Tertarik Kembangkan Ruang Simulator Keperawatan

Ruang simulator keperawatan di Holmesglen Institute Australia.

Rektor UM Surabaya Belajar ke Kampus Australia

Surabaya, Bhirawa
Pengembangan fasilitas pembelajaran di Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya terus dikembangkan. Salah satunya dengan mencontoh kelengkapan sarana belajar perguruan tinggi di Australia.
Tepatnya di TAFE Holmesglen nstitute romobongan rektorat UM Surabaya mempelajari ruang simulator untuk praktikum mahasiswa keperawatan. Ruang simulator tersebut terdapat ruang khusus untuk pasien dan ruang untuj mahasiswa melakukan observasi dn evaluasi dalam waktu bersamaan. “Laboratorium semacam ini sudah sempurna dalam menggambarkan kondisi riil pasien,” tutur Rektor UM Surabaya Sukadiono saat dihubungi berada di Melbourne, Australia, Rabu (14/2).
Sukadiono menuturkan, ruang simulator memungkinkan mahasiswa menyaksikan secara langsung tindakan medis tanpa diketahui pasien. Proses itu dilakukan baik melalui video maupun ruang kaca yang terhubung dengan ruang simulasi. Tidak hanya tindakan medis ringan, operasi pasien juga dapat dilakukan dalam ruang simulator ini sesuai dengan kasus yang diharapkan untuk dipelajari.
“Kami tertarik untuk mengembangkan fasilitas semacam ini. Kebutuhan biayanya yang diperlukan kira-kira mencapai Rp 1 milyar,” tutur mantan Direktur RS Muhammadiyah Surabaya itu.
Selain sarana prasarana, kunjungan ke Australia tersebut juga dimanfaatkan Rektor UM Surabaya untuk bekerjasama dalam hal sertifikasi bahasa dan kompetensi bagi lulusan fakultas teknik.
Mr David Saunders Executive Director International Education and Business Develpment mengungkapkan Technical and Further education (TAFE) yang ada di Australia merupakan lembaga pengelolaan pendidikan vocasional yang dijalankan dengan sinergi bersama industri serta pemerintah.
Di kampus tersebut, mahasiswa diajarkan secara langsung seperti mereka bekerja di Industri. Di akhir masa studi, mereka mendapatkan sertifikasi yang dapat digunakan untuk bekerja. Sertifikat tersebut telah memenuhi standar Australian Qualification Framework (AQF) atau semacam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
Dalam AQF terswbut terdpat 10 level kompetensi diantaraya Certificate 1 – 4, diploma, advanced diploma, associate degree, bachelor degree, bachelor honours degree, garduate certficate, graduate diploma, masters degree dan doctoral degree. “Program riset yang dijalankan di Holmesglen juga dilakukan sebagai riset kolaborasi antara industri,” tutur David.
Selain TAFE Holmesglen, kerjasama juga dilakukan dengan Victoria University bersama dengan 19 Perguruan Tinggi Muhammadiyah di Indonesia. Dalam kerjasama tersebut, sejumlah program disepakati antara lain, pengembangan SDM, riset kolaboratif dan publikasi internasional. [tam]

Tags: