwit agus pribadi]

Kota Probolinggo, Bhirawa
Pimpinan DPRD Kota Probolinggo memutuskan melockdown kantornya selama dua pekan. Keputusan ini diambil pasca dua orang di lingkungan legislatif itu terkonfirmasi positif covid19. Suasana di kantor DPRD Kota Probolinggo, yang terletak di Jalan Suroyo nomor 27lengang dan sepi. Hanya ada beberapa petugas kebersihan dan satpam saja yang masih beraktifitas. Tak ada pegawai atau anggota dewan yang menampakkan batang hidungnya. Hari ini pula kantor DPRD di stirilisasi.
Para pegawai dan anggota merumahkan diri dan menjalani karantina mandiri sembil menunggu hasil tes swab yang dilakukan secara massal pada Senin kemarin. Hal ini untuk memastikan apakah tertular virus corona atau tidak, dari rekannya yang sudah terkonfirmasi positif. “Sampai 3 Agustus, tidak ada kegiatan. Semua kegiatan kami lakukan dari rumah, kegiatan dewan juga tidak ada, tidak ada kegiatan sidang,” terang Kabag Umum Sekretatiat Dewan setempat, Mardi Prihatini, Selasa (21/7).
Selama masa lockdown, seluruh fasilitas kantor DPRD Kota Probolinggo juga disterilisasi menggunakan disinfektan. Untuk memastikan kawasan tersebut bebas dari virus corona. “Dalam waktu dekat ini, harusnya ada rapat pembahasan fraksi. Namun, harus ditunda atau tidak dilakukan dengan tatap muka langsung,” terang mantan Kabag Humas dan Protokol itu.
Mardi Prihartini mengatakan, seluruh staf bekerja dari rumah selama dua pekan. “Ditutup sementara selama 14 hari ke depan. Seluruh staf kerja dari rumah. Ini untuk memutus mata rantai penularan Covid-19,” kata Mardi.
Ia mengatakan, penutupan dilakukan setelah seorang anggota DPRD dinyatakan reaktif rapid test dan seorang sopir anggota DPRD yang dinyatakan positif Covid-19. Selain itu, beredar kabar tentang seorang anggota DPRD Kota Probolinggo yang dinyatakan positif Covid-19.
Ketua DPRD Kota Probolinggo Abdul Mujib membenarkan terdapat seorang anggota dewan yang dinyatakan reaktif rapid test Covid-19. “Tentang adanya satu anggota dewan yang reaktif saat rapid test, memang benar,” kata Mujib.
Saat ditanya mengenai kabar seorang anggota DPRD Kota Probolinggo yang dinyatakan positif Covid-19, Mujib enggan menjawab. “Memang tempo hari ada sopir yang positif Covid-19. Mengenai informasi satu anggota DPRD yang terkonfirmasi positif ini, belum bisa saya ungkap,” kata Mujib. Mujib mengaku telah menerima surat dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Probolinggo untuk memutus rantai penyebaran corona di Kantor DPRD.
Salah satu cara dengan melakukan tes swab terhadap seluruh anggota dewan dan pegawai di Kantor DPRD Kota Probolinggo. Seluruh anggota DPRD Kota Probolinggo telah menjalani tes swab di ruangan Komisi III pada Senin siang, ungkapnya.
“Yang boleh saya publikasikan, mengenai penanganan dan pencegahan penularan. Nanti kalau hasil tes swabnya keluar, kita kabari,” kata dia. Mujib mengatakan, seluruh ruangan akan disemprot cairan disinfektan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Meski ditutup, kegiatan anggota DPRD Kota Probolinggo tetap berjalan seperti biasa. “Kalau kegiatan DPRD tetap jalan, seperti pembahasan-pembahasan dan agenda lain. Kan bisa melalui grup WhatsApp. Hanya memang saya minta seluruh ruangan untuk disterilkan dulu,” tandas Mujib.
Tak hanya di kantor DPRD, di Pemkot Probolinggo juga tersiar kabar ada dua pejabat Pemkot terkonfirmasi covid 19. Karenanya, Pemkot pada Selasa (21/7) melakukan rapid test besar-besaran kepada seluruh pegawainya.
Namun, kabar tak menyenangkan tersebut dibantah oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Probolinggo. Yang dibenarkan, kabar tentang rencana Pemkot akan menggelar rapid test. Hal tersebut diungkap juru bicara GTPP, dr Abraar HS Kuddah.
Menurutnya, informasi empat pejabat terpapar virus corona, tidak benar. Disebutkan, tidak ada satupun, baik pejabat dan ASN lainnya yang terpapar virus Corona. Meski dibantah, namun ia membenarkan, kalau ada 4 pejabat di lingkungan Pemkot, yang hasil rapid tesnya reaktif. Namun, tiga dari 4 pejabat setelah menjalani test swab, hasilnya negatif.
Sedang hasil swab dari satu pejabat tersebut, belum keluar alias belum diterima. Karenanya, dr Abraar belum bisa menjelaskan status dari satu pejabat itu, apakah terkonfirmasi Covid-19 atau tidak. “Kami semua berharap semuanya negatif. Kalau soal kapan hasil swabnya keluar, kami tidak tahu,” ujarnya.
Saat ditanya, siapa anggota DPRD yang positif Covid-19, Plt dirut RSUD dr Mohammad Saleh ini, lagi-lagi mengatakan, tidak tahu. Untuk urusan itu, dr Abraar menyarankan bertanya langsung ke Ketua DPRD. “Tanyakan langsung saja ke Ketua Dewan pak Abdul Majid,” tambahnya. [wap]

Tags: