Terus Ada Inovasi, Kerapan Sapi Bisa Bangkitkan Ekonomi Kreatif

Rangkaian kegiatan Kerapan Sapi sudah dimulai Minggu (27/8) kemarin, mulai dari ex kawedanan serentak seluruh kabupaten di Madura.

Madura, Bhirawa
Di era sekarang ini, penyelenggaraan kegiatan kerapan sapi diharapkan bisa ikut mengangkat ekonomi kreatif yang saat ini sedang dikembangkan di Madura. Kuncinya,  penyelenggaraan kerapan sapi setiap tahun harus selalu ada inovasi.
“Kalau dulu kerapan sapi dianggap membosankan, tetapi dengan adanya inovasi tersebut, minat utk menonton kerapan sapi bisa terangkat kembali,” kata Kepala Badan Perwakilan Wilayah (Beperwil) IV di Pamekasan Dr H IG NG Indra  S Ranuh, SH, CN MSi.  Inovasi yang dimaksud, jelas Indra misalnya selalu ada pengurangan waktu untuk start.
“Dulu bisa satu dua jam tetapi sekarang, waktu start tinggal 10 menit, sehingga klo sdh sampai 10 menit, sapi harus lari,” jelas Indra.
Menurut Indra, pembenahan lain yang perlu dilakukan adalah menyangkut layanan publik, misalnya penyediaan sarana MCK,  sarana tempat Ibadah perlu ditingkatkan.
“Kita buat para pengunjung senyaman mungkin saat melihat event ini,” kata Indra. Selain terus melakukan inovasi dan pembenahan, pihaknya juga mengingatkan tentang  penyelengaraan Kerapan Sapi yang harus bebas dari kekerasan terhadap hewan.
“”Sesuai  Instruksi Gub Jawa Timur nomor 1 Tahun 2012, unsur2 kekerasan yg menyakiti sapi secra bertahap sdh berkurang,” jelas pejabat berdarah Bali – Pamekasan ini.
Menurut Indra, kerapan sapi yang merupakan budaya lokal Madura memiliki arti hitoris yg panjang dan turun temurun, sehingga sampai hari ini penyelenggaraan kerapan sapi tetap dilaksanakan. Penyelenggaraan kerapan sapi melalui beberapa tingkatan, dimulai dari tingkat ex kawedanan, tingkat kabupaten dan sebagai puncaknya adalah tingkat ex karesidenan yang sekarang nomenklaturnya menjadi Baperwil Pamekasan yang akan memperebutkan Piala bergilir Presiden RI.
Pada tahun 2017, rangkaian kegiatan Kerapan Sapi udah dimulai Minggu (27/8) kemarin, mulai dari ex Kawedanan serentak seluruh kabupaten di Madura. Untuk Bangkalan diselenggarakan di ex kawedanan Tanah Merah yg diikuti oleh 24 pasang sapi, Sampang di ex kawedanan Torjun diikuti oleh  6 pasang sapi, Pamekasan di ex kawedanan Waru diikuti 5 pasang sapi dan Sumenep di ex kawedanan Bluto diikuti oleh 22 pasang sapi.
Sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan dan disepakati 4 kabupaten se Madura, pelaksanaan kerapan sapi tingkat ex kawedanan akan berlanjut setiap minggu, sehingga pelaksanaannya akan berakhir tanggal 1 Oktober 2017, dan dilanjutkan pada tingkat kabupaten yang rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober 2017 secara serentak. Hal ini dimaksudkan agar tdk sapi di luar kabupaten yg ikut kabupaten lainnya. Grand final kerapan sapi akan dilaksanakan tanggal 29 Oktober 2017 bertempat di stadion R. Soenarto Hadiwidjojo Pamekasan
Ketika ditanya terkait repon 4 daerah di Madura, Indra menjelaskan respon bupati KDH se Madura dan jajarannya terutama dari Dinas Koperasi/ Diperindag/Pariwisata sangat antusias menyambut festifal tahun ini.
“Karena goal-nya nanti saya mau menyinergikan semua potensi yang ada di Madura dan saya sampaikan, kalau kita mau berhasil harus bersama-sama  kita kerjakan denga lebih terencana, action plan yang jelas, output dan out come jelas,” jelansya.
Sebagai awal bentuk komitmen semua kepala Daerah nanti pihaknya akan membuat kerjasama antar daerah untuk pembangunan ekonomi dan budaya, sekaligus menyinergikan obyek wisata dan acara budaya ke dalam kalender pariwisata di jatim dan nasional. [why]

Tags: