(Tetap) Siaga Terorisme

Densus-88 (Polri) anti-teror berhasil melumpuhkan aksi terorisme, dalam 100 menit. Bagai drama dalam film laga. Masyarakat turut berperan mengejar pelaku teror dengan menebar bom explosive rendah. Teroris memasuki kantor Kelurahan di kota Bandung, di tengah keramaian pelayanan administrasi publik. Sempat coba membakar gedung lantai atas. Dalam keadaan memanas, Polri berhasil menembak mati teroris yang membawa “bom panci.”
Walau tergolong ecek-ecek (tidak profesional), tetapi cukup meresahkan. Karena berani berlaga di tengah keramaian kota Bandung, persis di area taman Pandawa. Teroris meledakkan bom kecil (untuk menarik perhatian?). Namun masyarakat cepat merespons, mengejar pelaku. Satu teroris kabur. Seorang lagi melanjutkan melaksanakan “perintah.” Mempertegas modus. “Perintah” itu adalah: menggertak Densus-88, sekaligus coba negosiasi.
Nampaknya, kelompok teroris telah ketinggalan informasi. Bahwa saat ini masyarakat Indonesia tidak takut menghadapi terorisme. Bahkan setiap tindakan radikal, pasti akan dilawan! Itu sudah dibuktikan oleh masyarakat, pasca “konser” bom di jalan MH Thamrin, Jakarta. Serangkaian aksi anti-teror di-deklarasi-kan sejak September 2016 lalu.
Tidak takut menghadapi terorisme, terbukti. Kegaduhan di pusat kota Jakarta, hanya berlangsung sesaat. Bahkan berselang sehari, lokasi peledakan di jalan MH Thamrin, dijadikan arena foto selfie. Sedangkan di seluruh perkampungan telah dilakukan siaga keamanan. Perangkat sosial, akan menjadi pertahanan semesta. “Pedang sosial” akan menjadi metode sistemik (dan masif) oleh masyarakat untuk mempertahankan ketenangan lingkungan.
Begitu pula Hampir 100% rakyat Indonesia mengutuk cara dakwah radikal. Tak terkecuali sweeping warung makan pada bulan Ramadhan. Padahal agama mentolerir penundaan puasa (boleh makan pada siang hari) untuk musafir (dalam perjalanan), dan orang sakit. Mayoritas masyarakat muslim, menolak sweeping warung makan pada siang hari. Bahkan rakyat dalam komunitas berinisiatif membentengi diri dari penyusupan gerakan dakwah radikal.
“Bom panci,” makin nge-tren di Indonesia, sejak digunakan oleh kelompok Bahrun Naim. Kelompok ini disergap di tiga tempat berjauhan. Yakni, di Bekasi (Jawa Barat), menyergap perempuan calon “pengantin.” Turut disergap pula suaminya yang sekaligus korlap (koordinator lapangan) dan dua anggota lain. Selang sehari, Densus 88 juga menyergap perempuan pembuat “bom panci” sekaligus istri kedua korlap, di Solo. Serta anggota teroris lagi di Klaten (Jawa Tengah).
Prestasi berikutnya, Densus 88 juga menangkap mahasiswa perakit bom berdaya ledak tinggi di Ngawi (Jawa Timur). Seluruhnya diduga sebagai anggota jaringan Bahrun Naim, dalang terorisme anggota ISIS yang kini berada di Syria. Walau masih mengendalikan serangkaian aksi teror di Indonesia, Bahrun, sejatinya tergolong komandan yang buruk. Mutunya jauh dibawah Santoso yang beroperasi di Poso. Lebih lagi, aksinya sekadar ecek-ecek.
Kelompok Bahrun, juga tergolong tidak cerdas. Terbukti dari gagalnya rencana peledakan pos-pos polisi serta kantor NU di Surabaya. Kelompok Surabaya di-endus lebih dini oleh Densus 88 sebelum bulan Ramadhan lalu. Tetapi Bahrun juga memiliki kelebihan dalam hal rekrutmen anggota. Yakni, mampu berceramah “cuci otak,” untuk kalangan muda (dan mahasiswa) yang kesepian.
Tetapi, dari mana datangnya dana terorisme? Ternyata tidak sulit benar. Tak terkecuali dengan cara tidak halal: merampok, dan merompak. Berdasar penjejakan PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan), beberapa pihak di Australia mengirim biaya terorisme paling besar. PPATK memberi label penerima sebagai “foreign terorisme fighter.”
Pada era tatanan informasi keuangan masa kini, kelompok teroris juga meng-update diri, menggunakan cara transaksi virtual. Antaralain sarana global gateway (pay-pal, serta bitcon). Namun cara yag paling khas, menikahi perempuan sebanyak-banyaknya untuk dijadikan agen terorisme.

                                                                                                            ——–   000   ———

Rate this article!
(Tetap) Siaga Terorisme,5 / 5 ( 1votes )
Tags: