Tiada Libur Akhir Tahun

Malam tahun baru jelang 2021 sebaiknya tetap di rumah. Karena setiap libur panjang akan menimbulkan kerumunan, selalu menjadi momentum penambahan kasus positi CoViD-19. Sehingga tradisi libur panjang akhir tahun patut dicermati, dan diatur, menghindari peningkatan pandemi. Maka wajar pemerintah menetapkan memangkas libur akhir tahun (dan Natal). Serta pengganti cuti lebaran Idul Fitri 1441 Hijriyah lalu yang digeser tidak akan diganti (dihapus).

Maka suasana akhir tahun (2020) ini akan dihadapi dengan keprihatinan kenaikan CoViD-19. Tiada hura-hura di tempat rekreasi. Ke-ekonomi-an kreatif ke-wisata-an tidak dapat memetik “panen” peak-seasson (musim puncak). Tiga Kementerian (Agama, Kemenaker, dan Kemen PAN-ARB) menetapkan tiada cuti pengganti Idul Fitri lalu (semula 28 – 31 Desember 2020). Sedangkan libur akhir tahun ditetapkan tanggal 1 – 3 Januari 2021.

Terdapat hari kerja aktif diantara libur Natal (24 – 25 Desember 2020) dengan libur awal tahun baru 2021. Sehingga pekan terakhir bulan Desember (28 – 31) tetap bekerja, dengan pelaksanaan Prokes ketat. Bisa jadi, akan dilaksanakan pengetatan (cek poin) pada 28 – 31 Desember 2020, seperti pada saat musim mudik lebaran lalu. Seluruh jenis armada penumpang (umum dan pribadi) akan diperiksa, dicegah sebagai sarana libur akhir tahun.

Pengurangan libur panjang berkait pewabahan CoViD-19 yang semakin melonjak sejak pertengahan November. Berdasar sigi epidemiologi, libur panjang selalu memperburuk penularan penyakit yang sedang mewabah. Lebih lagi pandemi CoViD-19 memiliki catatan endemi “sasaran” usia, paling banyak pada dewasa (rentang 18 hingga 58 tahun). Sekaligus menjadi kalangan yang paling banyak dijumpai pada kawasan rekreasi (dan ke-wisata-an) pada saat libur panjang. Juga di setiap kerumunan (kegiatan sosial, dan tempat kuliner).

Di seluruh dunia, libur panjang akhir Desember biasa menjadi momentum rekreasi. Namun pandemi CoViD-19, juga dimulai pada bulan Desember 2019. Sejak awal tahun 2020, lembaga kesehatan dunia WHO (World Health Organization) merekomendasikan kewaspadaan terhadap virus novel-corona. Membawa gejala pneumonia dari Wuhan (Tiongkok). Saat itu masih menjangkiti 300 orang. Menyebar sampai di Jepang, Korea, dan Thailand, dari orang-orang yang bepergian ke Wuhan.

Dalam hal virus wabah global (pandemi) CoViD-19, WHO mengaku bersalah, karena tidak cepat tanggap. Dari markas WHO di Jenewa, disusulkan pernyataan, bahwa risiko yang disebabkan virus corona sangat tinggi. Risiko tinggi se-China, juga risiko pada tingkat regional, dan tinggi di tingkat global. Pernyataan resmi WHO, sebagai “perbaikan” analisis sehari sebelumnya, hanya darurat di China.

Realitanya, virus lebih cepat menular sampai lintas batas negara, dan lintas benua. Dengan penduduk sebanyak 1,4 milyar jiwa, China menjadi pasar terbesar perdagangan seluruh komoditas. Banyak perusahaan dari seluruh dunia memasok sarana transportasi (otomotif), tekstil dan produk tekstil ke China. Juga komoditas bahan pangan, sandang, dan ke-wisata-an. Sehingga perekonomian China memperngaruhi perekonomian global.

Tetapi pada tahun 2021 telah terbit pengharapan tiada pandemi CoViD-19. Walau bisa jadi, masih disarankan tetap menggunakan masker. Pemerintah telah menetakan jadwal libur nasional dan cuti bersama tahun 2021 tanpa “embel-embel” CoViD-19. Juga tidak terdapat cuti pelaksanaan hari vaksinasi virus corona. Komite Penanganan CoViD-19, memperkirakan vaksinasi nasional pada triwulan pertama tahun 2021. Disusul vaksinasi “Merah-Putih” pada pertengahan tahun 2021.

Wabah pandemi bagai akan berlalu tanpa jejak. Masyarakat bisa menjalani usaha nafkah, dan kegaiatan lain tanpa “teror” wabah. Termasuk menjalani rekreasi liburan tanpa was-was. Serta tidak mencurigai sesama manusia (terutama keluarga dan kerabat) membawa virus.

——— 000 ———

Rate this article!
Tiada Libur Akhir Tahun,5 / 5 ( 1votes )
Tags: