Terus Lakukan Pembangunan Infrastruktur Jalan

Kepala Bidang Bina Teknik Dinas PU Bina Marga Prov. Jatim, Martin Ma’ruf (kanan), Staf Ahli Gubernur bidang Ekonomi dan Pembangunan Prov Jatim dan Ketua LPJKP Jatim, Gentur Prihantono (tengah), dan Direktur PT Jatim Grha Utama, Moch Rudiansyah (kiri) menjadi pembicara dalam Forum Diskusi Jurnalis Surabaya “Merealisasi Pembangunan Infastruktur demi Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi di Jatim”. [achmad tauriq]

Pertumbuhan Kendaraan 1:12
Surabaya, Bhirawa
Pemprov  Jatim terus membangun infrastruktur jalan, baik itu jalan trans nasional, jalan nasional maupun jalan provinsi. Langkah tersebut dilakukan demi  pertumbuhan dan pemerataan ekonomi tidak saja di kota besar, melainkan juga di daerah pinggir dan pelosok.
Menurut Kepala Bidang Bina Teknik Dinas PU Bina Marga Provinsi Jatim, Ir. Martin Ma’ruf, MT saat dikonfirmasi Bhirawa, Selasa (20/6) kemarin mengungkapkan pembangunan jalan tidak  berimbang dengan laju kendaraan. Perbandingannya sangat besar 1:12, jadi setiap satu km pembangunan jalan yang dilakukan, pertumbuhan kendaraan justru sudah 12 kali.
“Ini yang menjadi kendala tingkat kemacetan tetap tinggi meski jalan terus dibangun di Jatim. Pasalnya di pulau Jawa termasuk Jatim, 90 persen arus lalu lintas barang mengandalkan transportasi  jalan. Wajar bilamana kepadatan jalan di jalur jalan nasional ataupun provinsi sangat tinggi,” jelasnya disela Forum Diskusi Jurnalis Surabaya dengan tema “Merealisasi Pembangunan Infastruktur demi Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi di Jatim” di Surabaya.
Martin menambahkan pertumbuhan kendaraan dari pada jalan, 1: 12, 11-12 persen tiap tahun peningkatannya.  Sementara jalan jalan nasional secara keseluruhan sepanjang 2.361,23 km, Jalan provinsi : 1.421,00 km dan Jalan kab/kota : 36.871 km. Saat ini 94 persen kondisi kemantapan untuk jalan nasional dan 90 persen dalam kondisi mantap untuk jalan provinsi.
“Kondisi kemantapan yang ada tuntutan kebutuhan masyarakat jauh lebih tinggi dari kondisi kemantapan jalan provinsi,” ujarnya.
Rencananya pemerintah berencana membangun 600 km panjang tol, terdiri Trans Java mulai dari Jkt-Bnayuwangi, non Trans Java Pandaan- Malang, Legundi-Bunder.  Sembilan ruas ajalan tol yang saat ini berjalan di jatim. Dari 600 km sudah beroperasi 130 km, 40 persen jalan Trans Java ada di Jatim.
Sementara menurut Staf Ahli Gubernur bidang Ekonomi dan Pembangunan Prov Jatim dan Ketua LPJKP Jatim, Dr Ir Gentur Prihantono, MT menegaskan tidak ada jalan yang diam, sekarang semua sudah terbebani dan sangat berat sehingga cepat rusak.
“Paling berat beban ada di jalan nasional. Dimana jalan nasional menjadi tumpuan alat transportasi utama di pulau Jawa mulai Jakarta sampai Banyuwangi. Bisa dilihat bagaimana beban jalur pantura di Tuban, tidak pernah sepi dari muatan truk dengan tonase besar,” terang Gentur.
Diakui Gentur pembangunan jalan harus diiringi dengan perawatan yang memadai. Bila tidak, justru menjadi penyebab utama kemacetan dan kecelakaan. Soal pembangunan Jalan Lintas Selatan dan Utara, pemerintah harus memiliki skala prioritas mana yang didahulukan dan jalan pendukung.
“Jangan sampai pembangunan JLS dan JLU justru mengganggu konektivitas transportasi yang ada. Saat ini pembangunan JLS belum tuntas, demikianhalnya dengan JLU,” katanya.
Disinggung tentang kondisi jalan yang ada saat ini, banyak jalan nasional, jalan provinsi ataupun kabupaten yang kondisinya rusak karena perawatan minim. Sementara pembangunan jalan di kota tujuannya mengatasi kemacetan, malah sebaliknya justru ada kemacetan baru.
“Contoh saja disekitar jalan MERR kini justru kondisinya sangat macet karena di sepanjang jalan banyak berdiri usaha yang seharusnya tidak disitu. Dengan adanya keramaian baruy, dipastikan jalan akan makin macet karena bertumpuk. Ini menjadi PR bagi Walikota dalam upaya mengurai kemacetan di Kota Surabaya,” tandasnya. [riq]

Tags: