The Alana Andalkan Sajikan Sangu Timeul

Perpaduan Sangu Timeul atau Nasi timbel dengan ayam bakar menambah menu masakan tradisional di The Alana Surabaya Hotel.

Perpaduan Sangu Timeul atau Nasi timbel dengan ayam bakar menambah menu masakan tradisional di The Alana Surabaya Hotel.

Surabaya, Bhirawa
Keberagaman pilihan kuliner membuat banyak orang tertarik untuk berwisata ke Surabaya, mulai dari pilihan makanan lokal hingga internasional pun dapat dinikmati.  Akan tetapi diantara begitu banyak pilihan makanan, masakan khas Indonesia tetap menjadi juaranya.
The Alana Surabaya salah satunya yang selalu mensajikan menu masakan Indonesia khusunya masakan daerah-daerah yang memiliki keberagaman kuliner yang mungkin bisa dinikmati tanpa harus datang ke daerahnya. Salahsatu menu daerah yang disajikan adalah Sangu Timeul atau biasa disebut Nasi Timbel yang merupakan makanan khas Jabar.
Nasi timbel atau sangu timeul, begitu masakan ini biasa di sebut di daerah asalnya, yang selalu disajikan bersama sambal terasi. “Perpaduan nasi timbel dengan ayam bakar begitu menggoda selera ditambah lagi dengan lalapan sayuran segar seperti mentimun dan daun kemangi. Selain dipadu dengan Ayam Bakar, Nasi Timbel The Alana Surabaya Hotel ini juga disajikan bersama sayur asam segar sehingga lebih terasa nikmati,” ungkap Executive Chef The Alana Surabaya-Susanto Antok, Rabu (27/8).
Ia menambahkan, sepaket Nasi Timbel dan ayam bakar bisa dinikmati di Oryza Restaurant, The Alana Surabaya Hotel, hanya dengan harga Rp 35.000 net per porsi,” katanya.
Menurut Public Relations Officer The Alana Surabaya Hotel, Halida Bahalwan mengungkapkan tujuan mensajikan menu khas Jawa Barat ini karena selama ini di hotelnya masih belum pernah mensajikan menu nasi timbel, meskipun banyak disediakan masakan tradisional lainnya di Oryza Restaurant.
“Ini varian baru dan menu masakan tradisional ditempat kami lebih dominan dan banyak disukai oleh para tamu baik para tamu lokal maupun tamu ekspatriat. Selain itu kami menyediakan Nasi Timbel ini juga untuk para tamu yang ingin menikmatinya tanpa harus ketempat asalnya yakni Jabar,” pungkasnya.
Selain itu juga untuk menarik para wisatawan menikmati kuliner tradisional yang biasanya yang datang ke hotel hanya untuk berbisnis tapi dengan menu ini mungkin mereka bisa mencoba untuk berkuliner. “Pastinya untuk menarik para tamu baik tamu lokal maupun ekspatriat terbukti saat makan siang banyak para tamu yang ingin menikmati masakan tradisional bahkan untuk makan malam pun juga sebagian tamu menginginkan masakan tradisoinal,” jelasnya. [riq]

Tags: