Tetap Optimistis Jatim Juara Umum PON Papua

Cabor Dikurangi, Jatim Kehilangan 36 Emas
Malang, Bhirawa
Tidak dipertandingkannya 13 cabang olahraga (cabor) di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2020 menjadi kerugian besar bagi Jatim karena dipastikan Jatim kehilangan 36 emas. Namun Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa tetap optimis Jatim bisa merebut juara umum PON di bumi cendrawasi.
13 cabor yang bakal tidak dilombakan di PON yakni balap sepeda, ski air, brigde, woodball, gateball, golf, soft tenis, tenis meja, dansa, pentaque, bowling dan arum jeram. Beberapa cabor tersebut adalah andalan Jatim dan sudah menjalani Puslatda jangka panjang. Bahkan bowling menyumbangkan empat emas buat kontingen Indonesia dalam SEA Games 2019 di Pilipina yang baru saja berakhir.
Menurut Gubernur Khofifah, adanya pengurangan cabor sangat berpotensi mengurangi medali emas Jatim hingga 36 medali. Dengan pengurangan ini, Khofifah mengakui Jatim mengalami kehilangan peluang emas cukup signifikan tetapi Jatim tetap optimis punya peluang besar untuk menjadi juara umum.
“Di PON XX, ada beberapa cabor yang tidak dipertandingakan. Dengan kondisi ini, Jatim relatif kehilangan 36 emas. Tapi saya sudah tanya Ketua KONI Pak Erlangga, insyaallah kami tetap optimistis Jatim tetap berpeluang menjadi juara umum PON XX,” tegas Khofifah saat menutup rangkaian pelatihan pembinaan karakter di Lapangan Dodik Belanegara Rindam V/Brawijaya, Malang, Minggu (15/12).
Pada penutupan pembinaan karakter yang diikuti 400 atlet dan pelatih Jatim tahap dua Khofifah menjelaskan tujuan kegiatan ini adalah untuk menyiapkan mental mereka sebagai patriot olahraga dan bermental juara pada PON XX Tahun 2020 di Papua.
Dikatakan Khofifah pembinaan karakter pada atlet yang akan berlaga di PON ini sangat penting guna memberikan penguatan mental para atlet agar mampu memberikan yang terbaik dalam laga di PON Papua mendatang.
“Membentuk mental atlet yang tangguh itu membutuhkan proses yang panjang. Dalam pembinaan atlet dikenal empat pilar, yaitu biomedical, fisik, psikologis dan kesehatan dan gizi. Dengan digembleng di sini, harapannya bisa menjadi penguatan fisik dan psikologis,” kata Khofifah.
Agar atlet tak hanya secara fisik memiliki keunggulan, ketahanan tapi juga tahan jika suatu ketika terjadi goncangan. Dengan begitu mereka secara mental akan tengguh dan memiliki karakter juara yang kuat.
Lebih lanjut membangun mental juara menjadi hal yang penting dalam olahraga. Sebab olahraga bukan hanya menjadi sarana laga olah raga fisik melainkan juga bentuk bela negara. Lewat olahraga, lagu Indonesia Raya bisa berkumandang dan merah putih dikibarkan di penjuru dunia.
“Jika bangsa ini ingin jadi bagian yang diagungkan oleh bangsa dunia, maka olahraga merupakan salah satu sarananya. Olahraga adalah salah satu pintu masuk bela negara,” tegasnya.
Saat ini gelaran PON XX tahun 2020 di Papua masih kurang sebelas bulan. Khofifah secara khusus berpesan agar penguatan pembentukan karakter ini dilakukan secara kontinyu hingga gelaran PON diselenggarakan. Khofifah meminta agar pelatih dari Rindam V Brawijaya bisa berkeliling ke cabor-cabor untuk melakukan refreshing sampai saat dimana atlet Jatim siap berangkat berlaga di PON.
Ditemui ditempat yang sama, Ketua Umum KONI Jatim Erlangga Satriagung menjelaskan sebanyak 600 atlet yang disiapkan untuk PON 2020 di Papua. Namun yang mengikuti pelatihan dan pendidikan karakter yang terbagi dalam dua gelombang ini hanya 400 atlet.
“Karena ada yang sedang ikut kejuaraan lain, ada sebagian juga masih mengikuti SEA Games. Kami harap lewat pembinaan ini atlet kita bisa mencetak juara, dan meraih juara umum,” tegas Erlangga. [wwn]

Tags: