The Power Of Kitchen

Judul : Like water for chocolate
Penerbit : Bentang
ISBN : 978-602-2291-496-9
Tebal : vi+258 hlm; 20,5 cm
Pengarang : Laura Esquivel
Cetakan I, Agustus 2018
Peresensi : Rosy Nursita Anggraini.

Buah karya Laura Esquivel, Like water for chocolate berhasil memenangkan penghargaan bergengsi ABBY yang di berikan American Booksellers Association. Buku yang paling disukai para anggota organisasi tersebut pada tahun 1994 menyajikan pergulatan buaya Amerika Latin, feminism, politik, dan revousi yang di bingkai dalam sebuah drama keluarga.
Dalam novel ini, latar tempat yang paling sering di singgung adalah dapur. Ada apa saja di dalam dapur? Ada kisah apa saja yang mewarnai suasana dapur? Seberapa dasyat peran dapur dalam kehidupan? Kisah percintaan hampir selalu menjadi bumbu paling sedap di setiap novel. Termasuk novel Like Water For Chocolate yang sudah di terjemahkan ke dalam 35 bahasa.
Bermula dari sebuah tradisi keluarga. Setiap keluarga pasti memiliki tradisi tersendiri, yang berbeda dengan tradisi pada keluarga lain. Larangan menikah bagi putri bungsu di keluarga La Garza sudah menjadi tradisi paten, dengan alasan putri bungsu dari keluarga tersebut harus merawat orang tuanya sampai ajal menjemput. Tradisi yang sudah dianut dari kegenerasi kegenerasi ini menjadikan terputusnya hubungan asmara antara Tita dan Pedro. Tragisnya, Pedro di jodohkan Mama Elena, Ibu Tita dengan Kakaknya sendiri, Rosaura.
Dengan tidak di perkenankannya Tita menikah, gadis itu menghabiskan hari-harinya di dapur. Menyajikan masakan di setiap jadwal makan keluarga, pagi, siang, dan malam. Menjamu tamu, menerima marahan dari Mama Elena dan protes dari kakak-kakaknya. Terkadang dia juga membersihan lahan pertanian dan peternakan. Sedangkan di malam hari dia isi dengan merajut selimut. Terdengar menjemukan, tetapi dari dapurlah, dari setiap makanan dari resep leluhurlah Tita dapat memegang kendali, bahkan Tita dapat mengubah tradisi yang ada di keluarga yang telah mengakar tersebut.
Memang dari abad ke abad kekuatan hasil karya dapur tidak dapat di ragukan lagi ke hebatanya. Lalu bagaimana Tita dapat memegang kendali dari dapur? Tempat dia manangis, berkeluh kesah, tertawa, gembira, dan seluruh luapan ekpresi Tita dapat tercermin dari tiap masakan yang dia olah. Memang perasaan pemasak makanan akan mempengaruhi hasil dan cita rasa masakan yang dilolahnya. Ya. Sudah tidak dapat diragukan lagi. Dapur memang dapat mempengaruhi perut serta perasaan manusia yang memakan masakan dari dapur. Bila pemasak mengolah masakan dengan perasaan yang kacau balau maka hasil masaknnya tidak sesedap dengan masakan yang di olah dengan cinta kasih. Boleh di coba di dapur masing-masing!
Drama yang di suguhkan berdampingan dengan resep legendaris keluarga La Garza cukup membuat penasaran pembaca untuk mempraktikkannya. Serta cocok untuk para menggila eksperimen olahan dapur ala masakan Amerika khususnya.
Pengetahuan tentang memasak dan kepiawaian memasak dapat mempengaruhi masakan. Orang yang tahu dengan kedua hal tersebut akan menghasilakan masakan yang berbeda dengan orang yang tidak mengetahui tentang dua hal tersebut. “…Mama Elena berkata tegas, ‘Sebagai hidangan pertama yang dimasak Rosaura, ini tidak buruk. Kau setuju bukan, Pedro?’ Berusaha keras tidak mencela istrinya, Pedro menjadwab, ‘Tidak, untuk masakan pertamanya, ini tidak terlalu buruk.’ Tentu saja, siang itu sluruh anggota kelurga merasa mual.” (hlm 51) Rosaura memang jarang kedapur terlebih untuk memasak. Selain itu keadaan hatinya juga tidak baik.
“…’Ini makanan untuk para dewa!’ Mama Elena juga merasakan bahwa burung puyuh itu sangat lezat, tetapi tidak menyukai pujian Pedro sehingga dia menjawab, ‘Ini terlalu asin.'” (hlm 51) Menikah dengan pria yang cinta mati dengan adik ipar dari istri. Serumah. Walau Mama Elena selalu membela Rosaura, cinta Pedro pada Tita tetap tidak dapat terganti. Pun sebaliknya. “…’Apakah pernikahan itu mengubah perasaan sesungguhnya dirimu dan Pedro?’…Pedro dan kau membuat kesalahan dengan mencoba merahasiakan yang sebenarnya terjadi…'” (hlm 195)
Rumah tangga Pedro dan Rosaura masih tetap bertahan bahkan di mata masyarakat keluarga mereka terlihat baik-baik saja. Yang sebenarnya perselingkuhan mewarnai di dalam rumah megah itu. Hingga putri pasangan Rosaura dan Pedro, Esperanza lahir. Walaupun keadaan rumah tangga mereka sedemikian rupa naluri keibuan Rosaura tetaplah menyala “…yang terpenting baginya adalah putrinya dapat tumbuh besar di dalam lembaga suci ini, yaitu keluarga satu-satunya cara, menurut Rosaura, yang memberikan landasan moral kukuh.” (hlm 245)
Rosaura yang notabene kurang pandai dalam hal merawat dan memasak, harus rela membagi tugasnya dengan Tita. Sedangkan Rosaura harus tetap bersikap wajar di hadapan Tita walau api cemburu menyelimuti hati Rosaura. Berat. Tapi demi anak, sang ibu rela mengorbankan hati yang sebenarnya tersakiti.
Anak perempuan terakhir yang lahir di keluarga La Garza tidak di perkenankan untuk menikah, mereka harus merawat kedua orang tua mereka sampai akhir hayat. Jadi, para anak perempuan terakhir yang lahir di keluarga La Garza tidak harus memiliki pendidikan tinggi. Selain pandai memasak mereka cukup pandai bermain piano, menari, dan bernyani serta berdansa untuk menghibur kedua orang tua mereka, tak perlu pendidikan yang tinggi. Tetapi zaman menuju ke beradaban yang lebih maju. Berbekal pengalaman mengasuh Esperanza sejak kecil, Tita mengetahui bahwa Esperanza merupakan anak yang cerdas hingga Tita bersikukuh untuk memasukkannya ke sekolah. Walau Rosaura melarang tetapi Pedro mendukung Tita, hal itu yang membuat Rosaura marah besar. Suatu ketika Esperanza menginjak remaja, Esperanza mampu bergaul baik dengan keluarga elit, kemampuannya berkomunikasi mampu menunjukkan kecerdasan yang di miliki. Hingga suatu ketika Esperanza menikah dengan Alex yang berprofesi sebagai dokter, anak dari dokter pribadi keluarga La Garza.
“Jiwa akan selalu rindu kembali ke tempat asalnya, mengingalkan raga terkulai” (hlm 253)
Dari dapur, dari makanan yang diolah dengan keahlian dan berbumbu cinta mampu merubah tradisi keluarga yang kurang relevan, yang sudah lama turun temurun. Tapi kewajiban sebagai anak tetaplah patuh kepada orang tua. Dan menularkan tradisi yang baik pada generasi selanjutnya. Begitu pula yang dilakukan oleh Esperanza. Dia menyelamatkan resep leluhur yang telah di jaga oleh Tita yang mewariskannya kepada anaknya. Kala itu buku resep tersebut di temukan di bawah tumpukan abu yang meninggi di seluruh lahan pertanian.

———- *** ———-

Rate this article!
The Power Of Kitchen,5 / 5 ( 1votes )
Tags: