Tiang Penyanggah Jembatan Ambrol, Polresta Probolinggo Lakukan Buka Tutup

Kondisi penyanggah jembatan Kedungasem yang ambrol.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Kota Probolinggo, Bhirawa.
Perbaikan penyangga jembatan Kedungasem, di Jalan KH Hasan Genggong, Kecamatan Wonoasih dipastikan dimulai secepatnya. Hal ini disampaikan oleh PPK Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII Kementerian PUPR Rudi Napitupulu, saat bertemu Wali Kota Hadi Zainal Abidin dan Wawali Mochammad Soufis Subri, Sabtu (2/5) malam.
“Gambaran kasarnya mungkin kami amankan pakai rangka baja, nanti saat hujan deras diberi portal dulu,” ujar Rudi yang merupakan PPK Wilayah Pasuruan-Probolinggo saat menyambut kedatangan Wali Kota Habib Hadi dan Wawali Subri yang tiba di jembatan Kedungasem, sekira pukul 22.30. Malam itu juga nampak Kepala Dinas PUPR dan Perkim Agus Hartadi serta Camat Wonoasih Deus Nawandi.
Bagian pilar penyangga jembatan sisi tengah mengalami kerusakan. Jembatan Kedungasem sepanjang 18 meter itu dibangun sejak tahun 1978 di bawah wewenang Kementerian PUPR, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII, ujarnya.
“Kami sudah menghubungi Balai Besar sesaat setelah kerusakan ini dilaporkan oleh warga, dan malam ini pihak Balai Besar bersama timnya sudah tiba di Kota Probolinggo. Rencananya akan dipasang penyangga sementara,” ujar Habib Hadi, yang sejak mendapat laporan kerusakan jembatan sudah dua kali melihat kondisi jembatan tersebut.
Nantinya, setelah dipasang penyangga, jembatan bisa dilalui kendaraan kecil dan akan dipasang portal agar kendaraan berat seperti truk dan bus tidak melintas. “Insyaallah untuk pengerjaan penyangga jembatan membutuhkan waktu sekitar 3 minggu. Penyangga ini untuk sementara,” imbuh wali kota.
Wawali Subri yang juga ikut meninjau, menuturkan struktur pondasi jembatan untuk tumpuan tengah mengalami penurunan hingga 20 cm. Untuk perbaikan menggunakan baja, diperkirakan akan bertahan sekitar satu tahun. “Estimasi biaya untuk pembangunan baru kurang lebih membutuhkan Rp 25 M dan itu dari dana APBN,” katanya.
Kabid Bina Marga Dinas PUPR dan Perkim Kota Probolinggo, Andung menambahkan kedatangan PPK Wilayah Pasuruan-Probolinggo bersama tim ahli jembatan tadi malam untuk mengecek lokasi atau pemeriksaan awal. Sedangkan untuk pemeriksaan detail baru bisa dilaksanakan Minggu (3/5) pagi.
Rencana umum jangka pendek, lanjut Andung, penanganan jembatan adalah mempertahankan jembatan yg ada dg memasang konstruksi tiang penyangga di bagian tengah jembatan sebagai pengganti pilar yang rusak. “Kegiatan tersebut membutuhkan waktu sekitar 3 minggu. Setelah perbaikan selesai, direncanakan jembatan hanya diizinkan dilewati maksimal kendaraan roda 4 (jenis kecil), dengan pengamanan berupa pemasangan portal pada kedua ujung jembatan,” jelas Andung.
Selama proses pembangunan jembatan akses jalan akan ditutup total. Untuk mendukung kegiatan tersebut, akan dipasang pengumuman dan rambu-rambu di beberapa titik yang dianggap perlu. “Rencana selanjutnya adalah mengusulkan anggaran dr APBN untuk pembongkaran total jembatan lama dan pembangunan jembatan baru di lokasi tersebut,” ungkapnya.
Sementara itu, pengalihan arus lalu lintas langsung dilakukan sejak sore hari oleh Dinas Perhubungan Kota Probolinggo dengan Satlantas setempat. Kendaraan dari Situbondo-Banyuwangi menuju Surabaya-Malang-Jember dialihkan ke Jalan Lingkar Utara (JLU). Pertigaan Jorongan (arus dari Jember-Lumajang) menuju ke Kota Probolinggo (Jalan KH Hasan Genggong) pun sudah ditutup, dialihkan ke Jalan Prof Hamka.
Kabid Lalu Lintas Angkutan Jalan Dishub Purwantoro menjelaskan, akibat pengalihan arus ini berdampak kemacetan di titik-titik tertentu seperti Gladak Serang dan simpang empat Wonoasih. Sambil jalan akan dilakukan evaluasi bersama pihak Polres Probolinggo Kota, katanya.
Jembatan Kedungasem di Kota Probolinggo, yang ambrol. Jembatan yang berada di jalan nasional itu diketahui berusia 42 tahun. Hingga saat ini belum bisa memastikan apa sebab musabab jembatan itu ambrol. Namun yang ambrol sisi bawah jembatan bagian barat hingga material jatuh ke sungai.
Untuk semantara, jalan tersebut ditutup menggunakan alat seadanya seperti batu, kayu maupun papan. Hal itu untuk menghindari semakin ambrolnya jembatan. Warga yang hendak melewati lokasi, terpaksa harus putar balik kendaraan. Warga juga memadati areal jembatan hingga mangabadikan dengan ponsel mereka.
Diketahui, jembatan Kedungasem dibangun pada tahun 1978. Jembatan panjang 18 meter itu, merupakan penghubung antara Kota Probolinggo untuk menuju Kabupaten Lumajang. Dari prasasti yang terpasang, jembatan Kedungasem dibangun pada tahun 1978. Merupakan jembatan atas bertipe GTI, dengan konstruksi susunan batu bata dan beton baja. Jembatan trans Jawa berusia 42 tahun tersebut, belum pernah mengalami rehabilitasi besar, ungkap Andung.
Jembatan sepanjang 18 meter itu, merupakan penghubung antara Kota Probolinggo untuk menuju Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Lumajang. Dilewati oleh truk-truk bertonase besar, selain kendaraan kecil, semisal mobil dan sepeda motor. embatan ini terbilang penyambung perekonomian warga sekitar dan luar daerah.
Agar tak membahayakan, jalan tersebut ditutup menggunakan alat seadanya seperti batu, kayu, maupun papan. Hal itu untuk menghindari semakin runtuhnya badan jembatan. Selain juga meminimalisir adanya korban jiwa. Warga yang hendak melewati lokasi, terpaksa harus putar balik kendaraan.
Menurut Bripka Yeri, Dalam situasi yang urgent pihaknya melakukan pengalihan arus untuk semua kendaran, mengingat kondisi jembatan yg sudah tidak memungkinkan untuk dilewati. “Sementara untuk kendaraan besar dari arah Situbondo di alihkan ke jalan lingkar Utara, begitu juga sebaliknya, Untuk pribadi & roda 2 masih bisa masuk kota,” tambahnya.[wap]

Tags: