Terpengaruh Sosok, Pemilih Pemula Jadi Lumbung Suara

Surabaya, Bhirawa
Sosok atau figure masih menjadi mesin yang efisien untuk mendongkrak prolehan suara. Partai-partai yang telah memunculkan sosok Calon Presiden dengan dukungan sosialisasi berbagai media diperkirakan bakal mendominasi perolehan suara , terutama di Jawa Timur.
Meski disebut kurang mendapatkan sosialisasi, namun pemilih pemula akan mendominasi sumbangan suara pada partai-partai yang memiliki figur populer.
Pakar politik dari Universitas Airlangga (Unair), Hariadi, melihat  trend partisipasi pemilih pemula dalam pemungutan suara mendatang akan sangat tinggi. Menurutnya jika melihat data yang muncul antara dua sampai tiga bulan lalu, antusiasme itu bergeser antara 70 hingga 90 persen. “Bahkan kecenderungan partisipasi naik di atas 70 persen sangat besar,” ungkap dia, Selasa (1/4).
Tingginya antusiasme ini, menurut dia, tidak terlepas dari sosok-sosok baru yang diidolakan. Salah satunya ialah Jokowi yang merupakan calon presiden dari PDI Perjuangan. Hal ini bisa jadi karena Jokowi selama ini sangat besar mendapat perhatian media, atau keakraban Jokowi terhadap media sosial.
“Pemilih pemula sangat akrab dengan media sosial. Dan kini mereka punya idola baru, itu akan mampu menarik antusiasme mereka terhadap pemilu,” terang dia.
Meski diidolakan, Jokowi tidak berarti mutlak mampu menyumbang suara untuk partai pengusungnya. Sebab, sejauh ini trend pemilih, khususnya bagi mereka yang pemula, masih sangat cenderung terhadap sosok.
Dengan demikian, belum tentu partai pengusung sosok yang diidolakan itu akan mendapat efek positif terhadap perolehan suara. “Saat ini, suara pemilih pemula cukup berperan besar. Jumlahnya bahkan mencapai 28 persen dari total pemilih yang ada,” ungkap dia.
Lain halnya dengan kecenderungan terhadap partai politik, menurut Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unair Aribowo, pemilih pemula justru cenderung akan merapat ke Partai Gerindra. Ini lantaran sejumlah konsep iklan partai berlambang garuda itu cukup menarik hati kalangan pemuda. Selain itu, sosok Prabowo yang tegas juga memiliki pengaruh kuat.
Menurut data dari Pusat Demokrasi dan HAM (Pusdeham) Unair, Aribowo menyebutkan kecenderungan pemilih pemula memilih Partai Gerindra mencapai 33,3 persen. Disusul oleh Golkar sebanyak 13,3 persen, PDI P dan Partai Demokrat mencapai 10 persen. Sedangkan partai yang paling kecil mampu menarik minat pemuda ialah PKB dan PKS yang jumlahnya 0 persen.
“Itu data yang disurvei sekitar tiga bulan lalu. Masih dapat bergerak, tapi trendnya tidak akan jauh dari ini,” ungkap dia. Dari survey yang dilakukannya, margin error ditaksir mencapai dua persen.
Ditanya dua partai yang nyaris tidak diperhitungan khalayak muda itu, Aribowo hanya menjawab enteng, keduanya tidak menarik.
Selain itu, sejumlah pemberitaan juga dapat mempengaruhi baik buruknya citra partai. Sementara terkait hadirnya Jokowi dalam kontestasi pilpres 2014 mendatang, Aribowo yakin tidak akan banyak merubah kecenderungan kaum muda dalam menentukan pilihannya. “Emang Jokowi itu malaikat? Sehingga langsung bisa jadi idola,” tegas dia.
Namun sinyalemen tingginya Golput dari pemilih pemula dating dari survey SSC (Surabaya Survey Centre). Dalam Surveinya SSC menyebut  tingkat partispasi pemilih pileg hanya 65 persen saja. Ini tak lain, karena minimnya pengetahuan  para pemilih pemula .
Direktur SSC Mochtar W Oetomo mengatakan tingkat partisipasi pemilih di Jatim pada Pileg 2009 mencapai 73%, dan hanya 27% pemilih saja yang tidak menggunakan hak pilihnya. Namun angka tersebut berubah jauh pada Pileg 2014.
“Menurut survey kami sampai Februari, tingkat partisipasi Pileg 2014 ini rendah, hanya 65 persen saja. Yang tidak menggunakan hak pilihnya lumayan tinggi, sekitar 35 persen,” ujarnya, Selasa (1/4).
Menurut dia, 35 persen yang tak menggunakan hak pilih didominasi oleh para pemilih pemula. Penyebab utamanya adalah minimnya pengetahuan pemilih pemula soal teknis pelaksanaan pemilu. Sementara  Pemilih dewasa dinilainya lebih memiliki pengetahuan sehingga aktif mendatangi TPS pada saat pencoblosan.
Terkait dengan perolehan suara parpol di Jatim, Mochtar menyebutkan peringkat pertama diduduki oleh PDIP. Sampai Februari lalu, perolehan suara PDIP ada di kisaran 18-19 Persen.
Peringkat kedua diraih oleh PKB yang ada di kisaran 14 persen. Sedangkan peringkat ketiga dimiliki oleh Partai Gerindra, Partai Gerindra dan Partai Golkar.   “Peringkat ketiga menjadi perebutan tiga partai itu, kisaran 10-13 persen,” sebutnya.
Dia memperkirakan, sampai Maret ini perolehan suara PDIP bisa meningkat sampai   23-25 persen. Figur Joko Widodo yang diberi mandat sebagai calon presiden membuat perolehan suara PDIP meningkat. “Untuk PKB bisa sampai 17persen,” terang Mochtar.Tam.cty
Survei Pusdeham Unair
Partai  Persen (%)
Gerindra  33,3
Golkar  13,3
PDI P  10
Demokrat  10
PPP  6,7
PAN  5,7
Nasdem  3,3
PKS  0
PKB  0
Belum tau   16,7

Tags: