Tiap Bulan Liponsos Terima 60 Penderita Psikotik

Penderita PsikotikPemkot Surabaya, Bhirawa
Meski memiliki berbagai masalah terkait Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya ternyata memiliki berbagai solusi untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut.
Kepala Dinas Sosial, Supomo kepada wartawan di Bagian Humas Pemerintah Kota Surabaya Senin (25/4) mengatakan, terdapat lima (5) UPTD untuk mengatasi 27 jenis PMKS ini. Dari kelima UPTD tersebut, permasalahan terkait penderita psikotik adalah yang paling mendominasi.
Setiap bulannya UPTD Liponsos Keputih mampu menampung hingga 60 penderita psikotik. Meski dikabarkan overload, namun Dinsos terus berupaya maksimal dalam memberikan pelayanan kepada para penderita ini. Salah satunya melakukan perluasan bangunan, hingga penyediaan pengolahan air limbah (IPAL).
”Penyediaan barak untuk penderita psikotik dengan jenis kelamin perempuan telah selesai, kami juga membangun pengolahan air limbah sekarang. Pembangunan ini guna memaksimalkan penanganan penderita, dan menjaga kebersihan di liponsos setiap harinya,” tegas Supomo.
Supomo menambahkan, meskipun dengan kondisi seperti ini. Pihaknya menyakini bahwa penanganan terhadap penderita psikotik ini akan lebih maksimal jika penangan terjadi di dalam liponsos.
“Setiap harinya, kami memberikan makanan yang higienis, dan bergizi. Jika sakit, ada yang merawat, dan mengobati secara rutin. Beda jika penangan terjadi di luar. Jika penderita telah sembuh, maka langsung kami antar hingga ke depan rumah. Bukan hanya sampai di Dinsos kota/kabupaten setempat,” imbuh mantan Camat Kenjeran ini.
PMKS yang mendekati sembuh, akan diberikan pelatihan seperti membuat kerajinan perlengkapan rumah seperti keset. Nantinya, keset tersebut akan dijual dan hasilnya dibuat refreshing para pengerajin ini.
Upaya ini juga merupakan salah satu terapi, agar mereka cepat sembuh.
Selain itu, Supomo juga memberikan atensi kepada UPTD Griya Wreda. Ia menjelaskan bahwa Pemerintah Kota Surabaya berusaha menciptakan rasa nyaman dengan kualitas hotel bintang tiga di setiap kamar bagi lansia. Selain itu, pihaknya juga berupaya menggunakan pendekatan, salah satunya kerohanian, dan pendekatan berbasis masyarakat.
“Lansia yang ada di Griya Wreda setiap harinya dibimbing oleh pemuka agama sesuai agama dan kepercayaan, upaya ini untuk memberikan perasaan nyaman di hati setiap lansia. Pendekatan berbasis masyarakat, upaya memberdayakan masyarakat sekitar bagi lansia yang tidak mau dibawa ke Griya Wreda. Akhirnya, tetangga kami bimbing agar mampu merawat seperti merawat keluarga sendiri. Tenaga perawat professional juga disiapkan sebagai antisipasi jika ada lansia yang sakit. Hal ini adalah salah satu upaya, agar penanganan yang dilakukan selalu tepat sasaran,” imbuh Supomo.
Dalam kesempatan yang sama, Supomo juga memberikan kabar bahagia. Anak jalanan yang dahulu hobinya bermain game online, dan kabur dari medan hingga ke Surabaya, Sebentar lagi akan menelurkan novel bergenre fiksi misteri. Rencananya, nover tersebut akan dicetak hingga 3000 eksemplar, dan akan didistribusikan melalui gerai-gerai buku ternama.
“Rencananya, buku akan selesai sekitar 30 hari dari sekarang. Ini juga tergantung lama pencetakan buku. Bulan Juli setelah lebaran, juga ada pameran lukisan Anak Berkebutuhan Khusus binaan Dinsos di Jakarta,” imbuh Supomo. [dre]

Tags: