Tiap Hari, Pemerintah Kota Surabaya Terima Bantuan dari Warga

Petugas saat menerima bantuan dari warga berupa tissu yang dikumpulkan di Balai Kota Surabaya.

Surabaya, Bhirawa
Persoalan wabah virus Covid-19 bukan hanya urusan Pemkot Surabaya, namun ini persoalan bersama. Karenanya, pemkot mengajak semua pihak untuk bergandeng tangan melawan virus yang terbilang baru ini.
Wujud kebersamaan melawan Covid-19 sudah terlihat di Kota Surabaya. Terbukti, berbagai bantuan untuk mencegah dan menanggulangi Covid-19 ini terus berdatangan ke dapur umum di Balai Kota Surabaya.
Kepala Bagian Administrasi Kesejahteraan Masyarakat Pemkot Surabaya Imam Siswandi mengatakan, banyak bantuan berdatangan silih berganti. Mulai dari perusahaan daerah, swasta, komunitas, universitas berbondong-bondong memberi bantuan. Bahkan, tak sedikit bantuan secara personal atau perseorangan.
“Mereka memberikan bantuan-bantuan itu tanpa diminta. Malah menawarkan apa yang bisa dibantu,” kata Imam saat ditemui di Kantor Bagian Kesejahteraan Masyarakat, Kamis (2/4).
Menurut Imam, bantuan yang kerap kali diterima setiap hari yakni bahan pembuatan minuman tradisional (pokak). Yaitu jahe, kayu manis, sereh, gula merah dan kapulaga. Termasuk telur rebus. Bahkan sampai dengan kebutuhan sembako pun mendapat bantuan dari salah satu mall di Surabaya sebanyak seribu paket.
“Untuk jahe sekitar 110 kilogram, gula merah 30 kilogram. Lalu telurnya hampir setiap hari 700–1.000 kilogram. Sekitar sepekan lalu ada yang kirim telor sebanyak 7.775 kilogram. ada dari perusahaan daerah dan swasta,” kata dia.
Selain untuk bahan pokak dan telur rebus, pemkot juga kerap kali mendapatkan bantuan tandon, wastafel, tangki spayer botol hand sanitizer, alkohol, bilik sterilisasi tipe chamber, tempat sabun cair pun juga diterima Pemkot Surabaya akhir-akhir ini. Bahkan, keperluan seperti tisu yang biasa diletakkan di samping wastafel, juga banyak mendapatkan bantuan.
“Untuk tisu sekitar 500 box setiap hari. Kemudian sabun kami dapat bantuan dari pabriknya langsung. Ada juga yang memberikan kipas angin yang kami letakkan di pasar kipasnya diisi dengan air disinfektan. Jadi dengan begitu meringankan beban pemerintah kota,” ungkapnya.
Kegotong royongan masyarakat Surabaya tidak hanya sampai di situ saja. Beberapa perusahaan daerah, komunitas asal kota terbesar kedua di Indonesia ini juga ikut mengambil peran sebagai bentuk kepeduliannya dengan memberikan sejumlah donasi berupa uang tunai yang dikirimkan ke rekening milik Pemkot Surabaya.
“Nilainya bermacam-macam, ada yang memberi donasi uang Rp 10 juta bahkan ada pula salah satu perusahaan yang menyerahkan dananya sekitar Rp500 juta,” tegas dia.
Tidak hanya itu, Imam menegaskan ada pula sebagian orang yang secara personal yang memberikan donasinya tanpa menuliskan pengirimnya alias no name. Jumlahnya cukup beraneka ragam.
“Bantuan itu mulai mengalir sejak tanggal 19 Maret. Setelah saya bersurat kepada Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Surabaya,” urainya. Hari bergulir seiring bantuan kian mengalir. Imam bercerita tidak satu dua kali perusahaan menanyakan kebutuhan apa yang saat ini tengah diperlukan pemkot dalam menanggulangi wabah Covid-19.
Ia pun menjawab yang tidak kalah pentingnya untuk saat ini adalah alat pelindung diri untuk medis. Bagi dia, kebutuhan tersebut harus terus disupport lantaran dokter atau tenaga medis (nakes) adalah garda terdepan dari penanganan Covid-19 ini.
“Kemarin Korpri memberi bantuan masker N95 sekitar 400 pcs. Saya arahkan juga temasuk pemberian APD. Supaya teman-teman nakes terlindungi. Jangan sampai mereka terkena (wabah) ini, karena merekalah yang merawat masyarakat. Jadi, mari bersama-sama melawan Covid-19 ini,” pungkasnya. [iib]

Tags: