Terus Berusaha Sekolahkan Anak Tak Mampu Hingga 86 Orang

Dulyakin

Dulyakin
Karena kondisi orangtuanya yang sangat tidak mampu, sehingga kesulitan dalam menempuh belajar di bangku sekolah maupun di bangku kuliah. Dari pengalaman itulah akhirnya sosok Dulyakin (55) terpanggil untuk membuat orang lain pintar, harus sekolah setinggi mungkin, sehingga mereka bisa sejahtera agar tidak seperti yang dialaminya.
Makanya, sejak 2010 Dulyakin berkeinginan generasi muda bisa menjadi pintar dan bisa meraih cita – citanya setinggi mungkin. Solusinya dengan mendirikan Yayasan Sabilillah Annahdliyah Sidoarjo. Kini Dulyakkin sudah berhasil mengantarkan para generasi muda hingga bangku kuliah sudah sebanyak 34 orang. Tingkat Balita/PAUD/SD sebanyak 26 anak, setingkat SMP/SMA sebanyak 26 anak.
Ketika ditanya mengapa melakukan hal ini? Dulyakin menjawab, karena diriya juga berasal dari keluarga yang tak mampu. Sejak kelas V SD hingga SMP ikut orang, tinggal bersama dan membantu orang yang mengasuhnya. ”Saya SMA di Surabaya berjualan koran, es dan lainnya di terminal,” kenang Dulyakin, pada Minggu (26/4) kemarin.
Makanya saya ingin orang – orang di sekitar ini mempunyai keterampilan dan keahlian. ”Saya senang jika mereka bisa hidup sejahtera dan mandiri. Agar masa depannya lebih baik dan sejahtera tidak seperti yang saya alami dulu,” kata Abah Yakin–sapaan akrabnya.
Abah Yakin menjelaskan, kegiatan ini sudah dilakukan dan hingga kini ada 34 orang yang tengah belajar di bangku kuliah, dan 13 orang yang sudah lulus dari Perguruan Tinggi (PT) di Jawa Timur. Diantaranya Politeknik NSC Surabaya, Universitas Sunan Giri Surabaya, STIE Mahardika, Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo, STIKES Widya Cipta Husada Malang dan lainnya.
“Mereka, mulai dari biaya pendaftaran, semester, kos, kebutuhan sehari – hari hingga buku ditanggung yayasan. Jika ada program beasiswa di kampus, mereka akan mengajukan. Ada juga yang mendapatkan beasiswa Bidik Misi,” ungkap pria yang pernah mengikuti Workshop Arah Baru Pembangunan Sosial 2020 – 2024, yang dihelat Pusat Penelitian dan Pengembangan Kementerian Sosial Republik Indonesia di Ballroom Redtop Hotel and Convention Center Jakarta ini.
Untuk pembiayaan Program Yayasan, itu bersumber dari sumbangan para donatur dan para pengurus yayasan serta Usaha Ekonomi Produktif (UEP). Antara lain bidang peternakan sapi, pengasapan ikan mujair dan pengembangan alumunium dan galfalum. ”Alhamdulillah, penghasilan dari UEP itu bisa digunakan untuk pembiayaan program – program yayasan. Salah satunya membiayai kuliah mereka,” ujar pria yang sehari-harinya disibukkan mengajar di beberapa sekolah dan STIE Mahardika itu.
Bagi mereka yang sudah menyelesaikan pendidikan hingga S1 atau sarjana dan bekerja, biasanya mereka memberi sumbangan kepada yayasan semampunya. ”Padahal saya tidak mewajibkan itu. Jika menyumbang ya syukur, jika tidak pun tidak apa – apa. Tapi saya selalu berpesan kepada mereka. Kalau bisa, mereka turut berjuang di bidang sosial,” pesan Abah Yakin. [ach]

Tags: